Raul Castro Bertemu Menteri Luar Negeri Korut

Sabtu, 25 November 2017 - 05:03 WIB
Raul Castro Bertemu...
Raul Castro Bertemu Menteri Luar Negeri Korut
A A A
HAVANA - Presiden Kuba Raul Castro bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Ri Yong-ho pada hari Jumat waktu setempat. Pertemuan ini terjadi di tengah harapan negara kepulauan itu dapat meyakinkan sekutu Asianya guna mencegah pertikaian dengan Amerika Serikat (AS).

Korut menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari AS dan masyarakat internasional untuk menghentikan program senjata nuklir dan misilnya. Kuba telah mempertahankan hubungan diplomatik yang erat dengan Korut sejak tahun 1960 namun menentang senjata nuklir.

"Dalam pertemuan persaudaraan, kedua belah pihak berkomentar tentang persahabatan bersejarah antara kedua negara dan membicarakan topik internasional yang menjadi kepentingan bersama," bunyi laporan televisi negara Kuba seperti disitir dari Reuters, Sabtu (25/11/2017).

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah mendiskusikan dengan Castro tahun lalu kemungkinan untuk bekerja sama guna meredakan ketegangan global dengan Korut.

"Bisakah kita menyampaikan pesan melalui saluran yang mengejutkan?" Trudeau bertanya dalam sesi Tanya Jawab setelah berpidato.

"Itu adalah topik pembicaraan saat bertemu Presiden Raul Castro tahun lalu. Inilah hal-hal di mana Kanada bisa, menurut saya, memainkan peran yang dipilih Amerika Serikat untuk tidak bermain, pada tahun terakhir ini," jelas Trudeau.

Trudeau mengatakan Kanada memiliki ketertarikan untuk mencari solusi, bukan hanya karena keamanan regional, tetapi juga karena jalur penerbangan atas kemungkinan rudal Korut akan melewati wilayahnya.

Korut sedang berupaya mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu mencapai daratan AS, yang bertujuan untuk mencapai apa yang Ri sebut sebagai "keseimbangan nyata kekuasaan dengan Amerika Serikat".

Ri bertemu dengan rekannya dari Kuba, Bruno Rodriguez minggu ini dan para menteri mencela daftar dan sebutan unilateral dan sewenang-wenang AS yang mengarah pada tindakan pemaksaan yang bertentangan dengan hukum internasional, menurut kementerian luar negeri Kuba.

Keduanya meminta penghormatan terhadap kedaulatan rakyat dan penyelesaian perselisihan damai, menurut sebuah pernyataan kementerian.

Baca Juga: Dua Musuh AS Perkuat Kerjasama Hadapi Tekanan Washington

Presiden Donald Trump telah meningkatkan tekanan pada Kuba sejak menjabat, mengecangkan kembali ketegangan yang mengendur yang dimulai oleh pendahulunya Barack Obama dan kembali ke retorika bermusuhan pada Perang Dingin.

Korut dan Kuba adalah negara terakhir di dunia yang mempertahankan ekonomi perintah bergaya Soviet, meski di bawah Raul Castro, negara Karibia telah mengambil langkah kecil menuju komunisme China yang berorientasi pasar.

Raul mengambil alih kepresidenan pada 2008 dari kakaknya dan pemimpin revolusioner Fidel Castro, yang meninggal pada 25 November tahun lalu. Kuba menandai ulang tahun pada hari Sabtu dengan berjaga-jaga dan konser.

Kuba mempertahankan kedutaannya di Korut tapi kebanyakan melakukan perdagangkan dengan Korea Selatan (Korsel). Tahun lalu, perdagangan dengan negara yang terakhir disebut mencapai USD67 juta dan hanya USD9 juta dengan Korut, kata pemerintah.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8450 seconds (0.1#10.140)