Pidato Membingungkan, Presiden Zimbabwe Menolak Lengser

Senin, 20 November 2017 - 08:21 WIB
Pidato Membingungkan, Presiden Zimbabwe Menolak Lengser
Pidato Membingungkan, Presiden Zimbabwe Menolak Lengser
A A A
HARARE - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe telah menyebabkan kebingungan publik dalam pidato untuk merespons seruan berbagai pihak untuk mengundurkan diri. Dia memberi sinyal menolak lengser dengan akan memimpin kongres Zanu-PF, partai berkuasa di negara itu.

Si diktator berusia 93 tahun ini telah diprediksi akan mengumumkan pengunduran diri dalam pidatonya di stasiun televisi nasional. Tapi, ucapan “mengundurkan diri” tak terucap selama pidato berlangsung.

Krisis politik Zimbabwe pecah setelah presiden yang sudah berkuasa 37 tahun itu memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Pemecatan itu dianggap sebagai jalan bagi istrinya, Grace Mugabe, untuk menduduki kursi wakil presiden. Grace juga dituding sebagai sosok di balik “pembersihan” para pejabat senior dari Zanu-PF.

Zanu-PF sendiri telah memecat Mugabe sebagai pimpinan partai. Para pejabat partai tersebut juga ingin melengserkan sang diktator.

Dalam pidatonya, Mugabe mengatakan bahwa dia mengetahui berbagai kekhawatiran rakyatnya. Menurutnya, rakyat Zimbabwe memerlukan perdamaian, keamanan, penegakan hukum dan ketertiban.

Dia melanjutkan, perselisihan terbuka antara pemerintah dan partai tersebut telah menyebabkan “kritik yang tak terhindarkan” yang perlu ditangani.

“Isu yang diangkat oleh Zanu-PF harus dihadiri dengan sangat mendesak,” katanya. ”Era pengorbanan, keputusan sewenang-wenang harus diletakkan di belakang kita,” ujarnya.

”Saya akan memimpin kongres Zanu-PF Desember,” imbuh dia yang menandakan bahwa dia menolak lengser setidaknya sampai partai tersebut menggelar kongres. “Kita harus belajar untuk memaafkan, dan menyelesaikan kontradiksi dengan semangat yang sama.”

Ketua Asosiasi Veteran Perang Zimbabwe, Chris Mutsvangwa, yang memimpin kampanye untuk melengserkan kepala negara tertua di dunia ini, mengatakan bahwa Mugabe, "tuli dan buta" terhadap keinginan rakyat. Menurutnya, rencana untuk melengserkan Mugabe akan berjalan sesuai rencana.

Mutsvangwa juga mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang akan turun ke jalan di Harare pada hari Rabu mendatang.

Pemimpin oposisi Zimbabwe, Morgan Tsvangirai, menggemakan sentimen serupa. ”Saya bingung, bukan hanya saya, kebingungan ini adalah seluruh bangsa, dia sedang bermain, dia telah membiarkan seluruh rakyat turun,” kata Tsvangirai mengatakan kepada Reuters, yang dilansir Senin (20/11/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5211 seconds (0.1#10.140)