Kebijakan Trump di Amerika Latin Bisa Picu Peperangan
A
A
A
SAO PAOLO - Mantan Presiden Brazil, Dilma Rousseff menyatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di kawasan Amerika Latin, khususnya di Venezuela sangat berbahaya. Rousseff menyebut keputusan Trump untuk campur tangan dalam politik di Venezuela bisa memicu perang.
"Benua kita telah hidup dalam damai selama 140 tahun. Setiap usaha untuk mencampuri proses konstitusional yang sah di Venezuela, termasuk dengan memaksakan pemilihan presiden, sangat berbahaya. Sebab, akan menyebabkan perang sipil," ucap Rousseff, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (10/10).
Ia mengatakan, sulit untuk menganalisis dan memprediksi tindakan Trump. Politisi senior Brazil itu juga menuturkan, satu-satunya hal yang dapat dia katakan dengan pasti adalah bahwa dia menemukan perilaku Trump di Venezuela sangat tidak bertanggung jawab dan cenderung jahat.
"Washington selalu mengatakan kalau mereka adalah pendukung demokrasi. Mereka juga mengatakan mengenai kekuatan oposisi di Suriah. Dan, apa yang telah terjadi dengan oposisi itu? ISIS telah muncul, yang tidak ada hubungannya dengan demokrasi," ungkapnya.
"Sekarang, dengan Trump tidak mengesampingkan kemungkinan intervensi militer di Venezuela, jelas AS ingin menggunakan skenario yang sama di Amerika Latin. Itu tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik," imbuhnya.
Venezuela telah dikenai sanksi baru oleh pemerintah Trump. Di tengah demonstrasi oposisi besar-besaran di negara Amerika Latin, AS mengklaim pemerintah Venezuela sedang menghancurkan demokrasi. Pada bulan Agustus, Trump menyebutkan adanya opsi militer untuk melawan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Caracas pada gilirannya menuduh Washington mencampuri urusan dalam negerinya, menyebut AS sebagai agresor, yang menginginkan perubahan rezim di negara asing melalui terorisme politik dan psikologis.
"Benua kita telah hidup dalam damai selama 140 tahun. Setiap usaha untuk mencampuri proses konstitusional yang sah di Venezuela, termasuk dengan memaksakan pemilihan presiden, sangat berbahaya. Sebab, akan menyebabkan perang sipil," ucap Rousseff, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (10/10).
Ia mengatakan, sulit untuk menganalisis dan memprediksi tindakan Trump. Politisi senior Brazil itu juga menuturkan, satu-satunya hal yang dapat dia katakan dengan pasti adalah bahwa dia menemukan perilaku Trump di Venezuela sangat tidak bertanggung jawab dan cenderung jahat.
"Washington selalu mengatakan kalau mereka adalah pendukung demokrasi. Mereka juga mengatakan mengenai kekuatan oposisi di Suriah. Dan, apa yang telah terjadi dengan oposisi itu? ISIS telah muncul, yang tidak ada hubungannya dengan demokrasi," ungkapnya.
"Sekarang, dengan Trump tidak mengesampingkan kemungkinan intervensi militer di Venezuela, jelas AS ingin menggunakan skenario yang sama di Amerika Latin. Itu tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik," imbuhnya.
Venezuela telah dikenai sanksi baru oleh pemerintah Trump. Di tengah demonstrasi oposisi besar-besaran di negara Amerika Latin, AS mengklaim pemerintah Venezuela sedang menghancurkan demokrasi. Pada bulan Agustus, Trump menyebutkan adanya opsi militer untuk melawan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Caracas pada gilirannya menuduh Washington mencampuri urusan dalam negerinya, menyebut AS sebagai agresor, yang menginginkan perubahan rezim di negara asing melalui terorisme politik dan psikologis.
(esn)