Korban Badai Harvey di AS Tak Dapat Bantuan jika Boikot Israel
A
A
A
HOUSTON - Para warga di pinggiran Kota Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) yang jadi korban Badai Harvey tidak tidak akan mendapatkan bantuan dana jika mendukung pemboikotan Israel. Syarat anti-Israel itu muncul dalam formulir pengajuan bantuan.
Otoritas Kota Dickinson, Texas, mengatakan kepada individu dan kelompok bisnis yang menjadi korban badai bahwa mereka sekarang bisa menerima permohonan untuk bantuan dana.
Untuk mengajukan permohonan itu, pemohon harus menyetujui sejumlah klausul, salah satunya menyatakan bahwa mereka tidak memboikot Israel.
”Dengan melaksanakan persetujuan ini di bawah, pemohon memverifikasi bahwa pemohon: (1) tidak memboikot Israel; dan (2) tidak akan memboikot Israel selama masa perjanjian ini,” bunyi formulir aplikasi permohonan bantuan tersebut, yang dikutip SINDOnews dari situs penyalur bantuan Kota Dickinson, ci.dickinson.tx.us, Sabtu (21/10/2017).
Pihal American Civil Liberties Union (ACLU) mengkritik ketentuan dari otoritas kota tersebut sebagai pelanggaran hak kebebasan berbicara.
”Persyaratan Dickinson adalah pelanggaran mengerikan terhadap Amandemen Pertama, yang mengingatkan pada sumpah setia era McCarthy yang mengharuskan orang Amerika untuk menolak keanggotaan dalam partai Komunis dan bentuk kegiatan 'subversif' lainnya,” kata Direktur Hukum ACLU Texas, Andre Segura, yang dilansir Russia Today.
Klausul itu kemungkinan berasal dari Undang-Undang Texas yang disahkan pada bulan Mei lalu, di mana semua kontraktor negara diwajibkan untuk menyatakan bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam pemboikotan terhadap Israel.
”Sebagai mitra dagang nomor satu Israel di Amerika Serikat, Texas dengan bangga menegaskan kembali dukungannya untuk rakyat Israel dan kami akan terus membangun kemitraan historis kami,” kata Gubernur Texas Greg Abbott saat pengesahan UU kala itu.
“Kebijakan anti-Israel adalah kebijakan anti-Texas, dan kami tidak akan mentolerir tindakan semacam itu terhadap sekutu penting,” ujar Abbott.
Dickinson adalah salah satu kota terparah di wilayah Houston yang dilanda Badai Harvey pada bulan September. Menurut departemen kepolisian setempat, sekitar 7.000 rumah dan 88 fasilitas bisnis rusak parah. Kota kecil ini hanya menampung sekitar 20.000 orang.
Otoritas Kota Dickinson, Texas, mengatakan kepada individu dan kelompok bisnis yang menjadi korban badai bahwa mereka sekarang bisa menerima permohonan untuk bantuan dana.
Untuk mengajukan permohonan itu, pemohon harus menyetujui sejumlah klausul, salah satunya menyatakan bahwa mereka tidak memboikot Israel.
”Dengan melaksanakan persetujuan ini di bawah, pemohon memverifikasi bahwa pemohon: (1) tidak memboikot Israel; dan (2) tidak akan memboikot Israel selama masa perjanjian ini,” bunyi formulir aplikasi permohonan bantuan tersebut, yang dikutip SINDOnews dari situs penyalur bantuan Kota Dickinson, ci.dickinson.tx.us, Sabtu (21/10/2017).
Pihal American Civil Liberties Union (ACLU) mengkritik ketentuan dari otoritas kota tersebut sebagai pelanggaran hak kebebasan berbicara.
”Persyaratan Dickinson adalah pelanggaran mengerikan terhadap Amandemen Pertama, yang mengingatkan pada sumpah setia era McCarthy yang mengharuskan orang Amerika untuk menolak keanggotaan dalam partai Komunis dan bentuk kegiatan 'subversif' lainnya,” kata Direktur Hukum ACLU Texas, Andre Segura, yang dilansir Russia Today.
Klausul itu kemungkinan berasal dari Undang-Undang Texas yang disahkan pada bulan Mei lalu, di mana semua kontraktor negara diwajibkan untuk menyatakan bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam pemboikotan terhadap Israel.
”Sebagai mitra dagang nomor satu Israel di Amerika Serikat, Texas dengan bangga menegaskan kembali dukungannya untuk rakyat Israel dan kami akan terus membangun kemitraan historis kami,” kata Gubernur Texas Greg Abbott saat pengesahan UU kala itu.
“Kebijakan anti-Israel adalah kebijakan anti-Texas, dan kami tidak akan mentolerir tindakan semacam itu terhadap sekutu penting,” ujar Abbott.
Dickinson adalah salah satu kota terparah di wilayah Houston yang dilanda Badai Harvey pada bulan September. Menurut departemen kepolisian setempat, sekitar 7.000 rumah dan 88 fasilitas bisnis rusak parah. Kota kecil ini hanya menampung sekitar 20.000 orang.
(mas)