Akhiri Konflik, Eks Presiden Yaman Siap Berdialog dengan Koalisi Arab

Minggu, 03 Desember 2017 - 09:09 WIB
Akhiri Konflik, Eks Presiden Yaman Siap Berdialog dengan Koalisi Arab
Akhiri Konflik, Eks Presiden Yaman Siap Berdialog dengan Koalisi Arab
A A A
ADEN - Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan ia siap untuk membuka "halaman baru" dalam hubungan dengan koalisi pimpinan Arab Saudi. Itu akan terjadi jika koalisi Arab menghentikan serangan terhadap negaranya.

Seruan tersebut terjadi saat para pendukungnya memerangi pejuang Houthi untuk hari keempat di ibukota Sanaa. Kedua belah pihak saling menayalahkan atas keretakan yang semakin melebar. Perpecahan diantara dua sekutu itu akan mempengaruhi jalannya perang sipil di Yaman.

Bersama-sama mereka telah melawan koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada tahun 2015. Koalisi Arab ingin mengembalikan pemerintahan Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional setelah Houthi memaksanya untuk diasingkan.

Bentrokan antara pendukung Saleh dan Houthi menggarisbawahi situasi kompleks di Yaman, salah satu negara termiskin di Timur Tengah. Perang proxy antara Houthi yang selaras dengan Iran dan Hadi yang didukung Saudi telah menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di negara tersebut baru-baru ini.

"Saya menyerukan saudara-saudara di negara-negara tetangga dan aliansi untuk menghentikan agresi mereka, mengangkat pengepungan, membuka bandara dan mengizinkan bantuan makanan dan menyelamatkan orang-orang yang terluka dan kami akan mengubah sebuah halaman baru berdasarkan keramahan kami," kata Saleh. dalam pidato di televisi.

"Kami akan menangani mereka dengan cara yang positif dan apa yang terjadi dengan Yaman sudah cukup," tambahnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/12/2017).

Saleh mengatakan bahwa parlemen Yaman, yang didominasi oleh partai GPC-nya, adalah satu-satunya kekuatan sah di negara tersebut dan siap untuk melakukan pembicaraan dengan koalisi tersebut. Saleh terpaksa mengundurkan diri karena pemberontakan massal tahun 2011 yang melawan 33 tahun jabatannya.

Menanggapi pernyataan Saleh, kelompok Houthi menuduhnya telah berkhianat dan bersumpah untuk teru berjuang melawan koalisi pimpinan Arab Saudi.

"Tidak aneh atau mengejutkan bahwa Saleh mengubah sebuah kemitraan yang tidak pernah dia percaya. Prioritasnya adalah dan masih harus menghadapi kekuatan agresi," kata biro politik kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 8.670 orang tewas dan 49.960 lainnya cedera sejak koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi dalam konflik Yaman, menurut PBB.

Konflik dan blokade oleh koalisi juga telah menyebabkan lebih dari 20 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, menciptakan bahaya pangan terbesar di dunia, dan menyebabkan wabah kolera yang diperkirakan telah membunuh 2.211 orang sejak April.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3894 seconds (0.1#10.140)