Presiden Trump 'Membunuh' Program 'Pemimpi' Obama

Rabu, 06 September 2017 - 05:10 WIB
Presiden Trump Membunuh...
Presiden Trump 'Membunuh' Program 'Pemimpi' Obama
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengakhiri sebuah program perlindungan dari deportasi untuk ratusan orang yang dibawa ke Amerika Serikat (AS) saat anak-anak tanpa dokumen. Program yang dicetuskan era Presiden Barack Obama ini dikenal sebagai program “dreamer” atau pemimpi.

Keputusan pemerintah Trump untuk “membunuh” program yang bernama Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA) ini diumumkan oleh Jaksa Agung Jeff Sessions pada hari Selasa waktu Washington.

Program ini telah membantu hampir 800.000 pria dan wanita muda dari luar AS untuk mendapatkan status hukum, izin kerja dan lisensi mengemudi. Obama mencetuskan program berupa penangguhan hukuman bagi imigran itu pada tahun 2012 dan didukung Partai Demokrat serta para pemimpin bisnis.

Administrasi Trump menyatakan bahwa tidak ada penerima manfaat program ini yang akan terpengaruh sebelum 5 Maret 2017.

Sessions mengatakan tindakan tersebut tidak berarti menganggap penerima DACA merupakan "orang jahat".

”Untuk memiliki sistem imigrasi yang sah yang melayani kepentingan nasional, kita tidak bisa mengakui semua orang yang ingin datang ke sini. Sederhana saja, itu adalah kebijakan perbatasan terbuka dan rakyat Amerika telah menolaknya dengan benar,” kata Sessions.

Jaksa Agung Sessions menambahkan, program tersebut telah menolak kesempatan kerja ratusan ribu orang Amerika karena mengizinkan para orang asing ilegal menerima pekerjaan tersebut tersebut.

Sebagian besar imigran yang dilindungi oleh DACA, yang dijuluki sebagai “dreamer” berasal dari Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Jackie Cortes, seorang penerima DACA yang datang ke AS dari Meksiko pada usia sembilan tahun, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa program tersebut membantunya bisa sekolah hingga ke jenjang sekolah menengah dan mengizinkannya untuk bekerja dengan cara yang benar.

”Saya bisa merasakan bagian dari tempat tinggal lebih dari separuh hidup saya,” kata Cortes.

Keputusan Trump itu memicu demonstrasi pro-DACA di luar Trump Tower di New York. Para demonstran memblokir lalu lintas. Setidaknya 11 orang demonstran ditangkap.

Mantan Presiden AS Barack Obama mengecam keputusan Trump sebagai kebijakan yang salah dan kejam.

”Akhirnya, ini tentang kesusahan yang mendasar,” kata Obama dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Facebook tentang pembatalan program DACA.

”Imigrasi bisa menjadi topik yang kontroversial,” kata Obama. ”Kita semua menginginkan perbatasan yang aman dan ekonomi yang dinamis, dan orang-orang yang memiliki niat baik dapat memiliki perselisihan yang sah tentang bagaimana memperbaiki sistem imigrasi kita sehingga semua orang bermain dengan aturan.”

“Tidak masuk akal untuk mengusir orang muda berbakat, termotivasi, patriotik dari satu-satunya negara yang mereka tahu hanya karena tindakan orang tua mereka,” papar Obama. “Dan juga karena petugas penegakan imigrasi kami memiliki sumber daya yang terbatas,” imbuh Obama, yang dikutip Rabu (6/9/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)