Diduga Cekik Pasukan Khusus AS, 2 Anggota Navy SEAL Diselidiki
A
A
A
WASHINGTON - Dua anggota SEAL Team Six Navy diselidiki atas dugaan mencekik rekannya sesama pasukan khusus Amerika Serikat (AS) hingga tewas di Mali. Kematian korban pada Juni lalu itu dinyatakan tidak wajar.
Staf Sersan Logan J Melgar, 34, ditemukan tewas di unit perumahan Kedutaan Besar AS di Bamako, Mali, pada 4 Juni. Pada saat kematiannya, pasukan khusus Green Beret (Baret Hijau) itu berbagi sebuah apartemen dengan anggota pasukan khusus lainnya.
Kematian Melgar dinyatakan sebagai pembunuhan oleh seorang pemeriksa medis militer. Komando Investigasi Kriminal Angkatan Darat meluncurkan sebuah penyelidikan atas kematian sersan tersebut.
Investigasi kemudian diambil alih oleh Naval Criminal Investigative Service (NCIS) pada tanggal 25 September 2017.
”NCIS dapat memastikan bahwa kami sedang menyelidiki kematian Staf Sersan Melgar di Mali, namun di luar itu, NCIS tidak membahas rincian investigasi yang sedang berlangsung,” kata juru bicara NCIS, Ed Buice kepada AFP.
Tidak ada rincian lebih lanjut dari penyelidikan yang telah dirilis. Seorang pejabat pertahanan AS kepada Reuters, Senin (30/10/2017) mengatakan bahwa penyidik menduga Melgar tidak meninggal karena sebab alami.
Penyelidikan itu dilakukan dengan memeriksa dua anggota Navy SEAL yang diduga berperan dalam kematian korban.
Kematian Melgar, menruut laporan New York Times yang mengutip pejabat militer AS, diduga disebabkan oleh pencekikan.
Pasukan khusus AS telah secara aktif terlibat di Mali sejak Februari 2013, ketika Presiden Barack Obama mengerahkan pasukan Amerika ke Niger untuk mendirikan sebuah pangkalan drone guna membantu pasukan Prancis yang memerangi kelompok militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Mali.
Pentagon juga memiliki pasukan operasi khusus yang ditempatkan di Bamako untuk melakukan misi pelatihan dan kontraterorisme.
Staf Sersan Logan J Melgar, 34, ditemukan tewas di unit perumahan Kedutaan Besar AS di Bamako, Mali, pada 4 Juni. Pada saat kematiannya, pasukan khusus Green Beret (Baret Hijau) itu berbagi sebuah apartemen dengan anggota pasukan khusus lainnya.
Kematian Melgar dinyatakan sebagai pembunuhan oleh seorang pemeriksa medis militer. Komando Investigasi Kriminal Angkatan Darat meluncurkan sebuah penyelidikan atas kematian sersan tersebut.
Investigasi kemudian diambil alih oleh Naval Criminal Investigative Service (NCIS) pada tanggal 25 September 2017.
”NCIS dapat memastikan bahwa kami sedang menyelidiki kematian Staf Sersan Melgar di Mali, namun di luar itu, NCIS tidak membahas rincian investigasi yang sedang berlangsung,” kata juru bicara NCIS, Ed Buice kepada AFP.
Tidak ada rincian lebih lanjut dari penyelidikan yang telah dirilis. Seorang pejabat pertahanan AS kepada Reuters, Senin (30/10/2017) mengatakan bahwa penyidik menduga Melgar tidak meninggal karena sebab alami.
Penyelidikan itu dilakukan dengan memeriksa dua anggota Navy SEAL yang diduga berperan dalam kematian korban.
Kematian Melgar, menruut laporan New York Times yang mengutip pejabat militer AS, diduga disebabkan oleh pencekikan.
Pasukan khusus AS telah secara aktif terlibat di Mali sejak Februari 2013, ketika Presiden Barack Obama mengerahkan pasukan Amerika ke Niger untuk mendirikan sebuah pangkalan drone guna membantu pasukan Prancis yang memerangi kelompok militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Mali.
Pentagon juga memiliki pasukan operasi khusus yang ditempatkan di Bamako untuk melakukan misi pelatihan dan kontraterorisme.
(mas)