Kim Jong-un Inspeksi Hulu Ledak Bom Hidrogen Rudal ICBM Korut
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, melakukan inspeksi sebuah bom hidrogen yang akan dimuat di rudal balistik antar benua (ICBM) baru. Korut pun mengklaim pihaknya telah mengembangkan senjata nuklir yang lebih maju yang memiliki kekuatan destruktif hebat.
Laporan yang dirilis oleh kantor berita resmi Korut, KCNA, ini hadir di tengah ketegangan regional yang meningkat menyusul dua uji coba rudal kelas ICBM pada bulan Juli lalu. Kedua rudal tersebut berpotensi memiliki jangkauan sekitar 10.000 km yang bisa menghantam bagian daratan Amerika Serikat (AS).
"Kim Jong-un mengunjungi Institut Senjata Nuklir negara dan menyaksikan sebuah bom Hidrogen dimuat ke ICBM baru," tulis KCNA seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/8/2017).
"Semua komponen bom H adalah buatan sendiri dan semua prosesnya diajukan berdasarkan Juche, sehingga memungkinkan negara tersebut memproduksi senjata nuklir yang kuat sebanyak yang diinginkannya," sambung laporan itu.
Juche adalah rumusan yang dibuat sendiri oleh Korut yang menjadi ideologi negara itu. Ideologi ini merupakan perpaduan antara Marxisme dan nasionalisme ekstrim yang dipopulerkan oleh pendiri negara Kim Il Sung, kakek Kim Jong-un.
KCNA mengklaim kekuatan bom hidrogen ini dapat disesuaikan dengan ratusan kiloton. Bom ini juga bisa diledakkan di tempat yang tinggi, dengan komponen yang diproduksi secara mandiri. Hal ini membuat Korut dapat membuat sebanyak mungkin senjata nuklir sesuai keinginannya.
"Kim Jong-un menetapkan tugas yang harus dipenuhi dalam penelitian nuklir," kata KCNA, namun tidak menyebutkan rencana uji coba nuklir keenam.
Di bawah pemimpinnya Kim Jong-un, Korut telah berusaha untuk membangun senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh yang dapat mengantarkan mereka pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan ini sekaligus menentang sanksi PBB dan tekanan internasional.
Para ahli dan pejabat mengatakan Korut dapat melakukan uji coba nuklir keenamnya setiap saat. Negara paria itu sendiri telah memiliki kesiapan di lokasi uji coba nuklirnya untuk melakukan uji coba kembali setiap saat.
Korut tahun lalu melakukan uji coba nuklir keempat dan kelima. Pyongyang mengatakan uji coba keempat pada bulan Januari 2016 berhasil melakukan tes bom hidrogen. Namun para ahli dari luar mempertanyakan kebenaran klaim tersebut.
Tes nuklir kelima pada bulan September 2016 diperkirakan merupakan ledakan terbesar di Korut. Namun gempa yang dialami masih belum diyakini cukup besar untuk menunjukkan uji termonuklir.
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa sementara Korut telah memiliki bagian untuk melakukan uji coba nuklir kembali dalam beberapa bulan, namun tidak ada aktivitas baru yang terlihat di lokasi uji coba nuklirnya di Punggye-ri di wilayah timur lautnya.
Laporan yang dirilis oleh kantor berita resmi Korut, KCNA, ini hadir di tengah ketegangan regional yang meningkat menyusul dua uji coba rudal kelas ICBM pada bulan Juli lalu. Kedua rudal tersebut berpotensi memiliki jangkauan sekitar 10.000 km yang bisa menghantam bagian daratan Amerika Serikat (AS).
"Kim Jong-un mengunjungi Institut Senjata Nuklir negara dan menyaksikan sebuah bom Hidrogen dimuat ke ICBM baru," tulis KCNA seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/8/2017).
"Semua komponen bom H adalah buatan sendiri dan semua prosesnya diajukan berdasarkan Juche, sehingga memungkinkan negara tersebut memproduksi senjata nuklir yang kuat sebanyak yang diinginkannya," sambung laporan itu.
Juche adalah rumusan yang dibuat sendiri oleh Korut yang menjadi ideologi negara itu. Ideologi ini merupakan perpaduan antara Marxisme dan nasionalisme ekstrim yang dipopulerkan oleh pendiri negara Kim Il Sung, kakek Kim Jong-un.
KCNA mengklaim kekuatan bom hidrogen ini dapat disesuaikan dengan ratusan kiloton. Bom ini juga bisa diledakkan di tempat yang tinggi, dengan komponen yang diproduksi secara mandiri. Hal ini membuat Korut dapat membuat sebanyak mungkin senjata nuklir sesuai keinginannya.
"Kim Jong-un menetapkan tugas yang harus dipenuhi dalam penelitian nuklir," kata KCNA, namun tidak menyebutkan rencana uji coba nuklir keenam.
Di bawah pemimpinnya Kim Jong-un, Korut telah berusaha untuk membangun senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh yang dapat mengantarkan mereka pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan ini sekaligus menentang sanksi PBB dan tekanan internasional.
Para ahli dan pejabat mengatakan Korut dapat melakukan uji coba nuklir keenamnya setiap saat. Negara paria itu sendiri telah memiliki kesiapan di lokasi uji coba nuklirnya untuk melakukan uji coba kembali setiap saat.
Korut tahun lalu melakukan uji coba nuklir keempat dan kelima. Pyongyang mengatakan uji coba keempat pada bulan Januari 2016 berhasil melakukan tes bom hidrogen. Namun para ahli dari luar mempertanyakan kebenaran klaim tersebut.
Tes nuklir kelima pada bulan September 2016 diperkirakan merupakan ledakan terbesar di Korut. Namun gempa yang dialami masih belum diyakini cukup besar untuk menunjukkan uji termonuklir.
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa sementara Korut telah memiliki bagian untuk melakukan uji coba nuklir kembali dalam beberapa bulan, namun tidak ada aktivitas baru yang terlihat di lokasi uji coba nuklirnya di Punggye-ri di wilayah timur lautnya.
(ian)