Presiden Korsel: Korut Lewati 'Garis Merah' jika Pasang Nuklir di ICBM
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) akan melewati “garis merah” jika menempatkan sebuah hulu ledak nuklir pada sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM). Komentar itu disampaikan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, pada hari Kamis (17/8/2017).
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) telah berjanji pada Korsel untuk meminta persetujuan Seoul sebelum melakukan tindakan militer terhadap Pyongyang.
Baca Juga: Nuklir Bukan Satu-satunya Senjata Horor di Gudang Senjata Korut
Kemajuan pesat Korea Utara dalam mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali (rudal) yang mampu mencapai daratan AS telah memicu lonjakan ketegangan dalam beberapa hari ini. Pyongyang sebelumnya mengancam untuk menembakkan rudal ke Guam sebelum akhirnya membatalkannya. Sedangkan Presiden AS Donald Trump mengancam akan merespons Korut dengan “api dan amarah” jika Pyongyang nekat menyerang wilayah AS.
”Saya akan mempertimbangkan bahwa Korut sedang melintasi ‘garis merah’ jika meluncurkan rudal balistik antarbenua lagi dan membuat senjata dengan menempatkan hulu ledak nuklir di atas rudal,” kata Presiden Moon Jae-in dalam sebuah konferensi pers yang menandai 100 hari memimpin Korsel, seperti dikutip Reuters.
Moon telah berulang kali memperingatkan Korut untuk tidak melewati “garis merah”, namun dia tidak pernah menjelaskan konsekuensi yang akan dirasakan Pyongyang jika mengabaikan peringatannya itu.
Baca Juga: Kepala Strategi Trump: Tak Ada Solusi Militer, Korut Hanya Tontonan
Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence kepada wartawan di Chile pada hari Rabu mengatakan bahwa semua opsi untuk rezim Kim Jong-un di Pyongyang tetap ada di meja. Wakil Trump ini meminta negara-negara Amerika Latin untuk memutuskan hubungan dengan Pyongyang.
Tapi, Kepala Strategi Utama Gedung Putih Steve Bannon mengatakan bahwa tidak ada solusi militer terhadap ancaman nuklir Korea Utara. Alasannya, artileri Pyongyang hanya bisa menargetkan Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.
”Tidak ada solusi militer (untuk ancaman nuklir Korea Utara), lupakan saja,” kata Bannon kepada The Prospect dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu.
”Sampai seseorang menyelesaikan bagian dari persamaan yang menunjukkan kepada saya bahwa 10 juta orang di Seoul tidak meninggal dalam 30 menit pertama dari senjata konvensional, saya tidak tahu apa yang sedang Anda bicarakan, tidak ada solusi militer di sini,” ujar Bannon.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) telah berjanji pada Korsel untuk meminta persetujuan Seoul sebelum melakukan tindakan militer terhadap Pyongyang.
Baca Juga: Nuklir Bukan Satu-satunya Senjata Horor di Gudang Senjata Korut
Kemajuan pesat Korea Utara dalam mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali (rudal) yang mampu mencapai daratan AS telah memicu lonjakan ketegangan dalam beberapa hari ini. Pyongyang sebelumnya mengancam untuk menembakkan rudal ke Guam sebelum akhirnya membatalkannya. Sedangkan Presiden AS Donald Trump mengancam akan merespons Korut dengan “api dan amarah” jika Pyongyang nekat menyerang wilayah AS.
”Saya akan mempertimbangkan bahwa Korut sedang melintasi ‘garis merah’ jika meluncurkan rudal balistik antarbenua lagi dan membuat senjata dengan menempatkan hulu ledak nuklir di atas rudal,” kata Presiden Moon Jae-in dalam sebuah konferensi pers yang menandai 100 hari memimpin Korsel, seperti dikutip Reuters.
Moon telah berulang kali memperingatkan Korut untuk tidak melewati “garis merah”, namun dia tidak pernah menjelaskan konsekuensi yang akan dirasakan Pyongyang jika mengabaikan peringatannya itu.
Baca Juga: Kepala Strategi Trump: Tak Ada Solusi Militer, Korut Hanya Tontonan
Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence kepada wartawan di Chile pada hari Rabu mengatakan bahwa semua opsi untuk rezim Kim Jong-un di Pyongyang tetap ada di meja. Wakil Trump ini meminta negara-negara Amerika Latin untuk memutuskan hubungan dengan Pyongyang.
Tapi, Kepala Strategi Utama Gedung Putih Steve Bannon mengatakan bahwa tidak ada solusi militer terhadap ancaman nuklir Korea Utara. Alasannya, artileri Pyongyang hanya bisa menargetkan Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.
”Tidak ada solusi militer (untuk ancaman nuklir Korea Utara), lupakan saja,” kata Bannon kepada The Prospect dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu.
”Sampai seseorang menyelesaikan bagian dari persamaan yang menunjukkan kepada saya bahwa 10 juta orang di Seoul tidak meninggal dalam 30 menit pertama dari senjata konvensional, saya tidak tahu apa yang sedang Anda bicarakan, tidak ada solusi militer di sini,” ujar Bannon.
(mas)