Media Riyadh: Bioskop Muncul Lagi di Arab Saudi, Siap?
A
A
A
RIYADH - Media Riyadh, Al Arabiya, memberi isyarat bahwa hiburan bioskop akan muncul lagi di Arab Saudi. Isyarat ini sejalan dengan bagian dari program reformasi “Vision 2030” yang dicetuskan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pengumuman dari media Saudi itu dimunculkan melalui Twitter pada Kamis (28/9/2017). ”Bioskop datang di Arab Saudi. Siap?,” tulis media tersebut via akun Twitter @AlArabiya_KSA.
Beberapa bioskop pernah buka di wilayah Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1970-an. Namun, atas desakan kaum konservatif pihak berwenang menutupnya.
Isyarat diputarnya lagi hiburan bioskop menyusul keputusan mengejutkan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang mengizinkan kaum perempuan mengemudikan mobil. Keputusan Raja Salman ini menjadi sejarah karena sudah sekitar 25 tahun, kaum perempuan dilarang mengemudikan mobil di negara tersebut.
Selain itu, untuk pertama kalinya pula Riyadh menunjuk perempuan sebagai juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington DC, Amerika Serikat.
Ketua Otoritas Hiburan Umum (GEA) Arab Saudi, Ahmed Al Khatib, dalam wawancaranya dengan Reuters bulan April, mengatakan bahwa kaum konservatif yang mengkritik reformasi secara bertahap menyadari bahwa kebanyakan orang Saudi, yang mayoritas berusia di bawah 30 tahun, menginginkan perubahan.
Perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meraup dana hingga seperempat dari total USD20 miliar yang saat ini digunakan warga Saudi di luar negeri untuk menikmati hiburan.
99% seperti London dan New York
Al Khatib mengatakan, tujuan perubahan itu termasuk menciptakan hiburan di Saudi yang 99 persen akan sama seperti di London dan New York. Namun, dia menyadari perubahan semacam itu tidak akan berlangsung cepat.
”Saya yakin kita memenangkan argumen,” katanya. Komunitas Saudi terdiri dari kaum liberal dan konservatif. Namun, menurut Khatib mayoritasnya adalah moderat.
”Mereka bepergian, mereka pergi ke bioskop, mereka pergi ke konser. Saya mengandalkan segmen menengah, yaitu sekitar 80 persen dari populasi,” katanya.
Kaum konservatif, lanjut dia, bisa memilih tinggal di rumah jika mereka tidak peduli dengan keadaan tersebut.
Pengumuman dari media Saudi itu dimunculkan melalui Twitter pada Kamis (28/9/2017). ”Bioskop datang di Arab Saudi. Siap?,” tulis media tersebut via akun Twitter @AlArabiya_KSA.
Beberapa bioskop pernah buka di wilayah Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1970-an. Namun, atas desakan kaum konservatif pihak berwenang menutupnya.
Isyarat diputarnya lagi hiburan bioskop menyusul keputusan mengejutkan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang mengizinkan kaum perempuan mengemudikan mobil. Keputusan Raja Salman ini menjadi sejarah karena sudah sekitar 25 tahun, kaum perempuan dilarang mengemudikan mobil di negara tersebut.
Selain itu, untuk pertama kalinya pula Riyadh menunjuk perempuan sebagai juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington DC, Amerika Serikat.
Ketua Otoritas Hiburan Umum (GEA) Arab Saudi, Ahmed Al Khatib, dalam wawancaranya dengan Reuters bulan April, mengatakan bahwa kaum konservatif yang mengkritik reformasi secara bertahap menyadari bahwa kebanyakan orang Saudi, yang mayoritas berusia di bawah 30 tahun, menginginkan perubahan.
Perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meraup dana hingga seperempat dari total USD20 miliar yang saat ini digunakan warga Saudi di luar negeri untuk menikmati hiburan.
99% seperti London dan New York
Al Khatib mengatakan, tujuan perubahan itu termasuk menciptakan hiburan di Saudi yang 99 persen akan sama seperti di London dan New York. Namun, dia menyadari perubahan semacam itu tidak akan berlangsung cepat.
”Saya yakin kita memenangkan argumen,” katanya. Komunitas Saudi terdiri dari kaum liberal dan konservatif. Namun, menurut Khatib mayoritasnya adalah moderat.
”Mereka bepergian, mereka pergi ke bioskop, mereka pergi ke konser. Saya mengandalkan segmen menengah, yaitu sekitar 80 persen dari populasi,” katanya.
Kaum konservatif, lanjut dia, bisa memilih tinggal di rumah jika mereka tidak peduli dengan keadaan tersebut.
(mas)