Akhiri Krisis, Qatar Siap Duduk Satu Meja dengan Kuartet Arab

Sabtu, 09 September 2017 - 11:38 WIB
Akhiri Krisis, Qatar...
Akhiri Krisis, Qatar Siap Duduk Satu Meja dengan Kuartet Arab
A A A
RIYADH - Penguasa Qatar telah menelepon pangeran mahkota Arab Saudi untuk membahas krisis antara Doha dan empat negara Arab. Demikian laporan media pemerintah dari kedua belah pihak.

"Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengatakan bahwa dia bersedia untuk mendiskusikan tuntutan yang dibuat oleh Saudi dan tiga negara lainnya," tulis kantor berita SPA Saudi seperti disitir dari BBC, Sabtu (9/9/2017).

Pemimpin Qatar berbicara kepada Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada hari Jumat.

"Selama telepon tersebut, Emir Qatar menyatakan keinginannya untuk duduk di meja dialog dan membahas tuntutan keempat negara untuk memastikan kepentingan semua orang," SPA melaporkan.

Kantor berita tersebut melaporkan bahwa rincian akan diumumkan setelah Arab Saudi mencapai kesepakatan dengan Bahrain, Mesir dan UEA.

Namun, tak lama kemudian SPA menuduh media Qatar mencoba mendistorsi fakta tentang panggilan telepon di antara para pemimpin, menambahkan bahwa setiap dialog sekarang "ditangguhkan".

Panggilan telepon terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara secara terpisah dengan para pemimpin Arab Saudi, UEA dan Qatar.

"Presiden menggarisbawahi bahwa persatuan di antara mitra Arab Amerika Serikat sangat penting untuk mempromosikan stabilitas regional dan melawan ancaman Iran," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

"Semua negara harus menindaklanjuti komitmen untuk mengalahkan terorisme, memotong dana untuk kelompok teroris dan memerangi ideologi ekstremis," sambung Gedung Putih.

Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan hubungan dengan tetangga Teluk mereka pada tanggal 5 Juni. Kuartet itu menuding Qatar mendukung terorisme, sebuah tuduhan yang sontak dibantah Doha dengan keras.

Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan UEA, yang memblokade Qatar, telah mengajukan daftar persyaratan untuk pencabutan sanksi. Persyaratan itu termasuk penutupan kantor berita Al-Jazeera dan mengurangi hubungan dengan Iran.

Kelompok tersebut menuduh saluran yang didanai Qatar untuk mendorong ekstremisme, sebuah tuduhan yang ditolak jaringan berita tersebut.

Arab Saudi telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, sementara keempat negara telah mengakhiri hubungan udara dan laut dengan Doha.

Upaya diplomatik yang dipimpin oleh Kuwait dan didukung oleh kekuatan Barat sejauh ini gagal mengakhiri perselisihan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5938 seconds (0.1#10.140)