Protes Komentar Jerman soal Libanon, Saudi Tarik Dubesnya dari Berlin
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi menarik atau memanggil pulang duta besar (dubes)-nya yang bertugas di Berlin. Langkah ini sebagai protes atas komentar Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel tentang krisis politik Libanon yang dianggap menyudutkan Riyadh.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, pemerintah juga menyerahkan nota protes kepada perwakilan Jerman di Riyadh. Dalam nota protes tersebut, Saudi mengecam komentar “memalukan” Menlu Gabriel usai bertemu rekannya dari Libanon.
“Eropa tidak dapat mentolerir petualangan yang telah menyebar di sana,” kata Gabriel kepada wartawan setelah bertemu di Berlin dengan Menlu Libanon Gebran Bassil. Tidak jelas komentar itu ditujukan kepada pihak mana, Namun, Saudi merasa disudutkan.
Krisis politik Beirut pecah setelah Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri mengundurkan diri ketika berada di Arab Saudi pada 4 November 2017. Beirut menuding Hariri ditahan pihak Riyadh.
”Ucapan tersebut memicu kemarahan dan ketidaksetujuan Kerajaan Arab Saudi yang menganggap mereka hanya berdasarkan informasi palsu yang tidak akan membantu stabilitas di kawasan ini,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi mengacu pada komentar Menlu Jerman, seperti dilansir Reuters, Minggu (19/11/2017).
Pengunduran diri Hariri secara tiba-tiba telah menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas politik Libanon. Dia bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada hari Sabtu, beberapa jam setelah dia meninggalkan Arab Saudi.
Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan di Twitter bahwa Hariri telah mengatakan kepadanya melalui telepon dari Paris. Menurutnya, Hariri akan pulang ke Beirut pada hari Rabu untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Jerman menyambut keberangkatan Hariri dari Arab Saudi ke Paris dan akan pulang ke Libanon.
”Kami sangat prihatin dengan stabilitas regional dan meminta pihak-pihak terkait untuk mengurangi ketegangan,” bunyi pernyataan kementerian tersebut. ”Kami mengarahkan pesan ini ke semua aktor di wilayah itu (Arab).”
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, pemerintah juga menyerahkan nota protes kepada perwakilan Jerman di Riyadh. Dalam nota protes tersebut, Saudi mengecam komentar “memalukan” Menlu Gabriel usai bertemu rekannya dari Libanon.
“Eropa tidak dapat mentolerir petualangan yang telah menyebar di sana,” kata Gabriel kepada wartawan setelah bertemu di Berlin dengan Menlu Libanon Gebran Bassil. Tidak jelas komentar itu ditujukan kepada pihak mana, Namun, Saudi merasa disudutkan.
Krisis politik Beirut pecah setelah Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri mengundurkan diri ketika berada di Arab Saudi pada 4 November 2017. Beirut menuding Hariri ditahan pihak Riyadh.
”Ucapan tersebut memicu kemarahan dan ketidaksetujuan Kerajaan Arab Saudi yang menganggap mereka hanya berdasarkan informasi palsu yang tidak akan membantu stabilitas di kawasan ini,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi mengacu pada komentar Menlu Jerman, seperti dilansir Reuters, Minggu (19/11/2017).
Pengunduran diri Hariri secara tiba-tiba telah menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas politik Libanon. Dia bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada hari Sabtu, beberapa jam setelah dia meninggalkan Arab Saudi.
Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan di Twitter bahwa Hariri telah mengatakan kepadanya melalui telepon dari Paris. Menurutnya, Hariri akan pulang ke Beirut pada hari Rabu untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Jerman menyambut keberangkatan Hariri dari Arab Saudi ke Paris dan akan pulang ke Libanon.
”Kami sangat prihatin dengan stabilitas regional dan meminta pihak-pihak terkait untuk mengurangi ketegangan,” bunyi pernyataan kementerian tersebut. ”Kami mengarahkan pesan ini ke semua aktor di wilayah itu (Arab).”
(mas)