Korut Sebut Trump Setan Nuklir yang Mengemis untuk Perang
A
A
A
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) melalui Kementerian Luar Negeri-nya meledek Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump dengan sebutan “setan nuklir”. Pemerintah yang dipimpin Kim Jong-un itu menuding Trump mengemis untuk perang.
“Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya mengemis untuk perang nuklir,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu,yang dikutip CNN, Minggu (3/12/2017).
“Trump sedang melakukan pertaruhan nuklir yang sangat berbahaya di semenanjung Korea,” lanjut pernyataan kementerian tersebut yang menganggap Trump sebagai “pengganggu perdamaian global”.
Komentar rezim Kim Jong-un itu muncul menjelang latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang dijadwalkan dimulai Senin (4/12/2017) besok. Sekitar 12.000 personel militer AS dan 230 pesawat tempur diperkirakan akan mengikuti latihan perang yang dikenal dengan sebutan ” Vigilant Ace”.
Pernyataan keras ini dikeluarkan beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru bernama Hwasong-15. Rudal ini secara teoritis diklaim mampu membawa hulu ledak nuklir ke daratan AS.
Uji tembak ICBM Pyongyang itu membuat Presiden Trump kesal. “Sanksi besar tambahan akan dijatuhkan pada Korea Utara,” katanya melalui Twitter saat merespons manuver rudal rezim Kim Jong-un.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley juga melontarkan ancaman terhadap Korut. Dalam pertemuan darurat DK PBB, Haley mengatakan bahwa AS akan menghancurkan total Korut jika perang sampai pecah.
AS juga telah meminta semua negara untuk memutuskan hubungan dengan Korut. Namun, Rusia menolak permintaan tersebut dan mengecam ancaman diplomat AS untuk PBB karena akan membuat krisis Korut semakin memanas.
“Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya mengemis untuk perang nuklir,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu,yang dikutip CNN, Minggu (3/12/2017).
“Trump sedang melakukan pertaruhan nuklir yang sangat berbahaya di semenanjung Korea,” lanjut pernyataan kementerian tersebut yang menganggap Trump sebagai “pengganggu perdamaian global”.
Komentar rezim Kim Jong-un itu muncul menjelang latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang dijadwalkan dimulai Senin (4/12/2017) besok. Sekitar 12.000 personel militer AS dan 230 pesawat tempur diperkirakan akan mengikuti latihan perang yang dikenal dengan sebutan ” Vigilant Ace”.
Pernyataan keras ini dikeluarkan beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru bernama Hwasong-15. Rudal ini secara teoritis diklaim mampu membawa hulu ledak nuklir ke daratan AS.
Uji tembak ICBM Pyongyang itu membuat Presiden Trump kesal. “Sanksi besar tambahan akan dijatuhkan pada Korea Utara,” katanya melalui Twitter saat merespons manuver rudal rezim Kim Jong-un.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley juga melontarkan ancaman terhadap Korut. Dalam pertemuan darurat DK PBB, Haley mengatakan bahwa AS akan menghancurkan total Korut jika perang sampai pecah.
AS juga telah meminta semua negara untuk memutuskan hubungan dengan Korut. Namun, Rusia menolak permintaan tersebut dan mengecam ancaman diplomat AS untuk PBB karena akan membuat krisis Korut semakin memanas.
(mas)