Relawan Inggris Bunuh Diri Ketimbang Ditangkap ISIS
A
A
A
LONDON - Seorang sukarelawan Inggris yang memerangi ISIS di Suriah memilih bunuh diri untuk menghindari penangkapan dirinya. Dia menembak dirinya sendiri ketika dikepung para militan ISIS di Raqqa.
Ryan Lock, 20, sukarelawan dari West Sussex, awalnya mengalami cedera kaki saat beperang di Raqqa pada 21 Desember sebelum akhirnya dikepung para militan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Lock akhirnya memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Mengutip laporan BBC, Kamis (3/8/2017), Lock menjadi sukarelawan untuk pasukan YPG Kurdi untuk memerangi ISIS. Menurut pasukan YPG, ada bekas luka tembak di bawah dagu Lock.
Pada bulan Agustus lalu, Lock mengatakan pada ibunya bahwa dia akan backpacking di Turki. Berselang lama, dia kembali memberi kabar kepada ibunya bahwa dia telah mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk pasukan YPG Kurdi.
Lock sebelumnya bekerja sebagai koki. Menurut laporan Sky News, pria Inggris itu tidak pernah mengikuti pelatihan militer. Oleh pasukan YPG, dia diberi beberapa pelatihan.
Dokumentasi di akun Facebook-nya juga menunjukkan Lock dilatih dilatih untuk menggunakan senapan sniper dan kacamata berpenglihatan malam hari.
Ibunya, Catherine, seperti dilansir The Guardian, mengatakan bahwa Lock merupakan pria pendiam yang suka bermain video game militer.”Tapi dia juga cukup politis,” kata Catherine.
Lock dilaporkan telah terlibat banyak pertempuran melawan ISIS sebelum kematiannya. Namun, pada bulan November, Lock terjerumus di dalam reruntuhan bangunan saat pasukan Turki meluncurkan serangan udara. Kala itu, dia mengalami luka di wajah dan dipublikasikan di media sosial.
“Kami dihantam (serangan) jet Turki di malam hari. Saya tinggal untuk menyelesaikan (misi) enam bulan saya,” tulis Lock di akun media sosialnya.
Turki dan YPG Kurdi telah terlibat sejumlah pertempuran dalam beberapa bulan terakhir.
Catherine mulai khawatir pada awal Desember ketika dia tidak mendengar kabar dari putranya selama dua minggu. Ayahnya, John Plater, kemudian menemukan gambar jenazah putranya di situs propaganda ISIS. Jenazah Lock dipajang dengan seorang militan ISIS berdiri di atasnya yang seolah-olah Lock dijadikan piala.
Seorang sukarelawan Kanada yang ikut beperang bersama Lock kemudian menulis pesan kepada Catherine bahwa Lock "meninggal sebagai pahlawan sejati”.
”Sejak kami mendengar kabar buruk tentang Ryan (Lock), ini sangat sulit, terutama kesulitan seputar pemulangannya,” kata Plater kepada BBC. ”Kami berterima kasih kepada YPG karena telah membawanya pulang.”
Meskipun ISIS menyandera jasad Lock selama beberapa bulan, namun pasukan YPG berhasil merebutnya dan akhirnya dikirim ke Inggris. Sekitar 30 warga Kurdi menyapa jasad Lock saat tiba di rumahnya di Inggris yang dihiasi mawar dan foto-foto dirinya.
Lock adalah warga Inggris ketiga yang tewas dalam pertempuran bersama YPG untuk mengusir ISIS.
Ryan Lock, 20, sukarelawan dari West Sussex, awalnya mengalami cedera kaki saat beperang di Raqqa pada 21 Desember sebelum akhirnya dikepung para militan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Lock akhirnya memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Mengutip laporan BBC, Kamis (3/8/2017), Lock menjadi sukarelawan untuk pasukan YPG Kurdi untuk memerangi ISIS. Menurut pasukan YPG, ada bekas luka tembak di bawah dagu Lock.
Pada bulan Agustus lalu, Lock mengatakan pada ibunya bahwa dia akan backpacking di Turki. Berselang lama, dia kembali memberi kabar kepada ibunya bahwa dia telah mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk pasukan YPG Kurdi.
Lock sebelumnya bekerja sebagai koki. Menurut laporan Sky News, pria Inggris itu tidak pernah mengikuti pelatihan militer. Oleh pasukan YPG, dia diberi beberapa pelatihan.
Dokumentasi di akun Facebook-nya juga menunjukkan Lock dilatih dilatih untuk menggunakan senapan sniper dan kacamata berpenglihatan malam hari.
Ibunya, Catherine, seperti dilansir The Guardian, mengatakan bahwa Lock merupakan pria pendiam yang suka bermain video game militer.”Tapi dia juga cukup politis,” kata Catherine.
Lock dilaporkan telah terlibat banyak pertempuran melawan ISIS sebelum kematiannya. Namun, pada bulan November, Lock terjerumus di dalam reruntuhan bangunan saat pasukan Turki meluncurkan serangan udara. Kala itu, dia mengalami luka di wajah dan dipublikasikan di media sosial.
“Kami dihantam (serangan) jet Turki di malam hari. Saya tinggal untuk menyelesaikan (misi) enam bulan saya,” tulis Lock di akun media sosialnya.
Turki dan YPG Kurdi telah terlibat sejumlah pertempuran dalam beberapa bulan terakhir.
Catherine mulai khawatir pada awal Desember ketika dia tidak mendengar kabar dari putranya selama dua minggu. Ayahnya, John Plater, kemudian menemukan gambar jenazah putranya di situs propaganda ISIS. Jenazah Lock dipajang dengan seorang militan ISIS berdiri di atasnya yang seolah-olah Lock dijadikan piala.
Seorang sukarelawan Kanada yang ikut beperang bersama Lock kemudian menulis pesan kepada Catherine bahwa Lock "meninggal sebagai pahlawan sejati”.
”Sejak kami mendengar kabar buruk tentang Ryan (Lock), ini sangat sulit, terutama kesulitan seputar pemulangannya,” kata Plater kepada BBC. ”Kami berterima kasih kepada YPG karena telah membawanya pulang.”
Meskipun ISIS menyandera jasad Lock selama beberapa bulan, namun pasukan YPG berhasil merebutnya dan akhirnya dikirim ke Inggris. Sekitar 30 warga Kurdi menyapa jasad Lock saat tiba di rumahnya di Inggris yang dihiasi mawar dan foto-foto dirinya.
Lock adalah warga Inggris ketiga yang tewas dalam pertempuran bersama YPG untuk mengusir ISIS.
(mas)