Pasangan Swiss Ditemukan di Gletser 75 tahun Setelah Menghilang
A
A
A
JENEWA - Pasangan yang menghilang di Pegunungan Alpen 75 tahun lalu ditemukan di sebuah gletser yang surut. Penemuan jasad keduanya mengakhiri ketidakpastian untuk tujuh anak mereka selama puluhan tahun.
Jasad keduanya ditemukan tergeletak dekat satu sama lain di Diablerets, Swiss selatan, bersama dengan ransel, botol, sebuah buku dan sebuah jam tangan.
Kepala resor ski Glacier 3000, Bernard Tschannen, mengatakan bahwa jasad keduanya ditemukan Kamis lalu.
"Itu adalah seorang pria dan seorang wanita yang mengenakan pakaian dari perang dunia terakhir. Es menyimpannya dengan sempurna dan barang-barang mereka masih utuh," kata Tschannen seperti dinukil Channel News Asia dari surat kabar Le Matin, Sabtu (22/7/2017).
Tschannen mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pasangan tersebut kemungkinan telah jatuh ke dalam sebuah ceruk.
Sebuah pemeriksaan DNA telah direncanakan untuk secara definitif mengetahui identitas mereka. Namun Le Matin mengutip Marceline Dumoulin yang mengatakan bahwa dia yakin jasadnya adalah orang tuanya, yang hilang pada 15 Agustus 1942.
Marcelin Dumoulin, seorang pembuat sepatu berusia 40 tahun saat itu, dan istrinya Francine, seorang guru sekolah berusia 37, telah meninggalkan desa mereka Chandolin untuk mencari rumput untuk ternak mereka di lereng gunung.
Pencarian dilakukan lebih dari dua bulan tapi akhirnya ketujuh anak mereka, lima anak laki-laki dan dua perempuan, ditempatkan di rumah asuh.
"Kami menghabiskan seluruh hidup kami untuk mencari mereka, tanpa henti. Kami tidak pernah mengira bisa memberi mereka pemakaman yang layak mereka dapatkan," kata Marceline Dumoulin, yang berusia empat tahun ketika orang tuanya hilang, kepada Le Matin.
Jasad keduanya ditemukan tergeletak dekat satu sama lain di Diablerets, Swiss selatan, bersama dengan ransel, botol, sebuah buku dan sebuah jam tangan.
Kepala resor ski Glacier 3000, Bernard Tschannen, mengatakan bahwa jasad keduanya ditemukan Kamis lalu.
"Itu adalah seorang pria dan seorang wanita yang mengenakan pakaian dari perang dunia terakhir. Es menyimpannya dengan sempurna dan barang-barang mereka masih utuh," kata Tschannen seperti dinukil Channel News Asia dari surat kabar Le Matin, Sabtu (22/7/2017).
Tschannen mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pasangan tersebut kemungkinan telah jatuh ke dalam sebuah ceruk.
Sebuah pemeriksaan DNA telah direncanakan untuk secara definitif mengetahui identitas mereka. Namun Le Matin mengutip Marceline Dumoulin yang mengatakan bahwa dia yakin jasadnya adalah orang tuanya, yang hilang pada 15 Agustus 1942.
Marcelin Dumoulin, seorang pembuat sepatu berusia 40 tahun saat itu, dan istrinya Francine, seorang guru sekolah berusia 37, telah meninggalkan desa mereka Chandolin untuk mencari rumput untuk ternak mereka di lereng gunung.
Pencarian dilakukan lebih dari dua bulan tapi akhirnya ketujuh anak mereka, lima anak laki-laki dan dua perempuan, ditempatkan di rumah asuh.
"Kami menghabiskan seluruh hidup kami untuk mencari mereka, tanpa henti. Kami tidak pernah mengira bisa memberi mereka pemakaman yang layak mereka dapatkan," kata Marceline Dumoulin, yang berusia empat tahun ketika orang tuanya hilang, kepada Le Matin.
(ian)