Aneh, ISIS Tidak Mengklaim Serangan Teror New York

Rabu, 01 November 2017 - 09:40 WIB
Aneh, ISIS Tidak Mengklaim...
Aneh, ISIS Tidak Mengklaim Serangan Teror New York
A A A
WASHINGTON - ISIS telah lama mengancam sebuah serangan di New York City selama bertahun-tahun. Kini, para pendukungnya menikmati serangan teror paling mematikan sejak 11 September yang menewaskan delapan orang di Manhattan.

Menurut NBC News, tersangka teror dalam serangan kendaraan itu adalah Sayfullo Habibullaevic Saipov, yang datang ke Paman Sam pada 2010 dari Uzbekistan. Saipov ditembak oleh polisi saat terjadi serangan di New York City dan dibawa ke sebuah rumah sakit daerah.

"ISIS biasanya tidak mengklaim serangan jika penyerang dibawa ke tahanan polisi," cuit koresponden New York Times dan pakar ISIS Rukmini Callimachi seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (1/11/2017).

Itu adalah serangan teror paling mematikan di New York City sejak plot al-Qaeda dengan dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center (WTC), menewaskan hampir 3.000 orang pada tahun 2001. Pada tahun-tahun berikutnya, New York City tetap menjadi sasaran teror dan Selasa waktu setempat mungkin telah menandai kemenangan terbaru teroris dalam hampir dua dekade melawan pusat kota yang luas yang dianggap sebagai episentrum keuangan, mode, teater dan arsitektur AS.

ISIS telah menerbitkan video dan memposting secara online tentang kemungkinan serangan di kota tersebut namun tidak mengklaim bertanggung jawabnya. Padahal para pendukungnya bersukacita secara online atas kejadian di mana seorang supir menabrak pejalan kaki setelah sebelumnya meneriakkan Allahu Akbar.

Pada bulan Mei, kelompok tersebut merilis video propaganda 44 menit yang menampilkan gambar New York City dan Washington D.C. sambil meminta para pendukungnya untuk melakukan serangan teroris dengan kendaraan dan pisau. Seorang pejuang ISIS mengatakan kepada pendukungnya untuk tidak mempercayai orang-orang yang tidak beriman dalam video tersebut.

"Bebaskan dirimu dari api neraka dengan membunuh seorang kafir (bukan orang beriman)," katanya, menurut NBC News.

Departemen Kehakiman mengumumkan pada bulan Oktober bahwa mereka telah mendakwa seorang pria dari Filipina untuk mendanai sebuah serangan ISIS yang akan dilakukan di New York City. Departemen Kehakiman mengatakan Russell Salic (37) telah merencanakan untuk melakukan serangan seperti 11 September saat Ramadan di Times Square dan sistem kereta bawah tanah New York.

Baca Juga: Agen yang Menyamar Bongkar Rencana 11/9 Jilid 2 di New York

Setelah pembantaian di Paris pada tahun 2015, ISIS merilis sebuah video yang menggambarkan pelaku bom bunuh diri dan bom di samping foto Herald Square dan Times Square di New York City. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ekstrimis Paris yang menewaskan 129 orang dan di mulai dengan orang-orang bersenjata memasuki gedung konser Bataclan serta membunuh 90 orang.

Sejak serangan tersebut, ISIS mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan lainnya, termasuk serangan bom bunuh diri di Manchester pada sebuah konser Ariana Grande di Inggris, di mana lebih dari 30 orang termasuk anak-anak terbunuh.

Presiden Donald Trump tampaknya menghubungkan serangan Selasa dengan ISIS dalam sebuah tweet. "Kita tidak boleh membiarkan ISIS kembali, atau masuk, negara kita setelah mengalahkan mereka di Timur Tengah dan tempat lain!" cuit Trump.

Pejabat mengatakan bahwa serangan paling mematikan terjadi di Nice, Prancis, pada bulan Juli ketika seorang teroris membunuh 86 orang pada Hari Bastille dengan sebuah mobil sewaan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8734 seconds (0.1#10.140)