AS Hentikan Pencarian 3 Marinir yang Hilang di Lepas Pantai Australia
A
A
A
SYDNEY - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Korps Marinir telah menghentikan operasi pencarian dan penyelamatan untuk tiga Marinir yang hilang di lepas pantai timur laut Australia. Ketiga anggota Marinir itu hilang saat pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Teluk Shoalwater, Queensland.
Baca Juga: Pesawat Militer AS Jatuh di Lepas Pantai Australia, 3 Marinir Hilang
Korps Marinir menyatakan bahwa operasi penyelamatan untuk ketiga orang tersebut telah beralih ke upaya penemuan kembali. Anggota keluarga Marinir yang hilang telah diberitahu.
"Peralihan terjadi setelah tim memimpin upaya pencarian terus menerus yang berkelanjutan yang didukung oleh pesawat terbang dan kapal," bunyi pernyataan itu.
"Seperti yang diizinkan oleh negara laut, upaya pencarian akan dilakukan untuk mencari, menilai, dan melakukan survei di wilayah tersebut, dalam koordinasi dan dengan bantuan dari Angkatan Pertahanan Australia," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Independent, Minggu (6/8/2017).
Sebanyak 23 penumpang dan awak kapal lainnya telah diselamatkan.
Korps Marinir memperkirakan upaya pencarian bisa memakan waktu berbulan-bulan. Pemerintah Australia mengatakan akan mengerahkan angkatan bersenjata untuk membantu.
"Pikiran kita bersama dengan mereka yang terpengaruh oleh peristiwa tragis ini dan Pemerintah Australia siap untuk mendukung AS lebih jauh lagi dengan cara apa pun yang kita bisa," kata Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan.
Pesawat jatuh sekitar pukul 4 sore waktu setempat pada hari Sabtu. Ahli meteorologi Australia menggambarkan cuaca pada saat itu sangat "jinak".
Marinir yang hilang adalah anggota dari Kelompok Ekspedisi Bonhomme Richard, yang berada di Australia untuk berpartisipasi dalam manuver pelatihan gabungan yang melibatkan lebih dari 33.000 personel militer AS dan Australia.
Pesawat diluncurkan dari USS Bonhomme Richard saat melakukan operasi rutin di Laut Coral pada hari Sabtu. Perahu kecil dan pesawat terbang dari kapal segera menanggapi kecelakaan itu, dan menemukan 23 orang lainnya di atas kapal.
Marinir itu menerbangkan sebuah pesawat MV-22 Osprey, yang dirancang untuk lepas landas seperti helikopter tapi terbang seperti pesawat terbang. Lebih dari 20 Marinir tewas dalam penerbangan uji coba untuk pesawat tersebut pada tahun 2000. Osprey lainnya menabrak laut pada bulan Desember.
Pesawat tersebut tetap menjadi populer dengan militer AS karena kecepatan, jangkauan, dan fleksibilitasnya.
Baca Juga: Pesawat Militer AS Jatuh di Lepas Pantai Australia, 3 Marinir Hilang
Korps Marinir menyatakan bahwa operasi penyelamatan untuk ketiga orang tersebut telah beralih ke upaya penemuan kembali. Anggota keluarga Marinir yang hilang telah diberitahu.
"Peralihan terjadi setelah tim memimpin upaya pencarian terus menerus yang berkelanjutan yang didukung oleh pesawat terbang dan kapal," bunyi pernyataan itu.
"Seperti yang diizinkan oleh negara laut, upaya pencarian akan dilakukan untuk mencari, menilai, dan melakukan survei di wilayah tersebut, dalam koordinasi dan dengan bantuan dari Angkatan Pertahanan Australia," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Independent, Minggu (6/8/2017).
Sebanyak 23 penumpang dan awak kapal lainnya telah diselamatkan.
Korps Marinir memperkirakan upaya pencarian bisa memakan waktu berbulan-bulan. Pemerintah Australia mengatakan akan mengerahkan angkatan bersenjata untuk membantu.
"Pikiran kita bersama dengan mereka yang terpengaruh oleh peristiwa tragis ini dan Pemerintah Australia siap untuk mendukung AS lebih jauh lagi dengan cara apa pun yang kita bisa," kata Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan.
Pesawat jatuh sekitar pukul 4 sore waktu setempat pada hari Sabtu. Ahli meteorologi Australia menggambarkan cuaca pada saat itu sangat "jinak".
Marinir yang hilang adalah anggota dari Kelompok Ekspedisi Bonhomme Richard, yang berada di Australia untuk berpartisipasi dalam manuver pelatihan gabungan yang melibatkan lebih dari 33.000 personel militer AS dan Australia.
Pesawat diluncurkan dari USS Bonhomme Richard saat melakukan operasi rutin di Laut Coral pada hari Sabtu. Perahu kecil dan pesawat terbang dari kapal segera menanggapi kecelakaan itu, dan menemukan 23 orang lainnya di atas kapal.
Marinir itu menerbangkan sebuah pesawat MV-22 Osprey, yang dirancang untuk lepas landas seperti helikopter tapi terbang seperti pesawat terbang. Lebih dari 20 Marinir tewas dalam penerbangan uji coba untuk pesawat tersebut pada tahun 2000. Osprey lainnya menabrak laut pada bulan Desember.
Pesawat tersebut tetap menjadi populer dengan militer AS karena kecepatan, jangkauan, dan fleksibilitasnya.
(ian)