Sekjen PBB: Ini Krisis Korut Terburuk
A
A
A
PARIS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa pertikaian mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut) adalah krisis terburuk di dunia selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku khawatir karenanya.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang," ujar Guterres dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis.
"Tapi kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang disebabkan tidur berjalan. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat," sambungnya.
"Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," katanya, mengakui bahwa dia sangat khawatir seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/9/2017).
Guterres mengatakan bahwa pertanyaan utamanya adalah membuat Korut menghentikan program rudal nuklir dan balistik serta menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Tapi kita juga harus menjaga kesatuan Dewan Keamanan dengan segala cara, karena ini satu-satunya alat yang bisa melakukan inisiatif diplomatik dengan peluang sukses," jelasnya.
Amerika Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan untuk memberikan suara pada hari Senin untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang, meskipun ada perlawanan dari China dan Rusia.
Baca Juga: Senin, AS Minta DK PBB Gelar Voting untuk Sanksi Korut
Sebuah rancangan resolusi yang disodorkan AS menyerukan embargo minyak ke Korut, membekukan aset Kim Jong-un, larangan tekstil dan larangan pekerja asal Korut.
Baca Juga: AS Ingin Bekukan Aset Kim Jong-un dan Melarangnya ke Luar Negeri
Sumber diplomatik mengatakan Rusia dan China menentang tindakan tersebut secara keseluruhan, kecuali larangan tekstil, dalam sebuah pertemuan para ahli pada hari Jumat.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah keputusan yang matang," ujar Guterres dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis.
"Tapi kita juga tahu bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang disebabkan tidur berjalan. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum terlambat," sambungnya.
"Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun," katanya, mengakui bahwa dia sangat khawatir seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/9/2017).
Guterres mengatakan bahwa pertanyaan utamanya adalah membuat Korut menghentikan program rudal nuklir dan balistik serta menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Tapi kita juga harus menjaga kesatuan Dewan Keamanan dengan segala cara, karena ini satu-satunya alat yang bisa melakukan inisiatif diplomatik dengan peluang sukses," jelasnya.
Amerika Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan untuk memberikan suara pada hari Senin untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang, meskipun ada perlawanan dari China dan Rusia.
Baca Juga: Senin, AS Minta DK PBB Gelar Voting untuk Sanksi Korut
Sebuah rancangan resolusi yang disodorkan AS menyerukan embargo minyak ke Korut, membekukan aset Kim Jong-un, larangan tekstil dan larangan pekerja asal Korut.
Baca Juga: AS Ingin Bekukan Aset Kim Jong-un dan Melarangnya ke Luar Negeri
Sumber diplomatik mengatakan Rusia dan China menentang tindakan tersebut secara keseluruhan, kecuali larangan tekstil, dalam sebuah pertemuan para ahli pada hari Jumat.
(ian)