Apa yang Akan Terjadi Setelah Catalonia Merdeka?

Sabtu, 28 Oktober 2017 - 02:10 WIB
Apa yang Akan Terjadi Setelah Catalonia Merdeka?
Apa yang Akan Terjadi Setelah Catalonia Merdeka?
A A A
MADRID - Catalonia akhirnya mendeklarasikan kemerdekaannya setelah akhir bulan lalu mengadakan referendum. Ini adalah peristiwa pertama kalinya di Spanyol yang demokratis, sebuah daerah mengambil keputusan meninggalkan negara tersebut.

Dengan kedua belah pihak benar-benar bertentangan dengan masa depan kawasan ini, pertanyaan besarnya sekarang adalah apa yang akan terjadi selanjutnya?

Pemerintah Spanyol bergerak cepat. Hanya dalam hitungan jam setelah Catalonia mendeklarasikan kemerdekaannya, Senat Spanyol meloloskan proposal untuk memberlakukan Pasal 155 Konstitusi. Pasal ini memberikan kekuasaan kepada Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy untuk memberlakukan peraturan langsung di Catalonia. Kekuasaan itu termasuk memecat dan membubarkan parlemen daerah serta mengadakan pemilu daerah.

Pemerintah Spanyol harus memutuskan bagaimana dan kapan menerapkan tindakan tersebut, yang dikatakan bersifat sementara dan ditujukan untuk memulihkan ketertiban. Perdana Menteri Rajoy telah berjanji untuk memanggil sebuah pemilihan daerah baru setelah hal itu terjadi.

Kabinet Rajoy diperkirakan akan bertemu Jumat malam untuk mengkonfirmasi pengambilalihan pemerintah Catalan.

Seorang juru bicara pemerintah pusat mengatakan kabinet akan berusaha untuk mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi terhadap deklarasi kemerdekaan yang disahkan Jumat di parlemen Catalonia.

Selain itu, ada juga ancaman hukum potensial bagi Puigdemont dan anggota kabinetnya.

Seorang juru bicara kantor kejaksaan Spanyol mengatakan bahwa jaksa agung negara tersebut akan mengajukan tuntutan pemberontakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pemungutan suara kemerdekaan. Dakwaan tersebut kemungkinan bisa diajukan pada awal hari Senin, dengan ancaman hukuman 25 tahun penjara berdasarkan hukum Spanyol.

Meski begitu, pada akhirnya ini semua tergantung sejauh mana kedua belah pihak melangkah. Para pemimpin Catalonia tentu saja akan memberikan perlawanan.

"Hari ini Parlemen memenuhi langkah yang telah lama diinginkan dan diperjuangkan dan memupuk mandat dari kotak suara," kata pemimpin Catalonia Carles Puigdemon, seperti dikutip dari ITV, Sabtu (28/10/2017).

Baik Rajoy maupun Puigdemon telah meminta kepada para pendukungnya untuk tetap tenang, namun krisis di Catalonia telah mencapai titik eskalasi. Bukan tidak mungkin akan kembali terjadi bentrokan kekerasan seperti yang terjadi pada saat referendum lalu.

Kehadiran ribuan polisi sipil Spanyol dan polisi nasional Catalonia - yang memiliki kepolisian sendiri - bisa menjadi sumber kemarahan. Dan tetap harus dilihat bagaimana Catalan Mossos d'Esquadra akan bereaksi terhadap peraturan langsung.

Pergerakan Jumat oleh Madrid untuk memaksakan aturan langsung hanya akan mengipaskan api pemberontakan Catalan.

Lalu bagaimana dengan sikap dunia internasional terhadap deklarasi kemerdekaan Catalonia?

Sejauh ini, Uni Eropa dan sejumlah negara berpengaruh di benua Biru telah menolak dengan tegas deklarasi kemerdekaan itu. Inggris, Jerman, Prancis memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Spanyol dan menolak mengakui kemerdekaan Catalonia.

Pun begitu dengan Amerika Serikat (AS) yang melalui Departemen Luar Negerinya menegaskan memberikan dukungan kepada Spanyol. Sementara NATO menyebut krisis Catalonia adalah masalah internal Spanyol dan tetap menganggap Madrid sebagai sekutunya.

Lalu bagaimana dengan nasib kemerdekaan Catalonia? Kedua belah pihak mengatakan debat lebih lanjut dapat dilakukan pada hari Sabtu, namun apakah para pemimpin akan bertemu di atas meja perundingan adalah pertanyaan lain, terutama karena ancaman Rajoy untuk menyingkirkan Puigdemont.

Pemimpin Catalan telah meminta negosiasi di masa lalu, namun pemerintah Spanyol sejauh ini menolak tawaran tersebut.

Madrid berpotensi membuat konsesi ke Catalonia dalam upaya untuk menenangkan separatis, namun apakah ini akan terjadi masih harus dilihat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7826 seconds (0.1#10.140)