Dituding AS Tidak Becus Atasi Perdagangan Manusia, Iran Murka
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran merespon dengan keras laporan yang dirilis Amerika Serikat (AS) mengenai perdagangan manusia. Iran masuk kategori “Tier 3” yang artinya, negara-negara yang pemerintahnya tidak sepenuhnya memenuhi standar minimum dan tidak melakukan upaya signifikan untuk melakukannya, dalam laporan yang dirilis AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi menyatakan, laporan itu sangat tendensius dan tidak berdasar. Dia juga menyebut laporan ini dibuat atas standar ganda yang diterapkan oleh AS.
"Laporan semacam itu tidak jelas, tendensius dan berdasarkan standar politik dan standar ganda dan hanya disajikan untuk mencemari citra Iran," kata Qassemi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Fars News pada Kamis (29/6).
"Departemen Luar Negeri AS membuat tuduhan yang tidak berdasar pada Iran, yang diilhami oleh ajaran Islam, menikmati salah satu konstitusi paling maju untuk mendukung martabat manusia dan parlemen telah memberlakukan undang-undang untuk memerangi perdagangan manusia dalam semua jenis," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, akar penyebab perdagangan manusia adalah kebijakan sepihak, mengganggu dan agresif, pendudukan, perang erosif, terorisme dan pembersihan etnis di mana pasukan keamanan, dimana militer AS dan sekutunya terlibat dalam semua hal tersebut.
"Tidak diragukan lagi, bahwa masyarakat internasional diharapkan agar pelaku kebijakan dan tindakan anti-manusia semacam itu yang telah mengintensifkan perdagangan manusia di seluruh dunia akan diidentifikasi dan ditangani dengan tepat. Pemerintah AS tidak dapat menghindari tanggung jawabnya dengan menuduh negara lain dan menyalahkan orang lain," ungkapnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi menyatakan, laporan itu sangat tendensius dan tidak berdasar. Dia juga menyebut laporan ini dibuat atas standar ganda yang diterapkan oleh AS.
"Laporan semacam itu tidak jelas, tendensius dan berdasarkan standar politik dan standar ganda dan hanya disajikan untuk mencemari citra Iran," kata Qassemi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Fars News pada Kamis (29/6).
"Departemen Luar Negeri AS membuat tuduhan yang tidak berdasar pada Iran, yang diilhami oleh ajaran Islam, menikmati salah satu konstitusi paling maju untuk mendukung martabat manusia dan parlemen telah memberlakukan undang-undang untuk memerangi perdagangan manusia dalam semua jenis," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, akar penyebab perdagangan manusia adalah kebijakan sepihak, mengganggu dan agresif, pendudukan, perang erosif, terorisme dan pembersihan etnis di mana pasukan keamanan, dimana militer AS dan sekutunya terlibat dalam semua hal tersebut.
"Tidak diragukan lagi, bahwa masyarakat internasional diharapkan agar pelaku kebijakan dan tindakan anti-manusia semacam itu yang telah mengintensifkan perdagangan manusia di seluruh dunia akan diidentifikasi dan ditangani dengan tepat. Pemerintah AS tidak dapat menghindari tanggung jawabnya dengan menuduh negara lain dan menyalahkan orang lain," ungkapnya.
(esn)