PBB Sebut Kehidupan di Gaza Semakin Menyedihkan
A
A
A
JERUSALEM - Kehidupan di Gaza semakin menyedikan setelah satu dekade pemerintahan Hamas dan blokade Israel serta Mesir yang melumpuhkan. Demikian laporan yang dikeluarkan PBB.
Laporan tersebut sangat kritis terhadap kelompok militan Islam, menuduhnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang substansial.
"Gaza terus mengikuti lintasan pembangunannya, bahkan dalam banyak kasus bahkan lebih cepat dari perkiraan semula," kata Robert Piper, koordinator PBB untuk bantuan di wilayah Palestina, dalam laporan tersebut.
Pada tahun 2012, PBB mengatakan bahwa Gaza sudah tidak dapat ditinggali pada tahun 2020 seperti dikutip dari Fox News, Rabu (12/7/2017).
Hamas merebut Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung Barat pada tahun 2007. Israel dan Mesir sejak itu telah mempertahankan sebuah sistem blokade yang telah membatasi perjalanan dan perdagangan secara ketat. Keduanya beralasan tindakan tersebut diperlukan untuk mencegah Hamas, yang mencari cara untuk menghancurkan Israel, mendapatkan senjata.
Laporan tersebut mengatakan bahwa akses semakin terhambat oleh penumpukan militer di Gaza oleh Hamas dan kelompok militan lainnya, yang terus berlanjut dan diintensifkan dalam dekade terakhir, termasuk menimbun roket dengan jangkauan yang lebih luas dan pembangunan terowongan canggih yang digunakan untuk penculikan dan serangan teroris di Israel.
Tidak ada komentar langsung dari Hamas terkait laporan ini.
Hamas telah bertempur dalam tiga perang dengan Israel sejak merebut kekuasaan, baru-baru ini terjadi pada musim panas 2014. Sebagian wilayah Gaza masih hancur akibat pertempuran tersebut.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan, laporan tersebut membuktikan bahwa Hamas tidak membawa apapun kecuali rasa sakit dan penghancuran kepada penduduk Gaza.
Laporan tersebut sangat kritis terhadap kelompok militan Islam, menuduhnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang substansial.
"Gaza terus mengikuti lintasan pembangunannya, bahkan dalam banyak kasus bahkan lebih cepat dari perkiraan semula," kata Robert Piper, koordinator PBB untuk bantuan di wilayah Palestina, dalam laporan tersebut.
Pada tahun 2012, PBB mengatakan bahwa Gaza sudah tidak dapat ditinggali pada tahun 2020 seperti dikutip dari Fox News, Rabu (12/7/2017).
Hamas merebut Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung Barat pada tahun 2007. Israel dan Mesir sejak itu telah mempertahankan sebuah sistem blokade yang telah membatasi perjalanan dan perdagangan secara ketat. Keduanya beralasan tindakan tersebut diperlukan untuk mencegah Hamas, yang mencari cara untuk menghancurkan Israel, mendapatkan senjata.
Laporan tersebut mengatakan bahwa akses semakin terhambat oleh penumpukan militer di Gaza oleh Hamas dan kelompok militan lainnya, yang terus berlanjut dan diintensifkan dalam dekade terakhir, termasuk menimbun roket dengan jangkauan yang lebih luas dan pembangunan terowongan canggih yang digunakan untuk penculikan dan serangan teroris di Israel.
Tidak ada komentar langsung dari Hamas terkait laporan ini.
Hamas telah bertempur dalam tiga perang dengan Israel sejak merebut kekuasaan, baru-baru ini terjadi pada musim panas 2014. Sebagian wilayah Gaza masih hancur akibat pertempuran tersebut.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan, laporan tersebut membuktikan bahwa Hamas tidak membawa apapun kecuali rasa sakit dan penghancuran kepada penduduk Gaza.
(ian)