Barter 8 Jasad Tentara, Libanon Bebaskan Ratusan Militan ISIS

Selasa, 29 Agustus 2017 - 09:27 WIB
Barter 8 Jasad Tentara,...
Barter 8 Jasad Tentara, Libanon Bebaskan Ratusan Militan ISIS
A A A
BEIRUT - Libanon mulai mengangkut sekitar 400 militan dan anggota keluarga kelompok ISIS atau Daesh dari wilayah perbatasan utara ke markas kelompok itu di Suriah timur. Ratusan militan itu dibebaskan sebagai barter dengan delapan jasad tentara Libanon yang disandera kelompok tersebut.

Dalam kesepakatan itu, kelompok Daesh menerima 17 bus ber-AC, 11 ambulans dan sebuah “tiket” masuk bebas melalui wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah Suriah.

Hizbullah, faksi politik dan bersenjata Libanon yang didominasi milisi Syiah berada di antara para pihak dalam kesepakatan tersebut. Kesepakatan barter delapan jasad tentara Libanon dengan ratusan militan ISIS ini diumumkan melalui War Media Center.

Pada gelombang pertama, 25 militan Daesh yang terluka diangkut ambulans keluar dari Libanon. Selanjutnya diikuti pembebasan ratusan militan lainnya.

Kantor berita negara Suriah, SANA, juga memastikan bahwa transfer ratusan militan itu sedang berlangsung.

Baca Juga: Tunda Pertempuran, Libanon Minta ISIS Bebaskan 9 Tentara yang Diculik

Kepala intelijen Libanon, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, yang merupakan juru runding utama pemerintah dalam upaya pengembalian para tentara dan jasad tentara Libanon yang diculik ISIS tahun 2014, membela keputusan barter.

”Kembalinya gerilyawan Daesh di bus ber-AC ke negara mereka (Suriah) diperbolehkan karena Libanon mematuhi filosofi sebuah negara yang tidak benar-benar membalas dendam,” katanya dalam sebuah wawancara radio, yang dilansir surat kabar Libanon, The Daily Star.

Mantan Presiden Libanon Michel Sleiman termasuk di antara para pemimpin Libanon yang menyatakan kesepakatan tersebut sebagai kemenangan bagi pemerintah. ”Kemenangan militer harus dilengkapi dengan memburu orang-orang yang mengeksekusi tentara dan menuntut mereka sebelum ke pengadilan internasional dan Arab,” kata Sleiman di Twitter, seperti dikutip New York Times, Selasa (29/8/2017).

Sembilan tentara Libanon diculik ISIS saat berperang di wilayah Arsal, wilayah timur laut Libanon pada tahun 2014. Sejak saat itu, hanya ada sedikit informasi tentang nasib mereka, meskipun kerabat telah melakukan banyak demonstrasi di Ibu Kota Beirut untuk menuntut pemerintah bertindak.

Lebih dari seminggu yang lalu, Angkatan Darat Lebanon meluncurkan serangan di daerah perbatasan untuk menekan militan ISIS guna menegosiasikan pembebasan tentara dan jasad para tentara mereka. Bersamaan dengan itu, Hizbullah dan sekutunya di pemerintahan Suriah memulai serangan di wilayah yang sama, dari sisi perbatasan Suriah.

Militer Libanon dan Hizbullah kemudian mengumumkan gencatan senjata dengan ISIS pada hari Minggu untuk memungkinkan pengembalian tentara dan jasad para tentara Beirut.

Jenderal Ibrahim mengatakan bahwa delapan jasad yang diserahkan adalah tentara Libanon yang hilang, walaupun identifikasi DNA masih tertunda. Tidak ada informasi tentang tentara kesembilan yang hilang, namun ada laporan bahwa tentara itu bergabung dengan militan ISIS selama masa penahanannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0602 seconds (0.1#10.140)