Bayi AS Pertama Hasil dari Transplantasi Rahim Lahir di Dallas
A
A
A
DALLAS - Seorang pejabat rumah sakit mengatakan bahwa bayi pertama hasil dari transplantasi rahim lahir dengan selamat di Texas, Amerika Serikat (AS). Kelahiran bayi ini menjadi tonggak sejarah bagi AS, namun beberapa tahun lalu hal serupa juga telah terjadi di Swedia.
Seorang wanita yang telah lahir tanpa rahim melahirkan bayi di Baylor University Medical Center di Dallas.
Juru bicara rumah sakit, Craig Civale mengkonfirmasi bahwa kelahiran tersebut telah terjadi. Namun ia mengatakan tidak ada rincian lain yang tersedia. Rumah sakit tidak mengidentifikasi wanita tersebut, dengan alasan privasi.
Baylor telah menjalani studi selama beberapa tahun untuk mendaftarkan hingga 10 wanita untuk transplantasi rahim. Pada bulan Oktober 2016, rumah sakit tersebut mengatakan bahwa empat wanita telah menerima transplantasi namun tiga rahim harus dikeluarkan karena aliran darahnya buruk.
Rumah sakit tidak akan memberikan informasi lebih lanjut tentang berapa banyak transplantasi yang telah dilakukan sejak saat itu. Tapi Majalah Time, yang pertama kali melaporkan kelahiran bayi tersebut di AS, mengatakan bahwa delapan telah dilakukan secara keseluruhan, dan wanita lain saat ini hamil sebagai hasilnya.
Sebuah konferensi pers dijadwalkan Senin untuk membahas kelahiran bayi di Dallas.
Seorang dokter di Swedia, Mats Brannstrom, adalah orang pertama di dunia yang melahirkan bayi dengan transplantasi rahim. Pada tahun lalu, dia telah melahirkan lima bayi dari wanita dengan rahim yang disumbangkan.
Setidaknya ada 16 transplantasi rahim di seluruh dunia, termasuk di Cleveland dari donor almarhum yang harus dikeluarkan karena komplikasi. Bulan lalu, Penn Medicine di Philadelphia mengumumkan bahwa mereka juga akan mulai menawarkan transplantasi rahim.
Donor rahim bisa mati atau hidup, dan studi Baylor bertujuan untuk menggunakan beberapa dari keduanya. Empat kasus pertama melibatkan donor "altruistik" - tidak terkait dan tidak diketahui oleh penerima. Yang dilakukan di Swedia berasal dari donor hidup, kebanyakan berasal dari ibu penerima atau saudara perempuan.
Dokter berharap agar transplantasi rahim akan memungkinkan sebanyak seribu wanita yang terlahir tanpa rahim untuk melahirkan anak. Agar memenuhi syarat untuk studi Baylor, wanita harus berusia 20 sampai 35 tahun dan memiliki ovarium normal yang sehat.
Mereka pertama-tama akan melakukan fertilisasi in vitro untuk mengambil dan menyuburkan telurnya dan menghasilkan embrio yang bisa dibekukan sampai mereka siap untuk mencoba kehamilan.
Setelah transplantasi rahim, embrio bisa dicairkan dan ditanamkan, setidaknya setahun setelah transplantasi untuk memastikan rahimnya bekerja dengan baik. Bayi yang lahir dari transplantasi uterus akan dilahirkan melalui operasi caesar. Rahim tidak dimaksudkan untuk menjadi permanen. Memiliki satu berarti seorang wanita harus menggunakan obat kuat untuk mencegah penolakan organ, dan obat tersebut menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang, sehingga rahim akan hilang setelah satu atau dua kehamilan yang berhasil.
American Society for Reproductive Medicine mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari Jumat yang menyebut kelahiran di Dallas sebagai "tonggak penting lainnya dalam sejarah pengobatan reproduksi."
"Bagi wanita yang lahir tanpa rahim yang berfungsi, transplantasi mewakili satu-satunya cara mereka bisa melakukan kehamilan," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (2/12/2017).
