Kena 'Sapu Bersih Korupsi' Saudi, Pangeran Alwaleed Pemodal Top di Barat
A
A
A
RIYADH - Pangeran Alwaleed bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia, ditangkap dalam aksi “sapu bersih korupsi” lembaga anti-korupsi yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dia adalah miliarder dan pemilik saham berbagai perusahaan top di Barat termasuk Apple, Twitter dan Citigroup.
Cucu raja pertama Saudi ini tercatat sebagai orang terkaya ke-45 di dunia versi Forbes pada 2017. Indeks Billionaires Bloomberg menempatkannya di posisi ke-50 dalam kategori yang sama. Nilai aset pangeran Saudi ini mencapai antara USD18 miliar hingga USD19 miliar.
Alwaleed bin Talal termasuk di antara 11 pangeran Saudi yang ditangkap oleh sebuah komite anti-korupsi yang baru dibentuk beberapa jam atas perintah Raja Salman bin Abdulaziz al- Saud.
Miliarder Saudi ini adalah pendiri, CEO dan hampir satu-satunya pemilik perusahaan investasi Kingdom Holding, yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD12 miliar. Aktivitas investasinya telah menyebabkannya dijuluki ”Arab Warren Buffett” karena memiliki saham di beberapa perusahaan besar di Barat.
Baca Juga: Arab Saudi Pecat Para Menteri Senior dan Tahan 11 Pangeran
Kini, Alwaleed bin Talal memegang saham utama di perusahaan AS seperti Citigroup, Apple dan Twitter. Perusahaannya juga merupakan ”investor penting” di Rupert Murdoch's News Corporation sejak 1997.
Investasi sang pangeran mencakup beberapa rantai hotel mewah seperti Four Seasons Hotel George V di Paris, Savoy di London dan Plaza di New York. Selain itu, dia dikenal berbisnis dengan pebisnis barat terkemuka seperti Bill Gates, Rupert Murdoch dan Michael Bloomberg.
Foto/REUTERS
Dia menerima pendidikan Barat. Dia meraih gelar sarjana dalam bidang administrasi bisnis dari Menlo College di California. Pangeran ini juga sering terlihat dengan politisi top Barat dan eksekutif Wall Street, termasuk Lloyd C. Blankfein, chairman dan CEO Goldman Sachs, dan para bangsawan Inggris.
Dia juga menorehkan citra di media barat sebagai sosok yang luar biasa untuk seorang warga negara Arab Saudi dan secara virtual menjadi wajah “keuangan” Kerajaan Saudi di Barat karena sering memberikan wawancara ke berbagai media. Baru-baru ini, dia berbicara dengan Squawk Box dari CNBC dan mengungkapkan keraguan seriusnya tentang masa depan Bitcoin cryptocurrency.
Baca Juga: 11 Pangeran Saudi Termasuk Alwaleed Terjerat Suap hingga Pencucian Uang
Alwaleed pernah jadi sorotan media ketika berseteru dengan Donald Trump saat kampenye pemilihan presiden AS 2016. Selama kampanye pemilihan Trump, miliarder Saudi ini kerap membongkar “aib” Trump terkait bisnis sosok yang kini jadi orang nomor satu Amerika tersebut.
Alwaleed pernah meminta Trump untuk mundur dari pemilihan presiden AS dan sempat memprediksi bahwa Trump tidak akan pernah menang. Namun, kemudian dia mengucapkan selamat kepada Trump setelah menang pemilu.
Pada bulan Oktober 2017, dia memuji gaya pemerintahan Trump saat wawancara dengan CNBC. ”Presiden Trump memiliki cara pemerintahan sendiri,” katanya saat itu.
Alwaleed bin Talal, dipandang seperti “orang luar” di dalam elite penguasa kerajaan Muslim ultra-konservatif itu karena pandangan liberalnya dan advokasi terbukanya atas hak-hak perempuan.
Dia pernah menyewa seorang pilot wanita Saudi pertama untuk jetnya ketika tidak ada prospek wanita diizinkan menjadi pilot bahkan untuk menyetir mobil sekalipun. Pada saat yang sama, dia tidak pernah secara terbuka menentang elite penguasa Saudi.
Dia selama tidak memiliki perbedaan besar dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sang pemimpin lembaga pemberantasan korupsi. Pada bulan Oktober, Alwaleed bin Talal secara terbuka mengumumkan dukungannya kepada Mohammed bin Salman.
