Jenderal AS: Kemampuan ICBM Korut Meningkat Pesat Melebihi Perkiraan
A
A
A
WASHINGTON - Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa kemampuan rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara (Korut) meningkat signifikan dan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kesimpulan jenderal AS ini mengacu pada hasil uji coba ICBM rezim Kim Jong-un pada 4 Juli 2017 lalu.
Milley, dalam sambutannya di “National Press Club” di Washington, mengatakan bahwa masih ada waktu untuk solusi non-militer terhadap krisis yang disebabkan oleh program nuklir dan rudal Korut. Namun, dia memperingatkan bahwa waktu tersebut hampir habis.
”Korut sangat berbahaya dan lebih berbahaya ketika beberapa minggu berlalu,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (28/7/2017).
Media AS pada pekan ini melaporkan bahwa Badan Intelijen Pertahanan (DIA), sebuah badan mata-mata Pentagon telah menilai bahwa Korut akan dapat membuat ICBM yang berkemampuan nuklir pada tahun depan. Batasan waktu itu lebih cepat dari pekiraan awal yakni sekitar empat tahun mendatang.
Namun, dua pejabat AS mengatakan beberapa analis lain yang mempelajari program rudal Korut tidak setuju dengan penilaian DIA. Para pejabat itu telah melihat peningkatan aktivitas Korut yang diduga akan melakukan uji coba rudal yang lain dalam beberapa hari.
Setelah tes ICBM pada 4 Juli, Korut mengklaim telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk mengerahkan hulu ledak nuklir melalui rudal tersebut. Pyongyang selama ini blakblakan soal rencananya untuk mengembangkan rudal nuklir yang mampu menyerang AS dan telah mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan program senjatanya.
Kesimpulan jenderal AS ini mengacu pada hasil uji coba ICBM rezim Kim Jong-un pada 4 Juli 2017 lalu.
Milley, dalam sambutannya di “National Press Club” di Washington, mengatakan bahwa masih ada waktu untuk solusi non-militer terhadap krisis yang disebabkan oleh program nuklir dan rudal Korut. Namun, dia memperingatkan bahwa waktu tersebut hampir habis.
”Korut sangat berbahaya dan lebih berbahaya ketika beberapa minggu berlalu,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (28/7/2017).
Media AS pada pekan ini melaporkan bahwa Badan Intelijen Pertahanan (DIA), sebuah badan mata-mata Pentagon telah menilai bahwa Korut akan dapat membuat ICBM yang berkemampuan nuklir pada tahun depan. Batasan waktu itu lebih cepat dari pekiraan awal yakni sekitar empat tahun mendatang.
Namun, dua pejabat AS mengatakan beberapa analis lain yang mempelajari program rudal Korut tidak setuju dengan penilaian DIA. Para pejabat itu telah melihat peningkatan aktivitas Korut yang diduga akan melakukan uji coba rudal yang lain dalam beberapa hari.
Setelah tes ICBM pada 4 Juli, Korut mengklaim telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk mengerahkan hulu ledak nuklir melalui rudal tersebut. Pyongyang selama ini blakblakan soal rencananya untuk mengembangkan rudal nuklir yang mampu menyerang AS dan telah mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan program senjatanya.
(mas)