Putin Ancam Usir 155 Diplomat AS Lainnya dari Rusia

Rabu, 06 September 2017 - 01:50 WIB
Putin Ancam Usir 155...
Putin Ancam Usir 155 Diplomat AS Lainnya dari Rusia
A A A
BEIJING - Presiden Vladimir Putin mengancam akan mengusir 155 diplomat Amerika Serikat (AS) lainnya dari Rusia setelah sebelumnya mengusir 755 diplomat Washington. Ancaman pemimpin Kremlin ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara.

”Begitu bicara perihal pengetatan, jumlah diplomat Amerika di Moskow seharusnya bukan 455 (personel) tapi lebih sedikit, jika kita berbicara tentang paritas,” kata Putin kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers di China.

”Jadi, kami berhak mengambil keputusan baru mengenai jumlah diplomat Amerika di Moskow. Kami tidak akan melakukan ini segera tapi akan melihat bagaimana segala sesuatunya berkembang,” lanjut Putin, seperti dilansir Washington Examiner, Rabu (6/9/2017).

Putin menyinggung paritas jumlah diplomat kedua negara setelah pemerintah Presiden Donald Trump menutup tiga fasilitas diplomatik Rusia di AS minggu lalu.

Presiden Putin pada Juli lalu memangkas jumlah staf diplomatik AS di Rusia menjadi 455 personel dengan mengusir sekitar 755 diplomat. Namun, Putin pada hari Selasa, berargumen bahwa jumlah 455 personel diplomatik AS merupakan ketidakseimbangan, karena beberapa staf diplomatik Rusia di AS bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bukan di AS.

”Sebenarnya, mereka bukan diplomat yang diakreditasi di Departemen Luar Negeri AS tapi diplomat bekerja di sebuah organisasi internasional,” katanya. ”Ketika Amerika Serikat menginginkan agar PBB berkantor pusat di New York, pihaknya berjanji untuk memastikan operasinya dengan benar.”

Aksi saling usir diplomat ini dimulai sejak pemerintahan Presiden Barack Obama pada tahun 2016. Saat itu, pemerintah Obama mengusir 35 diplomat Moskow dengan alasan Rusia ikut campur pemilu presiden tahun 2016.

Putin kala itu menunda untuk melakukan pembalasan dan baru dibalas ketika Washington mengeluarkan undang-undang penjatuhan sanksi terhadap Moskow atas berbagai tuduhan, termasuk intervensi krisis Ukraina dan Suriah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1028 seconds (0.1#10.140)