Bush Takut Trump Presiden Terakhir AS dari Partai Republik

Minggu, 05 November 2017 - 07:14 WIB
Bush Takut Trump Presiden...
Bush Takut Trump Presiden Terakhir AS dari Partai Republik
A A A
WASHINGTON - Dua mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George HW Bush dan putranya George W Bush mengaku tidak memberikan suara untuk sesama politisi Partai Republik, Donald Trump, pada pemilihan presiden 2016. Salah satu dari mereka takut Trump jadi presiden terakhir dari Partai Republik setelah menang pemilu.

Pengakuan presiden ke-41 dan ke-43 AS ini muncul dalam sebuah buku berjudul “The Last Republicans” yang ditulis Mark K Updegrove. Ayah dan anak yang pernah berkuasa di Gedung Putih ini tak setuju Trump memimpin AS.

Bush senior mengaku memilih Hillary Clinton—kandidat presiden dari Partai Demokrat—saat pemilihan presiden tahun lalu. Sedangan Bush junior tak memilih keduanya.

Buku itu akan diterbitkan secara resmi pada 14 November 2017 mendatang.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Updegrove mengatakan bahwa Bush senior yang kini berusia 93 tahun memiliki ketidaksukaan secara naluriah terhadap Trump meskipun dia tidak mengenalnya secara pribadi.

Dalam sebuah wawancara selama kampanye presiden 2016, George HW Bush mengatakan kepada penulis buku tersebut bahwa Trump adalah seorang "blowhard”, yang didorong oleh ego tertentu. Baginya, Trump tidak memiliki komitmen terhadap pelayanan publik.

Sedangkan Bush junior yang kini berusia 71 tahun yakin bahwa Trump tidak memiliki kerendahan hati dan pemahaman yang diperlukan tentang kepresidenan.

Selama kampanye presiden 2016, George W Bush mengatakan kepada penulis buku bahwa dia takut Trump akan menjadi presiden terpilih terakhir dari Partai Republik.

”Pada saat itu, saya pikir dia khawatir Hillary Clinton akan menang,” kata Updegrove kepada New York Times, yang dilansir Minggu (5/11/2017).

”Tapi jika Anda melihat nilai-nilai yang dimiliki oleh ayahnya dan Ronald Reagan, semua sangat berbeda dengan nilai-nilai Partai Republik pada hari ini, khususnya platform yang dibawa Donald Trump, yang pada dasarnya adalah proteksionisme dan xenophobia tertentu,” ujar Updegrove, sejarawan yang telah menulis beberapa buku tentang kepresidenan AS.

Bocoran isi buku berupa pengakuan duo Bush ini langsung direspons oleh Gedung Putih. ”Orang-orang Amerika memilih untuk memilih 'orang luar' yang mampu menerapkan perubahan yang nyata, positif, dan dibutuhkan ketimbang seorang politisi seumur hidup yang bergantung pada kepentingan khusus,” kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders yang membela Presiden Trump, dalam sebuah pernyataan.

”Jika mereka tertarik untuk terus melakukan kesalahan puluhan tahun, politisi berpendirian lain lebih peduli dengan meletakkan politik atas orang-orang yang akan menang,” ujar Sanders.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0839 seconds (0.1#10.140)