Erdogan: Islam Moderat Paten Barat, Tak Ada Islam Moderat....

Sabtu, 11 November 2017 - 10:52 WIB
Erdogan: Islam Moderat...
Erdogan: Islam Moderat Paten Barat, Tak Ada Islam Moderat....
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, gagasan ”Islam moderat” ditemukan oleh Barat dan digunakan untuk melemahkan Islam. Komentar itu diduga untuk menyindir reformasi Arab Saudi.

Bulan lalu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berjanji untuk mengembalikan “Islam moderat” ke kerajaan. Monarki Teluk tersebut pada saat ini mengikuti doktrin Islam Salafi atau dikenal sebagai Wahabi yang sering digambarkan sebagai ”ultrakonservatif”.

Erdogan mengecam sebuah interpretasi ”moderat” terhadap Islam dalam sebuah pidato yang disampaikan di Dewan Penasihat Wanita Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada hari Jumat.

”Istilah 'Islam moderat' sedang dilatih lagi. Paten Islam moderat milik Barat. Tidak ada Islam moderat atau immoderate; Islam adalah satu. Tujuan penggunaan istilah tersebut adalah untuk melemahkan Islam,” kata Erdogan di Ankara.

”Mungkin orang yang menyuarakan konsep ini menganggapnya miliknya. Tidak, itu bukan milik Anda,” ujarnya, sembari mengingat kembali ketika dia ditanya tentang ”Islam moderat” dalam pertemuan di Parlemen Eropa beberapa tahun yang lalu.

Reformasi jangka panjang Saudi yang dikenal sebagai “Vision 2030” dicanangkan oleh Pangeran Mohammed bin Salman. Beberapa poin gebrakan dalam program itu antara lain mengubah secara sosial merek Wahhabi dari Islam Sunni, yang melarang konser dan bioskop bebas gender. Wanita di Saudi juga diizinkan menyetir mobil dan akan diizinkan pula menonton acara di stadion.

Reformasi Riyadh disertai dengan pemberantasan korupsi besar-besaran yang menargetkan elite politik dan bisnis kerajaan, termasuk 11 pangeran. Sekutu terdekat kerajaan, Amerika Serikat, menyambut baik langkah Saudi ini.

”Mereka bilang kita akan kembali ke Islam moderat, tapi mereka tetap tidak memberi wanita hak untuk mengemudi. Apakah ada yang namanya Islam? Saya kira mereka akan memberikan hak ini saat mereka berpaling ke yang moderat,” sindir Erdogan.

Presiden Turki juga mengecam Uni Eropa karena menyetujui ”larangan burka” di beberapa negara Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Dia menilai langkah itu sebagai diskriminasi terhadap wanita Muslim.

”Jilbab secara bertahap dilarang di negara-negara Uni Eropa, mencoba melarang wanita Muslim memasuki kehidupan sosial. Upaya untuk menindas wanita Muslim di rumah mereka menyebar seperti virus,” kata Erdogan, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (11/11/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)