Mendorong Reformasi Total, Masa Depan di Arab Saudi
A
A
A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman disebut sebagai reformasi dan pembaharu. Dia dijuluki dengan sebutan “MBS” dan “Mr. Everything”. Dia juga anak kesayangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Saud yang akan memimpin negaranya di masa mendatang.
Visi kepemimpinan Pangeran Mohammed adalah konsep yang disebut dengan “Visi 2030” dan “Rencana Transformasi Nasional”. Dia ingin melepaskan ketergantungan Saudi dari produksi minyak. Dia ingin menarik investasi asing besar-besaran. Meskipun usianya baru 32 tahun, visi Pangeran Mohammed ingin membuka babak baru bagi masa depan Saudi.
Berbagai langkah taktis dan strategis yang dimainkan Pangeran Mohammed juga dalam rangka mengonsolidasikan kekuasaannya. Tidak ada yang mengetahui sampai kapan ayahnya, Raja Salman, 81, akan bertakhta. Apalagi kesehatan Raja Salman terus memburuk.
“Berbagai langkah sentralisasi yang dilakukan Pangeran Mohammed bertujuan untuk mendorong agenda transformasi keluarga Bin Salman di Arab Saudi,” ujar peneliti dari bank investasi Exotix Capital Hasnain Malik dilansir CNBC.
Pengaruh politik Mohammed kini sangat kuat dan impresif. Karier politiknya yang dimulai sebagai Gubernur Riyadh menjadikan dia memiliki jaringan internasional yang luas. Dia juga menjadi penasihat khusus Raja Salman. Kemudian, dia pernah menjadi Pemimpin Pengadilan pada 2012 setingkat menteri. Ketika ayahnya menjadi Raja Saudi, dia ditunjuk sebagai menteri pertahanan (menhan). Dia menjadi menhan termuda di seluruh dunia.
Posisi Pangeran Mohammed semakin kuat pada Juni lalu ketika Raja Salman memecat peranan dan jabatan Muhammad bin Nayef. Itu sebenarnya sebagai upaya untuk memperkuat keluarga Bin Salman lebih besar. Banyak pihak, semenjak itu, konflik kekuasaan di antara keluarga kerajaan Saudi semakin memanas.
Pangeran Mohammed merupakan tokoh yang bertanggungjawab atas memanasnya hubungan dengan Iran. Dia mengatakan, rezim Teheran tidak akan berubah dalam satu malam. Mohammed juga ikut campur dalam perang di Suriah untuk menggulingkan diktator Bashar al-Assad yang didukung Iran. Kemudian, isolasi Qatar juga merupakan strategi yang dilakukan Pangeran Mohammed untuk menekan tetangganya yang dikenal mendukung Ikhwanul Muslimin yang selama ini dilarang di Saudi.
Perang militer Arab di Yaman juga dimainkan oleh Pangeran Mohammed. Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Saudi masuk ke Yaman untuk mengalahkan pemberontak Syiah Houthi. Tapi, keikutsertaan Saudi dalam konflik tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk.
“Tidak ada orang yang ingin perang ini (Yaman) terus berlanjut,” ujar Mohammed kepada Al Arabiya pada Mei silam. Jika ada kesempatan untuk mengakhiri perang, Saudi dan Mohammed mungkin tidak akan menempuh langkah itu.
Pakar timur tengah dari Institute Jerman untuk Hubungan Keamanan dan Internasional, Guido Steinberg, mengungkapkan kebijakan luar negeri Pangeran Mohammed sangat agresif. “Kebijakan Pangeran Mohammed kerap memicu konflik regional,” ungkapnya dilansir Deutsche Welle.
Meskipun menduduki banyak posisi, Pangeran Mohammed minim pengalaman internasional. Latar belakang pendidikannya hanya sarjana di bidang hukum Islam dari Universitas Raja Saud. Kehidupan pribadinya juga tidak dikenal publik.
