Sumbang Senjata ke Filipina, Rusia: Tidak Ada Agenda Tersembunyi
A
A
A
MANILA - Pemerintah Rusia memberikan sumbangan senjata kepada Filipina. Moskow menegaskan bahwa tidak ada agenda tersembunyi atau persyaratan politik di balik sumbangan senjata dan peralatan militernya.
"Kami orang-orang Rusia, kami tidak memiliki agenda tersembunyi, jika kami memberikan bantuan kami kepada Anda, kami melakukan itu dengan tulus. Kami tidak memiliki agenda dan persyaratan politik yang tersembunyi," kata Duta Besar Rusia untuk Filipina, Igor Khovaev seperti dikutip dari Anadolu, Miggu (22/10/2017).
Dengan memuji pembebasan Marawi baru-baru ini, yang dilanda perang dari militan terkait ISIS, Khoiev mengatakan Rusia siap membantu warga Filipina dalam peperangan melawan terorisme.
"Kerja sama antara Filipina dan Rusia tidak memiliki persyaratan politik dan itulah prinsip dasar kerja sama militer dengan semua mitra asing yang tertarik," Khovaev meyakinkan.
Pernyataan Khioev terjadi setelah tiga kapal perang Angkatan Laut Rusia Pasifik berlabuh di Manila South Harbor pada hari Jumat untuk kunjungan niat baik di negara ini dari 20 hingga 26 Oktober.
Kapal perang tersebut berisi peralatan militer khusus yang akan disumbangkan oleh Rusia ke Filipina sebagai bagian dari pengembangan program kerjasama militer antara kedua negara.
Baca Juga: Penuh Peralatan Militer, Kapal AL Rusia Bersandar di Filipina
Khovaev pun mengkonfirmasi pengiriman senjata itu. "Rusia mendukung penuh (Filipina) dalam perjuangan melawan terorisme. Kami siap untuk memberikan bantuan kepada negara ini," katanya.
Dia juga mengatakan Filipina dan Rusia berada di jalur yang benar dalam hal menempa hubungan yang lebih baik seperti yang dibayangkan oleh Presiden Vladimir Putin dan Presiden Rodrigo Duterte yang mengunjungi Moskow pada Mei 2017.
"Filipina dan Rusia berada di jalur yang benar. Saya mengkonfirmasikan sekali lagi bahwa Federasi Rusia terbuka untuk mempertimbangkan semua kerja sama bilateral di bidang militer dan teknik," ucapnya lebih lanjut.
Kedatangan kapal perang Rusia di Filipina bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ke Manila untuk menandatangani kontrak baru mengenai pasokan peralatan militer.
Namun, belum ada pengumuman resmi kapan kontrak baru tersebut ditandatangani.
Dalam pidato sebelumnya, Presiden Duterte yang menggambarkan Presiden Putin sebagai teman baiknya mengatakan bahwa dia meningkatkan hubungannya dengan Rusia.
Duterte mengungkapkan bahwa Rusia juga akan menyumbangkan 5.000 senapan AK-47 Kalashnikov buatan Rusia dan 20 truk militer besar baru ke Filipina.
Baca Juga: Dukung Upaya Berangus Terorisme, Rusia Kirim Senjata ke Filipina
"Kami orang-orang Rusia, kami tidak memiliki agenda tersembunyi, jika kami memberikan bantuan kami kepada Anda, kami melakukan itu dengan tulus. Kami tidak memiliki agenda dan persyaratan politik yang tersembunyi," kata Duta Besar Rusia untuk Filipina, Igor Khovaev seperti dikutip dari Anadolu, Miggu (22/10/2017).
Dengan memuji pembebasan Marawi baru-baru ini, yang dilanda perang dari militan terkait ISIS, Khoiev mengatakan Rusia siap membantu warga Filipina dalam peperangan melawan terorisme.
"Kerja sama antara Filipina dan Rusia tidak memiliki persyaratan politik dan itulah prinsip dasar kerja sama militer dengan semua mitra asing yang tertarik," Khovaev meyakinkan.
Pernyataan Khioev terjadi setelah tiga kapal perang Angkatan Laut Rusia Pasifik berlabuh di Manila South Harbor pada hari Jumat untuk kunjungan niat baik di negara ini dari 20 hingga 26 Oktober.
Kapal perang tersebut berisi peralatan militer khusus yang akan disumbangkan oleh Rusia ke Filipina sebagai bagian dari pengembangan program kerjasama militer antara kedua negara.
Baca Juga: Penuh Peralatan Militer, Kapal AL Rusia Bersandar di Filipina
Khovaev pun mengkonfirmasi pengiriman senjata itu. "Rusia mendukung penuh (Filipina) dalam perjuangan melawan terorisme. Kami siap untuk memberikan bantuan kepada negara ini," katanya.
Dia juga mengatakan Filipina dan Rusia berada di jalur yang benar dalam hal menempa hubungan yang lebih baik seperti yang dibayangkan oleh Presiden Vladimir Putin dan Presiden Rodrigo Duterte yang mengunjungi Moskow pada Mei 2017.
"Filipina dan Rusia berada di jalur yang benar. Saya mengkonfirmasikan sekali lagi bahwa Federasi Rusia terbuka untuk mempertimbangkan semua kerja sama bilateral di bidang militer dan teknik," ucapnya lebih lanjut.
Kedatangan kapal perang Rusia di Filipina bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ke Manila untuk menandatangani kontrak baru mengenai pasokan peralatan militer.
Namun, belum ada pengumuman resmi kapan kontrak baru tersebut ditandatangani.
Dalam pidato sebelumnya, Presiden Duterte yang menggambarkan Presiden Putin sebagai teman baiknya mengatakan bahwa dia meningkatkan hubungannya dengan Rusia.
Duterte mengungkapkan bahwa Rusia juga akan menyumbangkan 5.000 senapan AK-47 Kalashnikov buatan Rusia dan 20 truk militer besar baru ke Filipina.
Baca Juga: Dukung Upaya Berangus Terorisme, Rusia Kirim Senjata ke Filipina
(ian)