Korea Utara Sedang Persiapkan Diri untuk Perang
A
A
A
SEOUL - Kantor berita Korea Selatan (Korsel) mengklaim bawah Pyongyang tampaknya akan meningkatkan pertahanannya di garis pantai timur negara itu. Itu dilakukan setelah menteri luar negerinya mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap Korea Utara (Korut) melalui Twitter.
Yonhap melaporkan bahwa Korut yang tertutup itu ternyata memperkuat pertahanannya dengan memindahkan pesawat ke pantai dan melakukan tindakan lain. Gerakan itu dilakukan setelah pembom AS terbang mendekati semenanjung Korea pada akhir pekan.
Menteri Luar Negeri Korut mengatakan bahwa Trump telah mengumumkan perang terhadap negara itu. Trump juga memperingatkan bahwa ia dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, "tidak akan kemana-mana" jika rezim tersebut terus mengancamnya.
Trump sebelumnya mengancam bahwa dia perlu "menghancurkan" Korut jika AS atau sekutu-sekutunya diserang dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York.
Baca juga:
Trump: Jika Dipaksa Membela Diri, AS Hancurkan Korut Total
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kita, kita akan memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan, termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis Amerika Serikat bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kita," kata Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong Ho.
"Pertanyaan tentang siapa yang "tidak akan bersama" tidak lama lagi akan dijawab," seperti dikutip dari Asean Correspondent, Rabu (27/9/2017)
Korsel mendesak dilakukannya pengurangan retorika dan pelucutan senjata nuklir di pihak tetangganya di utara - yang secara teknis telah berperang sejak 1950-an.
"Korea Utara harus menyadari bahwa itu tidak lain dari provokasi nuklir dan rudalnya serta kata-kata yang mengancam yang menyebabkan ketegangan meningkat di Semenanjung Korea," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Korsel pada hari Selasa seperti dikutip Yonhap.
"Korut harus keluar untuk melakukan perundingan denuklirisasi sesegera mungkin," imbuhnya.
Yonhap melaporkan bahwa Korut yang tertutup itu ternyata memperkuat pertahanannya dengan memindahkan pesawat ke pantai dan melakukan tindakan lain. Gerakan itu dilakukan setelah pembom AS terbang mendekati semenanjung Korea pada akhir pekan.
Menteri Luar Negeri Korut mengatakan bahwa Trump telah mengumumkan perang terhadap negara itu. Trump juga memperingatkan bahwa ia dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, "tidak akan kemana-mana" jika rezim tersebut terus mengancamnya.
Trump sebelumnya mengancam bahwa dia perlu "menghancurkan" Korut jika AS atau sekutu-sekutunya diserang dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York.
Baca juga:
Trump: Jika Dipaksa Membela Diri, AS Hancurkan Korut Total
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kita, kita akan memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan, termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis Amerika Serikat bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kita," kata Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong Ho.
"Pertanyaan tentang siapa yang "tidak akan bersama" tidak lama lagi akan dijawab," seperti dikutip dari Asean Correspondent, Rabu (27/9/2017)
Korsel mendesak dilakukannya pengurangan retorika dan pelucutan senjata nuklir di pihak tetangganya di utara - yang secara teknis telah berperang sejak 1950-an.
"Korea Utara harus menyadari bahwa itu tidak lain dari provokasi nuklir dan rudalnya serta kata-kata yang mengancam yang menyebabkan ketegangan meningkat di Semenanjung Korea," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Korsel pada hari Selasa seperti dikutip Yonhap.
"Korut harus keluar untuk melakukan perundingan denuklirisasi sesegera mungkin," imbuhnya.
(ian)