Namun demikian, peranan Pangeran Mohammed semakin kuat ketika kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Saudi. Dia juga memiliki hubungan khusus dengan penasihat Gedung Putih Jared Kushner, menantu Trump. Pekan lalu, Kushner juga menggelar kunjungan rahasia ke Saudi pekan lalu.
Dalam bidang ekonomi, Pangeran Mohammed mengumumkan proyek zona industri bernama NEOM. Itu bertujuan untuk menstimulasi perdagangan. Itu juga akan membuat posisi Arab Saudi sebagai jembatan antara Asia dan Eropa. Di zona tersebt, Saudi akan mengembangkan industri seperti energi, air, bioteknlogi, makanan, hiburan, dan pariwisata di zona seluas 26.500 km persegi dengan zona kehakiman dan hukum sendiri.
Sementara itu, Arab Saudi berencana menyarikan atau mengekstrak uranium di dalam negeri sebagai bagian dari program tenaga nuklirnya. Saudi ingin mengembangkan bahan bakar atom. “Mengekstrak uranium juga masuk akal dari sudut pandang ekonomi,” kata Kepala Perencana Nuklir Saudi Hashim bin Abdullah Yamani.
Pangeran Mohammed juga meluncurkan proyek pembangunan pariwisata besar-besaran dengan membangun resor mewah di Laut Merah sepanjang 200 km dengan menggabungkan 50 pulau. Proyek pembangunan resor mewah Laut Merah akan dibangun di sepanjang garis pantai Saudi sepanjang 200 km membentang dari Umm Lajj hingga Al-Wajh. Nantinya, resor wisata Laut Merah seluas 34.000 km persegi itu lebih luas dibandingkan Belgia.
Proyek prestisius itu bertujuan menarik wisatawan asing dan domesik sebagai upaya untuk diversifikasi ekonomi Saudi di saat harga minyak turun drastis. Pemberian visa bagi warga asing akan diperlonggar atau dibebaskan di zona wisata resor Laut Merah tersebut nantinya.
Diversifikasi minyak juga dilakukan Saudi dengan upaya negara itu memperkaya dan mengolah ulang uranium. Itu bertujuan agar Saudi menuju swasembada dalam membuat bahan bakar nuklir. (Andika Hendra M)
Visi kepemimpinan Pangeran Mohammed adalah konsep yang disebut dengan “Visi 2030” dan “Rencana Transformasi Nasional”. Dia ingin melepaskan ketergantungan Saudi dari produksi minyak. Dia ingin menarik investasi asing besar-besaran. Meskipun usianya baru 32 tahun, visi Pangeran Mohammed ingin membuka babak baru bagi masa depan Saudi.
Berbagai langkah taktis dan strategis yang dimainkan Pangeran Mohammed juga dalam rangka mengonsolidasikan kekuasaannya. Tidak ada yang mengetahui sampai kapan ayahnya, Raja Salman, 81, akan bertakhta. Apalagi kesehatan Raja Salman terus memburuk.
“Berbagai langkah sentralisasi yang dilakukan Pangeran Mohammed bertujuan untuk mendorong agenda transformasi keluarga Bin Salman di Arab Saudi,” ujar peneliti dari bank investasi Exotix Capital Hasnain Malik dilansir CNBC.
Pengaruh politik Mohammed kini sangat kuat dan impresif. Karier politiknya yang dimulai sebagai Gubernur Riyadh menjadikan dia memiliki jaringan internasional yang luas. Dia juga menjadi penasihat khusus Raja Salman. Kemudian, dia pernah menjadi Pemimpin Pengadilan pada 2012 setingkat menteri. Ketika ayahnya menjadi Raja Saudi, dia ditunjuk sebagai menteri pertahanan (menhan). Dia menjadi menhan termuda di seluruh dunia.
Posisi Pangeran Mohammed semakin kuat pada Juni lalu ketika Raja Salman memecat peranan dan jabatan Muhammad bin Nayef. Itu sebenarnya sebagai upaya untuk memperkuat keluarga Bin Salman lebih besar. Banyak pihak, semenjak itu, konflik kekuasaan di antara keluarga kerajaan Saudi semakin memanas.
