Jalankan Sanksi PBB, China Tutup Perusahaan Asal Korut
A
A
A
BEIJING - China telah mengatakan kepada perusahaan-perusahaan Korea Utara (Korut) yang beroperasi di wilayahnya untuk tutup. Hal itu terkait dengan penerapan sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap negara tersebut.
Perusahaan akan ditutup pada awal Januari. Usaha patungan China dan Korut juga terpaksa ditutup. Sebelumnya China, sekutu utama Pyongyang, telah melarang perdagangan tekstil dan membatasi ekspor minyak.
Baca Juga: China Akan Batasi Ekspor Minyak ke Korut
Langkah tersebut merupakan bagian dari respons internasional terhadap uji coba nuklir keenam dan paling kuat yang dilakukan oleh Korut. Dewan Keamanan PBB, di mana China menjadi anggota, memberikan suara bulat untuk sanksi baru pada 11 September.
Kementerian perdagangan China mengatakan telah menetapkan tenggat waktu 120 hari sejak dikeluarkannya resolusi tersebut untuk setiap perusahaan Korut yang berada di perbatasannya untuk ditutup seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/9/2017).
Korut terisolasi secara politis dan ekonomi, dan sebagian besar perdagangannya adalah dengan China. Beijing secara tradisional melindungi tetangganya itu, namun dengan tajam mengkritik uji coba nuklirnya dan meningkatkan retorika.
Awal tahun ini, perusahaan China membatasi pembelian batubara dari Pyongyang dan perdagangan makanan laut serta besi yang melintasi perbatasan. Ditambah dengan larangan perdagangan tekstil, Korut telah kehilangan beberapa sumber pendapatan mata uang asingnya yang sedikit.
Beijing berada di bawah tekanan publik untuk mengambil tindakan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang telah bertepuk tangan dan mencela kebijakan China pada waktu yang berbeda-beda.
Trump juga terlibat dalam perang kata-kata langsung dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, yang melabelinya sebagai "manusia roket" pada "misi bunuh diri". Trump memperingatkan bahwa dia tidak punya pilihan selain "menghancurkan" Korut jika dipaksa untuk membela AS atau sekutu-sekutunya.
Kim Jong-un, pada gilirannya, telah memanggil Trump "gila" dan "dotard", serta mengatakan bahwa komentar presiden AS telah meyakinkannya bahwa dia berhak untuk mencari pencegah nuklir, dan bahkan menuduh Trump telah menyatakan perang.
Pada sebuah briefing berita pada hari Kamis, juru bicara kementerian luar negeri China Lu Kang berkata: "Kami menentang perang di semenanjung Korea."
"Sanksi dan promosi pembicaraan sama-sama merupakan persyaratan Dewan Keamanan PBB. Kita seharusnya tidak terlalu menekankan satu aspek sambil mengabaikan yang lain," tegasnya.
Perusahaan akan ditutup pada awal Januari. Usaha patungan China dan Korut juga terpaksa ditutup. Sebelumnya China, sekutu utama Pyongyang, telah melarang perdagangan tekstil dan membatasi ekspor minyak.
Baca Juga: China Akan Batasi Ekspor Minyak ke Korut
Langkah tersebut merupakan bagian dari respons internasional terhadap uji coba nuklir keenam dan paling kuat yang dilakukan oleh Korut. Dewan Keamanan PBB, di mana China menjadi anggota, memberikan suara bulat untuk sanksi baru pada 11 September.
Kementerian perdagangan China mengatakan telah menetapkan tenggat waktu 120 hari sejak dikeluarkannya resolusi tersebut untuk setiap perusahaan Korut yang berada di perbatasannya untuk ditutup seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/9/2017).
Korut terisolasi secara politis dan ekonomi, dan sebagian besar perdagangannya adalah dengan China. Beijing secara tradisional melindungi tetangganya itu, namun dengan tajam mengkritik uji coba nuklirnya dan meningkatkan retorika.
Awal tahun ini, perusahaan China membatasi pembelian batubara dari Pyongyang dan perdagangan makanan laut serta besi yang melintasi perbatasan. Ditambah dengan larangan perdagangan tekstil, Korut telah kehilangan beberapa sumber pendapatan mata uang asingnya yang sedikit.
Beijing berada di bawah tekanan publik untuk mengambil tindakan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang telah bertepuk tangan dan mencela kebijakan China pada waktu yang berbeda-beda.
Trump juga terlibat dalam perang kata-kata langsung dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, yang melabelinya sebagai "manusia roket" pada "misi bunuh diri". Trump memperingatkan bahwa dia tidak punya pilihan selain "menghancurkan" Korut jika dipaksa untuk membela AS atau sekutu-sekutunya.
Kim Jong-un, pada gilirannya, telah memanggil Trump "gila" dan "dotard", serta mengatakan bahwa komentar presiden AS telah meyakinkannya bahwa dia berhak untuk mencari pencegah nuklir, dan bahkan menuduh Trump telah menyatakan perang.
Pada sebuah briefing berita pada hari Kamis, juru bicara kementerian luar negeri China Lu Kang berkata: "Kami menentang perang di semenanjung Korea."
"Sanksi dan promosi pembicaraan sama-sama merupakan persyaratan Dewan Keamanan PBB. Kita seharusnya tidak terlalu menekankan satu aspek sambil mengabaikan yang lain," tegasnya.
(ian)