'Syekh Sniper' Irak Terbunuh dalam Perang Lawan ISIS di Hawija
A
A
A
BASRA - Seorang veteran Irak yang dikenal dengan julukan “syekh sniper” telah terbunuh dalam pertempuran melawan kelompok ISIS untuk merebut kembali Kota Hawija. Kematian sang sniper atau penembak runduk ini diumumkan pasukan para militernya pada Sabtu kemarin.
Nama aslinya adalah Abu Tahsin al-Salhi. Dia pernah ambil bagian dalam perang Arab-Israel tahun 1973. Dia mengklaim telah menembak mati setidaknya 320 teroris ISIS atau Daesh.
Ahmad al-Assadi, juru bicara Hashed al-Shaabi, aliansi milisi tempat al-Salhi bergabung dalam perang melawan ISIS mengatakan, sang “syekh sniper” terbunuh saat dia maju ke Hawija, barat laut Irak, pada hari Jumat.
Pada pemakamannya pada hari Sabtu di dekat kota pelabuhan Basra, teman dekat korban, Ahmad Ali Hussein seperti dikutip AFP, Minggu (1/10/2017), mengatakan bahwa penembak runduk itu dikenal secara luas oleh rekan-rekannya sebagai "syekh sniper" atau pun "mata elang”.
Senjata yang tak terpisahkan dari al-Salhi adalah senapan Steyr buatan Austria. Veteran berjanggut abu-abu itu identik juga dengan sepeda motor dan syal kotak-kotak hitam-putih serta sarung tangan.
Dalam sebuah video yang dirilis kelompok para militer Irak, veteran berusia 63 tahun itu memberikan ikhtisar karirnya sebagai penembak runduk yang dimulai pada tahun 1973 ketika dia menjadi bagian dari sebuah brigade Irak yang berjuang di Dataran Tinggi Golan di Suriah.
Dia juga berjuang dalam perang untuk diktator Saddam Hussein melawan Iran tahun 1980-1988, kemudian invasi ke Kuwait tahun 1990-an dan ikut perang juga melawan pasukan AS yang menggulingkan Saddam Hussein pada tahun 2003.
”Hari ini, saya menembak mati dua di antaranya (petempur ISIS). Ini konyol—minimum untuk saya adalah empat,” katanya di video tersebut. “Dalam pertempuran anti-ISIS pada tahun 2015, saya membunuh 173 dari mereka, dan sekarang saya berada di posisi 320 (orang).”
Nama aslinya adalah Abu Tahsin al-Salhi. Dia pernah ambil bagian dalam perang Arab-Israel tahun 1973. Dia mengklaim telah menembak mati setidaknya 320 teroris ISIS atau Daesh.
Ahmad al-Assadi, juru bicara Hashed al-Shaabi, aliansi milisi tempat al-Salhi bergabung dalam perang melawan ISIS mengatakan, sang “syekh sniper” terbunuh saat dia maju ke Hawija, barat laut Irak, pada hari Jumat.
Pada pemakamannya pada hari Sabtu di dekat kota pelabuhan Basra, teman dekat korban, Ahmad Ali Hussein seperti dikutip AFP, Minggu (1/10/2017), mengatakan bahwa penembak runduk itu dikenal secara luas oleh rekan-rekannya sebagai "syekh sniper" atau pun "mata elang”.
Senjata yang tak terpisahkan dari al-Salhi adalah senapan Steyr buatan Austria. Veteran berjanggut abu-abu itu identik juga dengan sepeda motor dan syal kotak-kotak hitam-putih serta sarung tangan.
Dalam sebuah video yang dirilis kelompok para militer Irak, veteran berusia 63 tahun itu memberikan ikhtisar karirnya sebagai penembak runduk yang dimulai pada tahun 1973 ketika dia menjadi bagian dari sebuah brigade Irak yang berjuang di Dataran Tinggi Golan di Suriah.
Dia juga berjuang dalam perang untuk diktator Saddam Hussein melawan Iran tahun 1980-1988, kemudian invasi ke Kuwait tahun 1990-an dan ikut perang juga melawan pasukan AS yang menggulingkan Saddam Hussein pada tahun 2003.
”Hari ini, saya menembak mati dua di antaranya (petempur ISIS). Ini konyol—minimum untuk saya adalah empat,” katanya di video tersebut. “Dalam pertempuran anti-ISIS pada tahun 2015, saya membunuh 173 dari mereka, dan sekarang saya berada di posisi 320 (orang).”
(mas)