Pangeran Mohammed merupakan tokoh yang bertanggungjawab atas memanasnya hubungan dengan Iran. Dia mengatakan, rezim Teheran tidak akan berubah dalam satu malam. Mohammed juga ikut campur dalam perang di Suriah untuk menggulingkan diktator Bashar al-Assad yang didukung Iran. Kemudian, isolasi Qatar juga merupakan strategi yang dilakukan Pangeran Mohammed untuk menekan tetangganya yang dikenal mendukung Ikhwanul Muslimin yang selama ini dilarang di Saudi.
Perang militer Arab di Yaman juga dimainkan oleh Pangeran Mohammed. Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Saudi masuk ke Yaman untuk mengalahkan pemberontak Syiah Houthi. Tapi, keikutsertaan Saudi dalam konflik tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk.
“Tidak ada orang yang ingin perang ini (Yaman) terus berlanjut,” ujar Mohammed kepada Al Arabiya pada Mei silam. Jika ada kesempatan untuk mengakhiri perang, Saudi dan Mohammed mungkin tidak akan menempuh langkah itu.
Pakar timur tengah dari Institute Jerman untuk Hubungan Keamanan dan Internasional, Guido Steinberg, mengungkapkan kebijakan luar negeri Pangeran Mohammed sangat agresif. “Kebijakan Pangeran Mohammed kerap memicu konflik regional,” ungkapnya dilansir Deutsche Welle.
Meskipun menduduki banyak posisi, Pangeran Mohammed minim pengalaman internasional. Latar belakang pendidikannya hanya sarjana di bidang hukum Islam dari Universitas Raja Saud. Kehidupan pribadinya juga tidak dikenal publik.
Namun demikian, peranan Pangeran Mohammed semakin kuat ketika kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Saudi. Dia juga memiliki hubungan khusus dengan penasihat Gedung Putih Jared Kushner, menantu Trump. Pekan lalu, Kushner juga menggelar kunjungan rahasia ke Saudi pekan lalu.
Dalam bidang ekonomi, Pangeran Mohammed mengumumkan proyek zona industri bernama NEOM. Itu bertujuan untuk menstimulasi perdagangan. Itu juga akan membuat posisi Arab Saudi sebagai jembatan antara Asia dan Eropa. Di zona tersebt, Saudi akan mengembangkan industri seperti energi, air, bioteknlogi, makanan, hiburan, dan pariwisata di zona seluas 26.500 km persegi dengan zona kehakiman dan hukum sendiri.
Sementara itu, Arab Saudi berencana menyarikan atau mengekstrak uranium di dalam negeri sebagai bagian dari program tenaga nuklirnya. Saudi ingin mengembangkan bahan bakar atom. “Mengekstrak uranium juga masuk akal dari sudut pandang ekonomi,” kata Kepala Perencana Nuklir Saudi Hashim bin Abdullah Yamani.
Pangeran Mohammed juga meluncurkan proyek pembangunan pariwisata besar-besaran dengan membangun resor mewah di Laut Merah sepanjang 200 km dengan menggabungkan 50 pulau. Proyek pembangunan resor mewah Laut Merah akan dibangun di sepanjang garis pantai Saudi sepanjang 200 km membentang dari Umm Lajj hingga Al-Wajh. Nantinya, resor wisata Laut Merah seluas 34.000 km persegi itu lebih luas dibandingkan Belgia.
Proyek prestisius itu bertujuan menarik wisatawan asing dan domesik sebagai upaya untuk diversifikasi ekonomi Saudi di saat harga minyak turun drastis. Pemberian visa bagi warga asing akan diperlonggar atau dibebaskan di zona wisata resor Laut Merah tersebut nantinya.
Diversifikasi minyak juga dilakukan Saudi dengan upaya negara itu memperkaya dan mengolah ulang uranium. Itu bertujuan agar Saudi menuju swasembada dalam membuat bahan bakar nuklir. (Andika Hendra M)
(nfl)