Alasan penangkapan dan penahanannya masih tetap menjadi misteri. Meski sumber terkait menyebut, dia terkena tuduhan penyuapan hingga pencucian uang. Penahanannya sudah memicu reaksi dari pasar saham. Saham Holding Co turun 7,5 persen pada perdagangan Minggu.
Cucu raja pertama Saudi ini tercatat sebagai orang terkaya ke-45 di dunia versi Forbes pada 2017. Indeks Billionaires Bloomberg menempatkannya di posisi ke-50 dalam kategori yang sama. Nilai aset pangeran Saudi ini mencapai antara USD18 miliar hingga USD19 miliar.
Alwaleed bin Talal termasuk di antara 11 pangeran Saudi yang ditangkap oleh sebuah komite anti-korupsi yang baru dibentuk beberapa jam atas perintah Raja Salman bin Abdulaziz al- Saud.
Miliarder Saudi ini adalah pendiri, CEO dan hampir satu-satunya pemilik perusahaan investasi Kingdom Holding, yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD12 miliar. Aktivitas investasinya telah menyebabkannya dijuluki ”Arab Warren Buffett” karena memiliki saham di beberapa perusahaan besar di Barat.
Baca Juga: Arab Saudi Pecat Para Menteri Senior dan Tahan 11 Pangeran
Kini, Alwaleed bin Talal memegang saham utama di perusahaan AS seperti Citigroup, Apple dan Twitter. Perusahaannya juga merupakan ”investor penting” di Rupert Murdoch's News Corporation sejak 1997.
Investasi sang pangeran mencakup beberapa rantai hotel mewah seperti Four Seasons Hotel George V di Paris, Savoy di London dan Plaza di New York. Selain itu, dia dikenal berbisnis dengan pebisnis barat terkemuka seperti Bill Gates, Rupert Murdoch dan Michael Bloomberg.
Foto/REUTERS
Dia menerima pendidikan Barat. Dia meraih gelar sarjana dalam bidang administrasi bisnis dari Menlo College di California. Pangeran ini juga sering terlihat dengan politisi top Barat dan eksekutif Wall Street, termasuk Lloyd C. Blankfein, chairman dan CEO Goldman Sachs, dan para bangsawan Inggris.
Dia juga menorehkan citra di media barat sebagai sosok yang luar biasa untuk seorang warga negara Arab Saudi dan secara virtual menjadi wajah “keuangan” Kerajaan Saudi di Barat karena sering memberikan wawancara ke berbagai media. Baru-baru ini, dia berbicara dengan Squawk Box dari CNBC dan mengungkapkan keraguan seriusnya tentang masa depan Bitcoin cryptocurrency.
Baca Juga: 11 Pangeran Saudi Termasuk Alwaleed Terjerat Suap hingga Pencucian Uang
Alwaleed pernah jadi sorotan media ketika berseteru dengan Donald Trump saat kampenye pemilihan presiden AS 2016. Selama kampanye pemilihan Trump, miliarder Saudi ini kerap membongkar “aib” Trump terkait bisnis sosok yang kini jadi orang nomor satu Amerika tersebut.
Alwaleed pernah meminta Trump untuk mundur dari pemilihan presiden AS dan sempat memprediksi bahwa Trump tidak akan pernah menang. Namun, kemudian dia mengucapkan selamat kepada Trump setelah menang pemilu.
Pada bulan Oktober 2017, dia memuji gaya pemerintahan Trump saat wawancara dengan CNBC. ”Presiden Trump memiliki cara pemerintahan sendiri,” katanya saat itu.
Alwaleed bin Talal, dipandang seperti “orang luar” di dalam elite penguasa kerajaan Muslim ultra-konservatif itu karena pandangan liberalnya dan advokasi terbukanya atas hak-hak perempuan.
Dia pernah menyewa seorang pilot wanita Saudi pertama untuk jetnya ketika tidak ada prospek wanita diizinkan menjadi pilot bahkan untuk menyetir mobil sekalipun. Pada saat yang sama, dia tidak pernah secara terbuka menentang elite penguasa Saudi.
Dia selama tidak memiliki perbedaan besar dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sang pemimpin lembaga pemberantasan korupsi. Pada bulan Oktober, Alwaleed bin Talal secara terbuka mengumumkan dukungannya kepada Mohammed bin Salman.
Alasan penangkapan dan penahanannya masih tetap menjadi misteri. Meski sumber terkait menyebut, dia terkena tuduhan penyuapan hingga pencucian uang. Penahanannya sudah memicu reaksi dari pasar saham. Saham Holding Co turun 7,5 persen pada perdagangan Minggu.
(mas)