Jong-un Perintahkan Produksi Lebih Banyak Roket Berhulu Ledak
Rabu, 23 Agustus 2017 - 10:47 WIB

Jong-un Perintahkan Produksi Lebih Banyak Roket Berhulu Ledak
A
A
A
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, memerintahkan produksi mesin roket berbahan bakar padat dan dengan ujung berhulu ledak. Demikian laporan kantor berita resmi Korut, KCNA, di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea.
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, dilaporkan mengunjungi sebuah institut kimia tidak lama setelah Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson yang muncul untuk menawarkan perdamaian dengan Pyongyang, menyambutnya dengan mengatakan menahan diri yang ditujukan kepada Korut.
KCNA melaporkan, dalam kunjungannya ke Institut Bahan Kimia Akademi Ilmu Pertahanan, Jong-un ditunjukkan tentang proses pembuatan ujung kepala rudal balistik antara benua dan mesin roket bahan bakar padat.
"Dia menginstruksikan institut tersebut untuk memproduksi mesin roket bahan bakar padat dan ujung kepala roket berhulu ledak dengan terus mengembangkan proses produksi mesin dan kapasitas produksi ujung kepala horisontal roket dan jet mesin dengan bahan karbon atau senyawa karbon," tulis KCNA seperti disadur dari Reuters, Rabu (23/8/2017).
Laporan KCNA mengatakan Jong-un telah memberikan ucapan terima kasih dan bonus khusus kepada para pejabat institut tersebut, yang memanggil mereka sebagai pahlawan. Sebuah foto menunjukkan Jong-un dengan setelan garis-garis abu-abu, tersenyum sebelum diagram alir besar yang menggambarkan semacam proses manufaktur.
Namun, tidak ada retorika yang berapi-api dalam beberapa pekan terakhir, seperti ketika Jong-un mengancam akan menembakkan rudal ke laut di dekat wilayah Pasifik AS, Guam. Ancaman itu dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump sebelumnya memperingatkan Korut bahwa akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam AS.
AS sendiri telah mengumumkan sanksi baru untuk menargetkan perusahaan-perusahaan China dan Rusia, serta individu, yang mendukung program nuklir dan rudal senjata Pyongyang.
Korut telah melakukan dua uji coba nuklir dan puluhan uji coba rudal sejak awal tahun lalu, yang secara signifikan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea yang sangat termiliterisasi. Dua uji coba rudal balistik antar benua pada bulan Juli menghasilkan babak baru sanksi global yang lebih ketat.
Uji coba rudal terakhir pada tanggal 28 Juli menempatkan daratan di AS. dalam jangkauan, memicu ketegangan yang menimbulkan kekhawatiran akan konflik baru di Semenanjung Korea.
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan latihan gabungan tahunan yang melibatkan simulasi komputer tentang kemungkinan perang di semenanjung Korea. Latihan rutin kerap dituding Korut sebagai persiapan untuk invasi. Latihan dimulai pada hari Senin dan akan berlanjut sampai 31 Agustus.
Korsel juga akan melakukan latihan pertahanan sipil sukarela di seluruh negeri pada hari Rabu.
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, dilaporkan mengunjungi sebuah institut kimia tidak lama setelah Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson yang muncul untuk menawarkan perdamaian dengan Pyongyang, menyambutnya dengan mengatakan menahan diri yang ditujukan kepada Korut.
KCNA melaporkan, dalam kunjungannya ke Institut Bahan Kimia Akademi Ilmu Pertahanan, Jong-un ditunjukkan tentang proses pembuatan ujung kepala rudal balistik antara benua dan mesin roket bahan bakar padat.
"Dia menginstruksikan institut tersebut untuk memproduksi mesin roket bahan bakar padat dan ujung kepala roket berhulu ledak dengan terus mengembangkan proses produksi mesin dan kapasitas produksi ujung kepala horisontal roket dan jet mesin dengan bahan karbon atau senyawa karbon," tulis KCNA seperti disadur dari Reuters, Rabu (23/8/2017).
Laporan KCNA mengatakan Jong-un telah memberikan ucapan terima kasih dan bonus khusus kepada para pejabat institut tersebut, yang memanggil mereka sebagai pahlawan. Sebuah foto menunjukkan Jong-un dengan setelan garis-garis abu-abu, tersenyum sebelum diagram alir besar yang menggambarkan semacam proses manufaktur.
Namun, tidak ada retorika yang berapi-api dalam beberapa pekan terakhir, seperti ketika Jong-un mengancam akan menembakkan rudal ke laut di dekat wilayah Pasifik AS, Guam. Ancaman itu dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump sebelumnya memperingatkan Korut bahwa akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam AS.
AS sendiri telah mengumumkan sanksi baru untuk menargetkan perusahaan-perusahaan China dan Rusia, serta individu, yang mendukung program nuklir dan rudal senjata Pyongyang.
Korut telah melakukan dua uji coba nuklir dan puluhan uji coba rudal sejak awal tahun lalu, yang secara signifikan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea yang sangat termiliterisasi. Dua uji coba rudal balistik antar benua pada bulan Juli menghasilkan babak baru sanksi global yang lebih ketat.
Uji coba rudal terakhir pada tanggal 28 Juli menempatkan daratan di AS. dalam jangkauan, memicu ketegangan yang menimbulkan kekhawatiran akan konflik baru di Semenanjung Korea.
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan latihan gabungan tahunan yang melibatkan simulasi komputer tentang kemungkinan perang di semenanjung Korea. Latihan rutin kerap dituding Korut sebagai persiapan untuk invasi. Latihan dimulai pada hari Senin dan akan berlanjut sampai 31 Agustus.
Korsel juga akan melakukan latihan pertahanan sipil sukarela di seluruh negeri pada hari Rabu.
(ian)