Iran Disebut Dalang Serangan Siber Terhadap Legislator Inggris
A
A
A
LONDON - Iran dilaporkan telah melakukan serangan siber terhadap anggota parlemen Inggris awal tahun ini. Begitu laporan surat kabar The Times mengutip sebuah pemeriksaan intelijen mengenai insiden tersebut.
Laporan tersebut terjadi sehari setelah Inggris bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya dalam memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak merugikan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Parlemen Inggris dilanda serangan siber yang berkelanjutan dan telah ditentukan pada bulan Juni lalu. Serangan ini dirancang untuk mengidentifikasi kata sandi email yang lemah. Peristiwa ini terjadi lebih dari sebulan setelah worm ransomware melumpuhkan sebagian layanan kesehatan negara tersebut seperti disitat dari Reuters, Minggu (15/10/2017).
The Times melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan serangan siber pertama yang signifikan dari Iran terhadap target di Inggris setelah pada rilis awal menyalahkan Rusia.
Pusat Keamanan Cyber Nasional Inggris tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. Pun begitu dengan pemerintah Iran.
"Sementara motif serangan belum ditetapkan, para peretas tidak mencari keuntungan finansial sederhana," tulis The Times.
Laporan tersebut terjadi sehari setelah Inggris bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya dalam memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak merugikan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Parlemen Inggris dilanda serangan siber yang berkelanjutan dan telah ditentukan pada bulan Juni lalu. Serangan ini dirancang untuk mengidentifikasi kata sandi email yang lemah. Peristiwa ini terjadi lebih dari sebulan setelah worm ransomware melumpuhkan sebagian layanan kesehatan negara tersebut seperti disitat dari Reuters, Minggu (15/10/2017).
The Times melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan serangan siber pertama yang signifikan dari Iran terhadap target di Inggris setelah pada rilis awal menyalahkan Rusia.
Pusat Keamanan Cyber Nasional Inggris tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. Pun begitu dengan pemerintah Iran.
"Sementara motif serangan belum ditetapkan, para peretas tidak mencari keuntungan finansial sederhana," tulis The Times.
(ian)