Pengamat: S-400 Bikin AS Tak Bisa Macam-macam dengan Turki
A
A
A
ANKARA - Pengamat keamanan dan pertahanan Turki, Abdullah Ağar menuturkan, salah satu alasan mengapa Amerika Serikat (AS) khawatir dengan rencana pembelian S-400 oleh Turki dari Rusia adalah karena AS tidak bisa macam-macam lagi dengan Turki. Selain itu, pembelian S-400 juga terkait dengan keteguhan Turki untuk menentang rencana yang akan mengancam integritas teritorial Ankara.
"Situasi di kawasan ini telah berubah secara signifikan. Selama tiga tahun terakhir, Turki telah mengetahui ancaman yang dihadapinya serta tindakan mitra Baratnya dalam situasi ini," ucap Agara, sepeti dilansir Sputnik pada Rabu (26/7).
"Di satu sisi, Barat bekerja dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), dan afiliasinya di Suriah dan Irak. Di sisi lain, AS dan negara-negara Barat lainnya mendukung gerakan Gülen yang merupakan ancaman serius bagi Turki," sambungnya.
Dia menuturkan, sejak invasi ke Irak pada tahun 2003, Barat telah menerapkan sebuah rencana untuk menarik kembali peta Timur Tengah, yang mengakibatkan ancaman teroris yang berkembang di dekat perbatasan Turki, termasuk kebangkitan ISIS"Kebijakan semacam itu dapat mengakibatkan invasi asing baru di wilayah ini. Turki membutuhkan pendekatan baru untuk menentang kebijakan ini. Pembelian S-400 merupakan bagian dari teka-teki besar. Pada saat yang sama, situasinya tidak boleh dikurangi menjadi kontrak senjata dan harus dilakukan dalam kaitannya dengan pergeseran keseimbangan kekuatan geopolitik global," ungkapnya.
"Ada kecenderungan yang dapat menyebabkan pergeseran kekuatan global dari AS dan Eropa menuju Asia. Barat mengetahuinya, namun terus mendukung organisasi yang menjadi ancaman bagi Turki. Pada saat yang sama, Barat tidak Ingin kehilangan Turki. Dalam situasi seperti ini, Turki mencari solusi untuk teka-teki ini," ucapnya.
Ağar juga mengatakan, Barat kehilangan kredibilitas Ankara karena kebijakan kelompok pendukungnya yang ingin menghancurkan Turki secara terpisah. Selanjutnya, Ağar menggarisbawahi, Ankara tidak diizinkan untuk menggunakan sistem pertahanan rudal Patriot buatan AS, dan sebagai hasilnya Ankara memutuskan untuk fokus pada kerja sama dengan Rusia.
"Kesepakatan S-400 adalah bagian dari gambaran yang lebih besar dari kerjasama bilateral (Rusia-Turki) di berbagai bidang, terutama energi dan keamanan. Pasokan S-400 adalah pertanda bahwa Turki hanyut dari dunia Barat," tukasnya.
"Situasi di kawasan ini telah berubah secara signifikan. Selama tiga tahun terakhir, Turki telah mengetahui ancaman yang dihadapinya serta tindakan mitra Baratnya dalam situasi ini," ucap Agara, sepeti dilansir Sputnik pada Rabu (26/7).
"Di satu sisi, Barat bekerja dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), dan afiliasinya di Suriah dan Irak. Di sisi lain, AS dan negara-negara Barat lainnya mendukung gerakan Gülen yang merupakan ancaman serius bagi Turki," sambungnya.
Dia menuturkan, sejak invasi ke Irak pada tahun 2003, Barat telah menerapkan sebuah rencana untuk menarik kembali peta Timur Tengah, yang mengakibatkan ancaman teroris yang berkembang di dekat perbatasan Turki, termasuk kebangkitan ISIS"Kebijakan semacam itu dapat mengakibatkan invasi asing baru di wilayah ini. Turki membutuhkan pendekatan baru untuk menentang kebijakan ini. Pembelian S-400 merupakan bagian dari teka-teki besar. Pada saat yang sama, situasinya tidak boleh dikurangi menjadi kontrak senjata dan harus dilakukan dalam kaitannya dengan pergeseran keseimbangan kekuatan geopolitik global," ungkapnya.
"Ada kecenderungan yang dapat menyebabkan pergeseran kekuatan global dari AS dan Eropa menuju Asia. Barat mengetahuinya, namun terus mendukung organisasi yang menjadi ancaman bagi Turki. Pada saat yang sama, Barat tidak Ingin kehilangan Turki. Dalam situasi seperti ini, Turki mencari solusi untuk teka-teki ini," ucapnya.
Ağar juga mengatakan, Barat kehilangan kredibilitas Ankara karena kebijakan kelompok pendukungnya yang ingin menghancurkan Turki secara terpisah. Selanjutnya, Ağar menggarisbawahi, Ankara tidak diizinkan untuk menggunakan sistem pertahanan rudal Patriot buatan AS, dan sebagai hasilnya Ankara memutuskan untuk fokus pada kerja sama dengan Rusia.
"Kesepakatan S-400 adalah bagian dari gambaran yang lebih besar dari kerjasama bilateral (Rusia-Turki) di berbagai bidang, terutama energi dan keamanan. Pasokan S-400 adalah pertanda bahwa Turki hanyut dari dunia Barat," tukasnya.
(esn)