Sindir Islam di Karikatur Teror Barcelona, Charlie Hebdo Picu Kemarahan

Kamis, 24 Agustus 2017 - 02:35 WIB
Sindir Islam di Karikatur...
Sindir Islam di Karikatur Teror Barcelona, Charlie Hebdo Picu Kemarahan
A A A
PARIS - Majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, memicu kemarahan publik Eropa atas publikasi sampul edisi terbarunya. Sampul majalah itu memajang karikatur korban serangan teror di Barcelona, Spanyol, dengan pesan yang menyindir agama Islam.

Para kritikus mengutuk sampul majalah satire itu yang mengaitkan Islam dengan serangan mematikan baru-baru ini di Spanyol. Tindakan majalah itu dianggap mengipasi Islamofobia.

Sampul majalah itu bergambar karikatur dua orang korban serangan teror di Las Ramblas, Barcelona dengan posisi terbaring di genangan darah. Di samping karikatur itu diselipkan tulisan; ”Islam: agama damai ... abadi”.

Selusin militan asal Maroko diyakini telah merencanakan serangan pada minggu lalu di Barcelona dan Cambrils.

Di Barcelona, setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya cedera setelah sebuah van menabrak kerumunan orang.

Sampul Charlie Hebdo itu menyiratkan sindiran bahwa bahwa agama Islam yang diyakini umatnya sebagai agama damai inheren dengan kekerasan.

Topik karikatur itu telah menjadi trending topic Twitter di Prancis. Anggota parlemen Sosialis terkemuka dan mantan menteri Prancis, Stephane Le Foll, menyebut publikasi majalah satire itu sangat berbahaya.

”Bila Anda seorang jurnalis, Anda perlu menahan diri karena membuat asosiasi ini bisa digunakan oleh orang lain,” katanya.

Para pengguna Twitter mengutuk publikasi majalah tersebut. ”Tapi, siapa yang membela Charlie Hebdo hari ini?” tulis pengguna akun Twitter @Beninoise229_.

Majalah ini pernah dibela publik Barat ketika kantornya diserang sekelompok pria bersenjata beberapa tahun lalu karena menerbitkan karikatur yang dianggap menghina Nabi Muhammad. Beberapa orang di kantor majalah itu dibantai dengan senapan serbu.

Pengguna akun Twitter @soundmigration menulis; “Sampul Charlie Hebdo terbaru lebih buruk daripada yang terburuk dari rasisme anti-Irlandia di media Inggris setelah serangan Provo.”

Pengguna akun Twitter lainnya, @PhMarliere menulis; ”Sampul Charlie Hebdo menghasut kebencian anti-Muslim.”

Sementara itu, editor Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau menjelaskan bahwa publikasi kali ini sebagai sikap ketika para ahli dan pembuat kebijakan menghindari pertanyaan sulit terkait peran agama dalam kasus kekerasan karena khawatir terhadap respons Muslim moderat dan publik yang taat hukum.

”Perdebatan dan pertanyaan tentang peran agama, dan khususnya peran Islam, dalam serangan ini telah benar-benar hilang,” tulis dia dalam editorial majalah Prancis itu, yang dikutip Kamis (24/8/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)