Ini Alasan AS Kurangi Pasukan dalam Latihan Bersama Korsel
Minggu, 20 Agustus 2017 - 22:53 WIB

Ini Alasan AS Kurangi Pasukan dalam Latihan Bersama Korsel
A
A
A
AMMAN - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis, membantah jika pengurangan pasukan AS yang ikut serta dalam latihan perang dengan Korea Selatan (Korsel) karena kekhawatiran terhadap Korea Utara (Korut). Menurutnya itu mencerminkan kebutuhan akan personil yang lebih sedikit.
AS menyertakan 17.500 tentara dalam latihan perang bersama Korsel pada bulan ini. Menurut Pentagon, jumlah ini mengalami penurunan mengingat AS menerjunkan 25.000 tentara pada tahun lalu.
Mattis mengatakan bahwa latihan tersebut telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya dan fokus pada operasi integrasi tahun ini.
"Angka tersebut berdasarkan desain untuk mencapai tujuan latihan dan Anda selalu memilih apa yang ingin Anda tekankan," katanya kepada wartawan saat melakukan perjalanan ke Yordania.
"Saat ini ada penekanan besar pada operasi pos komando, jadi integrasi semua upaya yang berbeda," imbuh Mattis seperti dilansir dari Reuters, Minggu (20/8/2017).
Kemajuan pesat Korut dalam mengembangkan senjata nuklir dan rudal yang mampu mencapai daratan AS telah memicu lonjakan ketegangan.
Dengan ketegangan tinggi di Semenanjung Korea, China telah mendesak AS dan Korsel untuk membatalkan latihan tersebut. Beijing adalah sekutu utama dan mitra dagang Pyongyang. Hal yang sama juga diungkapkan Rusia.
Latihan gabungan yang disebut Ulchi Freedom Guardian akan berlangsung dari 21 Agustus sampai 31 Agustus. Latihan ini melibatkan simulasi komputer yang dirancang untuk mempersiapkan perang yang tidak terduga dengan Korut yang memiliki kemampuan nuklir.
Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Korut akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam AS. Korut kemudian menanggapinya dengan mengancam menembakkan rudal ke wilayah kepulauan Pasifik AS di Guam.
Pyongyang kemudian mengatakan bahwa mereka menahan tembakan ke Guam sementara, menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan AS selanjutnya.
AS menyertakan 17.500 tentara dalam latihan perang bersama Korsel pada bulan ini. Menurut Pentagon, jumlah ini mengalami penurunan mengingat AS menerjunkan 25.000 tentara pada tahun lalu.
Mattis mengatakan bahwa latihan tersebut telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya dan fokus pada operasi integrasi tahun ini.
"Angka tersebut berdasarkan desain untuk mencapai tujuan latihan dan Anda selalu memilih apa yang ingin Anda tekankan," katanya kepada wartawan saat melakukan perjalanan ke Yordania.
"Saat ini ada penekanan besar pada operasi pos komando, jadi integrasi semua upaya yang berbeda," imbuh Mattis seperti dilansir dari Reuters, Minggu (20/8/2017).
Kemajuan pesat Korut dalam mengembangkan senjata nuklir dan rudal yang mampu mencapai daratan AS telah memicu lonjakan ketegangan.
Dengan ketegangan tinggi di Semenanjung Korea, China telah mendesak AS dan Korsel untuk membatalkan latihan tersebut. Beijing adalah sekutu utama dan mitra dagang Pyongyang. Hal yang sama juga diungkapkan Rusia.
Latihan gabungan yang disebut Ulchi Freedom Guardian akan berlangsung dari 21 Agustus sampai 31 Agustus. Latihan ini melibatkan simulasi komputer yang dirancang untuk mempersiapkan perang yang tidak terduga dengan Korut yang memiliki kemampuan nuklir.
Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Korut akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam AS. Korut kemudian menanggapinya dengan mengancam menembakkan rudal ke wilayah kepulauan Pasifik AS di Guam.
Pyongyang kemudian mengatakan bahwa mereka menahan tembakan ke Guam sementara, menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan AS selanjutnya.
(ian)