Belgia Siap Serahkan Presiden Catalonia ke Spanyol
A
A
A
BRUSSELS - Pihak berwenang Belgia telah menerima surat perintah penangkapan untuk Presiden Catalonia Carles Puigdemont dari otoritas pengadilan Spanyol. Surat itu akan dipelajari dan pemimpin Catalan tersebut akan diserahkan ke pihak berwenang di Madrid.
Jaksa Federal Belgia Eric Van der Sypt, seperti dikutip Reuters, Sabtu (4/11/2017), membenarkan bahwa pihaknya pada hari Jumat sudah menerima surat perintah penangkapan Puigdemont yang dikeluarkan hakim pengadilan Spanyol.
Puigdemont sudah berada di Brussels, Belgia sejak pihak berwenang Spanyol memecatnya berserta kabinet Catalonia pada hari Sabtu pekan lalu. Pemecatan massal itu terjadi setelah parlemen di Barcelona mengumumkan kemerdekaan Catalonia sesuai hasil referendum.
Hakim Pengadilan Spanyol, Carmen Lamela, mengeluarkan surat perintah tersebut dengan alasan bahwa sesuai pengetahuan publik Puigdemont ada di Belgia. Dalam suratnya, Puigdemont dikenai dua tuduhan, yakni pembangkangan dan ketidaktaatan.
Surat itu juga menyebutkan empat mantan anggota kabinet Catalonia yang menemani Puigdemont di Brussels.
Sementara itu, Puigdemont mengatakan kepada stasiun televisi Belgia, RTBF, mengatakan bahwa dia tidak melarikan diri dari Spanyol. Menurutnya, dia melakukan perjalanan ke Brussels hanya untuk menghindari kekerasan.
”Kekerasan tidak pernah menjadi pilihan bagi kami,” katanya.
Jaksa Agung Belgia mengatakan kepada kantor berita Spanyol, Efe, pada awal pekan menegaskan bahwa kantornya akan menjalankan amanat hukum jika memang menerima surat perintah penangkapan untuk Puigdemont.
”Jika kami menerima (surat perintah) tersebut, kami tidak akan bisa memberikan lebih banyak komentar,” ucapnya.
Jaksa Federal Belgia Eric Van der Sypt, seperti dikutip Reuters, Sabtu (4/11/2017), membenarkan bahwa pihaknya pada hari Jumat sudah menerima surat perintah penangkapan Puigdemont yang dikeluarkan hakim pengadilan Spanyol.
Puigdemont sudah berada di Brussels, Belgia sejak pihak berwenang Spanyol memecatnya berserta kabinet Catalonia pada hari Sabtu pekan lalu. Pemecatan massal itu terjadi setelah parlemen di Barcelona mengumumkan kemerdekaan Catalonia sesuai hasil referendum.
Hakim Pengadilan Spanyol, Carmen Lamela, mengeluarkan surat perintah tersebut dengan alasan bahwa sesuai pengetahuan publik Puigdemont ada di Belgia. Dalam suratnya, Puigdemont dikenai dua tuduhan, yakni pembangkangan dan ketidaktaatan.
Surat itu juga menyebutkan empat mantan anggota kabinet Catalonia yang menemani Puigdemont di Brussels.
Sementara itu, Puigdemont mengatakan kepada stasiun televisi Belgia, RTBF, mengatakan bahwa dia tidak melarikan diri dari Spanyol. Menurutnya, dia melakukan perjalanan ke Brussels hanya untuk menghindari kekerasan.
”Kekerasan tidak pernah menjadi pilihan bagi kami,” katanya.
Jaksa Agung Belgia mengatakan kepada kantor berita Spanyol, Efe, pada awal pekan menegaskan bahwa kantornya akan menjalankan amanat hukum jika memang menerima surat perintah penangkapan untuk Puigdemont.
”Jika kami menerima (surat perintah) tersebut, kami tidak akan bisa memberikan lebih banyak komentar,” ucapnya.
(mas)