Lembaga Bantuan Cemas Pengungsi Rohingya Akan Dipulangkan

Jum'at, 24 November 2017 - 02:29 WIB
Lembaga Bantuan Cemas...
Lembaga Bantuan Cemas Pengungsi Rohingya Akan Dipulangkan
A A A
DHAKA - Bangladesh dan Myanmar telah sepakat untuk memulangkan kembali pengungsi Rohingya. Kesepakatan ini menimbulkan kekhawatiran untuk badan-badan bantuan.

Badan-badan bantuan merasa cemas dengan kembalinya pengungsi Rohingya secara paksa ke Myanmar kecuali keamanan mereka dapat dijamin.

Badan pengungsi PBB berharap kesepakatan apapun akan menghormati hak pengungsi untuk kembali ke Myanmar dengan cara yang aman, sukarela, bermartabat dan berkelanjutan.

"Sebagai badan PBB yang diberi mandat untuk membantu, melindungi dan mencari solusi bagi pengungsi, kami siap membantu dalam proses untuk memastikan bahwa pengembalian dilakukan sesuai dengan standar internasional," kata seorang juru bicara badan pengungsi PBB seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/11/2017).

Sementara Amnesty International (AI) mengatakan bahwa mereka meragukan kemungkinan akan ada pengembalian Rohingya yang aman atau bermartabat ke Myanmar sementara sistem apartheid tetap ada. Badan itu menambahkan bahwa pihaknya berharap mereka yang tidak ingin pulang tidak dipaksa melakukannya.

Pekan lalu, kepala militer Myanmar yang kuat, Min Aung Hlaing, mengatakan kepada Tillerson bahwa Rohingya dapat kembali ke Myanmar hanya jika "warga sebenarnya" menerimanya, merujuk pada anggota etnis Rakhine dari mayoritas Budha negara tersebut.

"Ini benar-benar prematur untuk berbicara tentang pengembalian ketika ratusan orang Rohingya terus melarikan diri dari penganiayaan dan tiba di Bangladesh setiap hari," kata seorang juru bicara AI.

"Kami juga khawatir bahwa PBB telah benar-benar dikesampingkan dari proses ini. Ini bukan pertanda baik untuk memastikan kesepakatan repatriasi sukarela yang benar-benar kuat yang memenuhi standar internasional," imbuhnya.

Lebih dari 600 ribu orang telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh. Itu terjadi sejak serangan mematikan milisi Rohingya terhadap pos polisi yang memicu sebuah tindakan militer di negara bagian Rakhine pada akhir Agustus.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)