Rusia dan Korut Bahas Krisis Nuklir di Moskow

Jum'at, 29 September 2017 - 09:01 WIB
Rusia dan Korut Bahas...
Rusia dan Korut Bahas Krisis Nuklir di Moskow
A A A
MOSKOW - Pejabat Rusia dan Korea Utara (Korut) dijadwalkan bertemu di Moskow pada hari Jumat (29/9/2017) untuk membahas krisis nuklir Pyongyang. Amerika Serikat (AS) yang terlibat retorika perang dengan Pyongyang menyambut upaya diplomasi tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Oleg Burmistrov—diplomat Moskow yang bertanggung jawab atas krisis nuklir Pyongyang—akan bertemu dengan Choe Son-hui, Direktur Jenderal Departemen Luar Negeri Korut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menolak memberikan rincian soal pertemuan itu. Namun, pihaknya berjanji akan mengeluarkan sebuah pernyataan setelah pertemuan itu rampung.

Baca Juga: China dan AS Bahas Nasib Korut setelah Kim Jong-un Tumbang

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert menyambut baik upaya diplomasi Moskow. ”Saya tidak dapat melihatnya sebagai hal yang buruk,” katanya, seperti dikutip Reuters.

“Diplomasi adalah pendekatan pilihan kami,” ujar Nauert. ”Jika Rusia bisa berhasil membuat Korea Utara bergerak ke arah yang lebih baik, kami pasti akan menyambutnya.”

Dalam beberapa hari terakhir ini, masyarakat internasional melihat pertukaran retorika dan ancaman yang memanas antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan pemerintahan Kim Jong-un. Kedua pihak sama-sama mengeluarkan ancaman untuk menghancurkan negara satu sama lain.

Nauert mengatakan bahwa perundingan pada hari Jumat akan mengikuti langkah kunjungan utusan khusus AS untuk Korut, Joseph Yun, ke Moskow sekitar dua minggu yang lalu.

Baca Juga: RUSI: Kemungkinan Perang AS-Korut Sekarang Nyata

Pekan lalu, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengajukan proposal dari Moskow dan Beijing sebagai solusi meredam ketegangan di semenanjung Korea.

Proposal itu berisi pengekangan uji coba senjata Korut dengan imbalan penghentian latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan. Namun, Washington menolak proposal itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)