Muslimah di Austria Terpaksa Copot Niqab di Depan Polisi Bersenjata

Senin, 02 Oktober 2017 - 10:52 WIB
Muslimah di Austria...
Muslimah di Austria Terpaksa Copot Niqab di Depan Polisi Bersenjata
A A A
WINA - Seorang wanita muslim atau muslimah di Austria terpaksa mencopot niqabnya di depan para polisi pria bersenjata. Polisi telah diperintahkan menjalankan larangan pemakaian busana penutup wajah itu karena undang-udang pelarangan resmi berlaku di seluruh negeri.

Pemberlakukan UU itu dikecam para aktivis muslim karena dianggap sebagai praktik Islamophobia. Aturan itu juga dianggap sebagai bentuk “kriminalisasi” terhadap warga muslim.

Wanita muda tersebut terpaksa mencopot niqabnya saat diperintah beberapa polisi pria bersenjata di desa Zell am See. UU baru di Austia menyatakan bahwa wajah setiap orang harus terlihat dari garis rambut sampai dagu di tempat umum.

Sesuai aturan yang diberlakukan di era pemerintahan Kanselir Christian Kern ini, polisi Austria diizinkan menggunakan kekerasan agar membuat orang menunjukkan wajah mereka dan dapat pula mengenakan denda sebesar 150 euro.

Larangan pemakaian busana penutup wajah di Austria terjadi setelah Prancis dan Belgia memperkenalkan undang-undang serupa pada tahun 2011. Parlemen Belanda juga sedang memperdebatkan larangan serupa.

Carla Amina Bhagajati, aktivis dari Komunitas Agama Islam di Austria mengatakan ada segelintir perempuan berjilbab yang dia kenal di Wina sekarang “dikriminalisasi" dan ”dibatasi” ruang geraknya.

”Mereka percaya bahwa mereka 'membebaskan wanita-wanita ini' dan mereka mengambil tindakan untuk mendapatkan identitas Austria, tapi ini munafik karena gagasan masyarakat terbuka adalah bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk bertindak dan berpakaian sesuka hati selama tidak ada orang lain yang dirugikan,” kritik Baghajati mengatakan kepada Al Jazeera, Senin (2/10/2017).

”Para wanita ini sedang dikriminalisasi. Semua orang berpikir bahwa mereka adalah korban, tapi Anda tidak bisa merendahkan mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin dibebaskan karena mereka sudah bebas dan memilih untuk memakai jilbab,” kata Baghajati.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6220 seconds (0.1#10.140)