Irak Luncurkan Operasi Rebut Benteng Terakhir ISIS di Perbatasan Suriah
A
A
A
BAGHDAD - Pasukan Irak dilaporkan telah meluncurkan sebuah operasi untuk merebut kembali benteng terakhir ISIS di gurun barat negara itu. Sumber militer mengatakan tentara dan pejuang suku Sunni Arab mulai pindah ke kota Ana.
"Kemajuan mereka diperlambat pada awalnya oleh belasan jebakan," kata sumber tersebut seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/9/2017).
Ana, 90km dari perbatasan Suriah, adalah satu dari tiga kota Irak di lembah sungai Efrat yang dikuasai oleh IS.
ISIS masih mengendalikan sebagian besar lembah di provinsi tetangga Deir al-Zour. Namun mereka berada di bawah tekanan dari pasukan pro-pemerintah Suriah serta aliansi pejuang Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS).
Sumber militer Irak mengatakan serangan terhadap Ana dan distrik sekitarnya didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan AS dan penasihat militer di lapangan.
"Pesawat tempur koalisi telah menghancurkan sebuah mobil berisi bahan peledak yang dikendarai oleh seorang pembom bunuh diri sesaat setelah dimulainya operasi tersebut," sumber tersebut menambahkan.
Setelah merebut kembali Ana, pasukan tersebut akan menargetkan Rawa, 12km ke utara, dan kemudian al-Qaim, kota terakhir sebelum perbatasan dengan Suriah.
"Tujuannya adalah untuk membawa seluruh provinsi Anbar kembali ke pelukan bangsa," kata Letnan Jenderal Rashid Flaih, kepala unit paramiliter Anbar.
Diluncurkannya serangan terhadap Ana terjadi saat pasukan Irak mempersiapkan serangan terhadap Hawija, sebuah kubu ISIS lainnya 220km utara ibukota Baghdad.
ISIS telah mengalami serangkaian kekalahan di Irak dalam beberapa bulan terakhir, dengan pemerintah menyatakan bahwa kota kedua Mosul telah direbut kembali pada bulan Juli.
"Kemajuan mereka diperlambat pada awalnya oleh belasan jebakan," kata sumber tersebut seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/9/2017).
Ana, 90km dari perbatasan Suriah, adalah satu dari tiga kota Irak di lembah sungai Efrat yang dikuasai oleh IS.
ISIS masih mengendalikan sebagian besar lembah di provinsi tetangga Deir al-Zour. Namun mereka berada di bawah tekanan dari pasukan pro-pemerintah Suriah serta aliansi pejuang Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS).
Sumber militer Irak mengatakan serangan terhadap Ana dan distrik sekitarnya didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan AS dan penasihat militer di lapangan.
"Pesawat tempur koalisi telah menghancurkan sebuah mobil berisi bahan peledak yang dikendarai oleh seorang pembom bunuh diri sesaat setelah dimulainya operasi tersebut," sumber tersebut menambahkan.
Setelah merebut kembali Ana, pasukan tersebut akan menargetkan Rawa, 12km ke utara, dan kemudian al-Qaim, kota terakhir sebelum perbatasan dengan Suriah.
"Tujuannya adalah untuk membawa seluruh provinsi Anbar kembali ke pelukan bangsa," kata Letnan Jenderal Rashid Flaih, kepala unit paramiliter Anbar.
Diluncurkannya serangan terhadap Ana terjadi saat pasukan Irak mempersiapkan serangan terhadap Hawija, sebuah kubu ISIS lainnya 220km utara ibukota Baghdad.
ISIS telah mengalami serangkaian kekalahan di Irak dalam beberapa bulan terakhir, dengan pemerintah menyatakan bahwa kota kedua Mosul telah direbut kembali pada bulan Juli.
(ian)