George Weah Selangkah Lagi Jadi Presiden Liberia

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 14:20 WIB
George Weah Selangkah...
George Weah Selangkah Lagi Jadi Presiden Liberia
A A A
KEHEBATAN George Weah menggocek si kulit bundar dan mengelabui barisan pertahanan lawan pada masa jayanya tak perlu diragukan. Salah satu bukti betapa ciamiknya Weah adalah Ballon d’Or 1995. Dia adalah pemain Afrika pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut.

Tapi bagaimana dengan kepiawaian Weah dalam berpolitik? Mantan superstar lapangan hijau Liberia ini berhasil memimpin meski masih bersifat sementara—dalam pemilu presiden. Pria bernama lengkap George Tawlon Manneh Oppong Ousman Weah itu unggul di 11 dari 15 negara bagian. Hasil awal pemilu presiden diumumkan oleh komisi pemilihan umum tadi malam. Kubu Weah langsung percaya diri akan memenangi pemilu presiden dan tidak perlu pemilu putaran kedua.

Rakyat Liberia pun sudah berpesta menyambut kemenangan Weah. Kandidat presiden lainnya yang difavoritkan dari 20 calon presiden adalah Wakil Presiden Joseph Boakai. Dia hanya memimpin di satu wilayah. “Saya bisa katakan dengan yakin bahwa George Manneh Weah akan menjadi presiden Republik Liberia berikutnya,” ungkap penasihat politik Weah, Mulbah Morlu, kepada Reuters.

“Rakyat Liberia sudah bicara,” imbuhnya. Hasil akhir pemilu presiden akan diumumkan pada 25 Oktober mendatang. Pemilu putaran kedua akan digelar bulan depan jika tidak ada pihak yang meraih kemenangan suara mayoritas. “Komisi pemilihan umum belum memutuskan siapa pemenangnya,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum Liberia Jerome Korkoya.

Sebelum komisi pemilu mengumumkan pemenang sementara, beberapa partai yang mendukung tiga capres menuding adanya kecurangan. Mereka juga berjanji akan menentang hasil pemilu tersebut. Namun pemantau internasional menganggap tidak ada masalah besar pada pemilu presiden kali ini.

“Secara keseluruhan pelaksanaan pemilu dinilai baik,” ungkap pernyataan misi Uni Eropa. Kemudian pemantau pemilu dari Carter Center and National Democratic Institute (NDI) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) juga tidak menemukan isu besar yang mengganggu proses pemilu.

Tuduhan kecurangan itu mengacu pada kertas suara tam bahan dengan tanda pemilihan untuk Boakai dari Partai Persatuan yang dipimpin Presiden Ellen Johnson Sirleaf. Namun tidak ada partai-partai yang memberikan bukti kecurangan. Meski demikian Partai Persatuan menolak untuk merespons tudingan tersebut.

Sementara itu Johnson Sirleaf, presiden perempuan pertama di Benua Afrika yang memenangi pemilu pada 2005, memuji pemilu presiden kali ini sebagai peristiwa bersejarah. “Kita percaya bahwa seluruh rakyat Liberia siap untuk proses demokrasi tersebut. Saya berterima kasih kepada mereka atas partisipasinya dalam proses tersebut,” ungkapnya.

Ucapan selamat untuk Weah mengalir deras dari mantan pelatih serta sesama aktor lapangan hijau. Arsene Wenger yang pernah membesut Weah di AS Monaco pada 1988-1992 turut gembira atas kesuksesan mantan anak asuhnya itu. “Saya ingin mengucapkan selamat kepada salah satu mantan pemain saya yang menjadi presiden Liberia,” kata Wenger.

“Tentu saja seorang pelatih jarang memiliki mantan pemain yang kemudian bisa jadi presiden negaranya,” imbuh dia. Liberia merupakan negara republik modern tertua di Afrika. Negara itu didirikan setelah dibebaskan dari perbudakan AS pada 1874. Transfer kekuasaan demokratis terjadi pada 1944.

Perjalanan Panjang dan Berliku

Weah menjadi idola baru dalam dunia politik. Dia tidak hanya menginspirasi generasi muda Liberia, tetapi juga Afrika untuk terjun ke dunia politik. Ketertarikan Weah menjadi kepala negara diungkap kan menyusul usainya Perang Sipil II Liberia yang bertepatan dengan digelarnya Pemilu 2005.

Dia membentuk Kongres untuk Perubahan Demokrasi sebagai kendaraan politik untuk mendukung pencalonannya. Saat itu dia terkendala banyak hal. Weah dianggap tidak berpengalaman dalam dunia politik. Latar belakang pendidikannya juga menyebabkan dia hanya disebut sebagai politikus bodoh.

Weah dikalahkan oleh Ellen Johnson Sirleaf yang mengenyam pendidikan di Harvard dan pernah menjadi menteri keuangan. Pada Pemilu Presiden 2005, Weah meraih 28,3% suara. Tak ada kata menyerah dalam kamus kehidupan mantan bintang AS Monaco, Paris St Germain, dan AC Milan tersebut.

Dia tetap aktif dalam perpolitikan Liberia. Setelah kembali dari AS pada 2009, dia sukses bersama Kongres untuk Perubahan Demokrasi dengan menjadi senator yang menang pada pemilu sela. Weah menjadikan jabatan senator sebagai gerbang untuk kembali maju pada pemilu presiden. Kemudian dia mengumumkan keinginannya menantang Sirleaf pada Pemilu 2011.

Setelah melalui kegagalan demi kegagalan dalam mem bentuk aliansi, akhirnya Weah hanya menjadi kandidat wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Winston Tubman. Pada 2014 lalu, dia kembali maju pada pemilihan senat mewakili Kongres untuk Perubahan Demokrasi di Montserrado.

Dia mampu mengalahkan Robert Sirleaf, putra Presiden Sirelaf. Dia meraih kemenangan mutlak mencapai 78% suara. Weah pernah dijuluki sebagai salah satu pemain terbaik Afrika sepanjang masa. Dia juga menjadi salah satu pemain penyerang terbaik dalam generasinya.

Weah masuk pula dalam jajaran pemain tim nasional Liberia 1987-2003. Dia berturut-turut berhasil meraih predikat pemain sepak bola terbaik Afrika pada 1989, 1994, dan 1995. Sementara itu banyak bintang olahraga yang berubah haluan menjadi politikus selepas pensiun.

Salah satu yang terkenal adalah Arnold Schwar zenegger yang sukses menjadi gubernur California pada 2003 hingga 2011. Dia merupakan atlet binaraga yang terkenal. Dia mendapatkan julukan sebagai Mr Universe dan tujuh kali meraih gelar Mr Olympia.

Kemudian Dave Bing, mantan atlet bola basket NBA, sukses meraih jabatan politik wali kota Detroit pada 2009-sekarang. Kevin Johnson yang menjabat sebagai wali kota Sacramento sejak 2008-sekarang juga merupakan atlet basket. Dia beberapa kali tampil pada panggung NBA All-Stars. Pada 1988-1989, Johnson meraih penghargaan Most Improved Player. Dia juga menjadi warga Afro-Amerika yang terpilih sebagai wali kota Sacramento.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0610 seconds (0.1#10.140)