Kelompok ini mengumpulkan para ahli untuk mengembangkan panduan untuk program yang ingin menawarkan layanan ini.
Seorang wanita yang telah lahir tanpa rahim melahirkan bayi di Baylor University Medical Center di Dallas.
Juru bicara rumah sakit, Craig Civale mengkonfirmasi bahwa kelahiran tersebut telah terjadi. Namun ia mengatakan tidak ada rincian lain yang tersedia. Rumah sakit tidak mengidentifikasi wanita tersebut, dengan alasan privasi.
Baylor telah menjalani studi selama beberapa tahun untuk mendaftarkan hingga 10 wanita untuk transplantasi rahim. Pada bulan Oktober 2016, rumah sakit tersebut mengatakan bahwa empat wanita telah menerima transplantasi namun tiga rahim harus dikeluarkan karena aliran darahnya buruk.
Rumah sakit tidak akan memberikan informasi lebih lanjut tentang berapa banyak transplantasi yang telah dilakukan sejak saat itu. Tapi Majalah Time, yang pertama kali melaporkan kelahiran bayi tersebut di AS, mengatakan bahwa delapan telah dilakukan secara keseluruhan, dan wanita lain saat ini hamil sebagai hasilnya.
Sebuah konferensi pers dijadwalkan Senin untuk membahas kelahiran bayi di Dallas.
Seorang dokter di Swedia, Mats Brannstrom, adalah orang pertama di dunia yang melahirkan bayi dengan transplantasi rahim. Pada tahun lalu, dia telah melahirkan lima bayi dari wanita dengan rahim yang disumbangkan.
Setidaknya ada 16 transplantasi rahim di seluruh dunia, termasuk di Cleveland dari donor almarhum yang harus dikeluarkan karena komplikasi. Bulan lalu, Penn Medicine di Philadelphia mengumumkan bahwa mereka juga akan mulai menawarkan transplantasi rahim.
Donor rahim bisa mati atau hidup, dan studi Baylor bertujuan untuk menggunakan beberapa dari keduanya. Empat kasus pertama melibatkan donor "altruistik" - tidak terkait dan tidak diketahui oleh penerima. Yang dilakukan di Swedia berasal dari donor hidup, kebanyakan berasal dari ibu penerima atau saudara perempuan.
Dokter berharap agar transplantasi rahim akan memungkinkan sebanyak seribu wanita yang terlahir tanpa rahim untuk melahirkan anak. Agar memenuhi syarat untuk studi Baylor, wanita harus berusia 20 sampai 35 tahun dan memiliki ovarium normal yang sehat.
Mereka pertama-tama akan melakukan fertilisasi in vitro untuk mengambil dan menyuburkan telurnya dan menghasilkan embrio yang bisa dibekukan sampai mereka siap untuk mencoba kehamilan.
Setelah transplantasi rahim, embrio bisa dicairkan dan ditanamkan, setidaknya setahun setelah transplantasi untuk memastikan rahimnya bekerja dengan baik. Bayi yang lahir dari transplantasi uterus akan dilahirkan melalui operasi caesar. Rahim tidak dimaksudkan untuk menjadi permanen. Memiliki satu berarti seorang wanita harus menggunakan obat kuat untuk mencegah penolakan organ, dan obat tersebut menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang, sehingga rahim akan hilang setelah satu atau dua kehamilan yang berhasil.
American Society for Reproductive Medicine mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari Jumat yang menyebut kelahiran di Dallas sebagai "tonggak penting lainnya dalam sejarah pengobatan reproduksi."
"Bagi wanita yang lahir tanpa rahim yang berfungsi, transplantasi mewakili satu-satunya cara mereka bisa melakukan kehamilan," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (2/12/2017).
Kelompok ini mengumpulkan para ahli untuk mengembangkan panduan untuk program yang ingin menawarkan layanan ini.
(ian)