Menhan Mattis Kunjungi Asia, Bahas Krisis Korut dengan Sekutu AS
A
A
A
MANILA - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) James Norman Mattis memulai lawatannya ke Asia dan dijadwalkan bertemu pemimpin militer Filipina pada Senin (23/10/2017). Dalam lawatannya, kepala Pentagon tersebut akan membahas krisis Korea Utara (Korut) dengan sekutu-sekutu Washington.
Selain ke Filipina, Mattis akan menyambangi Thailand dan Korea Selatan. Kunjungannya sebagai permulaan sebelum lawatan perdana Presiden Donald Trump ke Asia.
Trump telah terlibat perang kata-kata dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, di mana Trump meledek diktator muda Pyongyang itu dengan sebutan “rocket man” atau “manusia roket” yang berada dalam misi bunuh diri karena berambisi mendapatkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang AS.
Trump, dalam pidato bulan lalu di PBB, mengancam akan menghancurkan Korea Utara secara total jika diperlukan demi membela Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Kim mengecam ancaman Trump itu dengan menyebut pemimpin Washington itu “gila secara mental”.
Mattis, yang telah menekankan diplomasi, dijadwalkan bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan pada hari Senin. Dia akan menghadiri pertemuan dari Senin sampai Rabu dengan para menteri pertahanan dari ASEAN di Filipina. Dia kemudian akan bertolak ke Seoul untuk melakukan pembicaraan tentang pertahanan.
”Saya akan berbicara dengan rekan-rekan saya, membahas krisis keamanan regional yang disebabkan oleh provokasi Korea Utara yang sembrono, tetapi juga mendiskusikan rasa hormat kami terhadap nilai-nilai bersama seperti kedaulatan negara, integritas teritorial, kebebasan navigasi melalui perairan historis internasional, dan timbal-balik perdagangan,” kata Mattis kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
Kapal perang Angkatan Laut AS telah berlayar di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan minggu lalu dengan alasan mempromosikan kebebasan navigasi. Manuver tersebut telah mendorong kemarahan di Beijing.
Ketika berada di Filipina, Mattis memuji militer Manila yang mengalahkan kelompok militan di Kota Marawi, Mindanao. “Ini adalah pertarungan yang sulit,” kata Mattis. Menurutnya, Filipina telah mengirim ”pesan yang sangat penting kepada para teroris”.
Pada hari Kamis nanti, Mattis akan memimpin delegasi AS di Thailand untuk upacara kremasi jenazah mendiang Raja Bhumibol Adulyadej.
Selain ke Filipina, Mattis akan menyambangi Thailand dan Korea Selatan. Kunjungannya sebagai permulaan sebelum lawatan perdana Presiden Donald Trump ke Asia.
Trump telah terlibat perang kata-kata dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, di mana Trump meledek diktator muda Pyongyang itu dengan sebutan “rocket man” atau “manusia roket” yang berada dalam misi bunuh diri karena berambisi mendapatkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang AS.
Trump, dalam pidato bulan lalu di PBB, mengancam akan menghancurkan Korea Utara secara total jika diperlukan demi membela Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Kim mengecam ancaman Trump itu dengan menyebut pemimpin Washington itu “gila secara mental”.
Mattis, yang telah menekankan diplomasi, dijadwalkan bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan pada hari Senin. Dia akan menghadiri pertemuan dari Senin sampai Rabu dengan para menteri pertahanan dari ASEAN di Filipina. Dia kemudian akan bertolak ke Seoul untuk melakukan pembicaraan tentang pertahanan.
”Saya akan berbicara dengan rekan-rekan saya, membahas krisis keamanan regional yang disebabkan oleh provokasi Korea Utara yang sembrono, tetapi juga mendiskusikan rasa hormat kami terhadap nilai-nilai bersama seperti kedaulatan negara, integritas teritorial, kebebasan navigasi melalui perairan historis internasional, dan timbal-balik perdagangan,” kata Mattis kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
Kapal perang Angkatan Laut AS telah berlayar di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan minggu lalu dengan alasan mempromosikan kebebasan navigasi. Manuver tersebut telah mendorong kemarahan di Beijing.
Ketika berada di Filipina, Mattis memuji militer Manila yang mengalahkan kelompok militan di Kota Marawi, Mindanao. “Ini adalah pertarungan yang sulit,” kata Mattis. Menurutnya, Filipina telah mengirim ”pesan yang sangat penting kepada para teroris”.
Pada hari Kamis nanti, Mattis akan memimpin delegasi AS di Thailand untuk upacara kremasi jenazah mendiang Raja Bhumibol Adulyadej.
(mas)