Perasaan Hancur, Ayah di China Ajak Anaknya yang Sakit Parah ke Kuburan
A
A
A
BEIJING - Seorang ayah di China telah hancur perasaannya setelah tak sanggup lagi membiayai pengobatan putri kecilnya yang sakit parah. Dia akhirnya mengajak anaknya tersebut bermain ke kuburan yang akan jadi tempat tinggal masa depan.
Zhang Xin Lei, 2, didiagnosis menderita thalasemia saat dia baru berusia dua bulan. Ayahnya, Zhang Liyong, telah menghabiskan uang lebih dari 11.000 poundsterling atau lebih dari Rp187 juta untuk perawatan medisnya. Namun, Liyong kini tidak lagi memiliki uang untuk melanjutkan pengobatan putri kecilnya.
Setelah menyadari tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, Liyong memutuskan satu-satunya pilihannya adalah mempersiapkan putrinya menghadapi kematian.
Gadis cilik itu diajak tiduran di kuburan yang telah digali. “Saya hanya bisa mengemukakan gagasan untuk mengajaknya bermain di tempat ini,” tutur Liyong.
”Di sinilah dia akan beristirahat dengan tenang,” katanya lagi. ”Yang bisa saya lakukan adalah menemaninya setiap hari.”
Liyong yang menemani tiduran di kuburan memeluk putrinya. Sementara itu, istrinya yang tengah hamil duduk di dekat mereka.
Keluarga tersebut telah meminjam uang dari teman mereka, tapi tawaran bantuan keuangan kini telah habis.
Thalasemia merupakan kondisi sakit di mana oksigen dalam darah penderita tidak normal. Penderita penyakit ini membutuhkan perawatan seumur hidup termasuk pengobatan dan transfusi darah.
Tanpa pemantauan ketat dan perawatan rutin, penderita dapat mengalami kerusakan organ yang serius dan nyawanya bisa terancam.
Dalam sebuah wawancara yang emosional, ibu gadis cilik itu menangis. ”Kami telah terdorong ke sebuah sudut. Tidak ada pilihan lain,” keluh Deng Min, ibu gadis tersebut, seperti dilansir Daily Mirror, Rabu (28/6/2017).
Zhang Xin Lei, 2, didiagnosis menderita thalasemia saat dia baru berusia dua bulan. Ayahnya, Zhang Liyong, telah menghabiskan uang lebih dari 11.000 poundsterling atau lebih dari Rp187 juta untuk perawatan medisnya. Namun, Liyong kini tidak lagi memiliki uang untuk melanjutkan pengobatan putri kecilnya.
Setelah menyadari tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, Liyong memutuskan satu-satunya pilihannya adalah mempersiapkan putrinya menghadapi kematian.
Gadis cilik itu diajak tiduran di kuburan yang telah digali. “Saya hanya bisa mengemukakan gagasan untuk mengajaknya bermain di tempat ini,” tutur Liyong.
”Di sinilah dia akan beristirahat dengan tenang,” katanya lagi. ”Yang bisa saya lakukan adalah menemaninya setiap hari.”
Liyong yang menemani tiduran di kuburan memeluk putrinya. Sementara itu, istrinya yang tengah hamil duduk di dekat mereka.
Keluarga tersebut telah meminjam uang dari teman mereka, tapi tawaran bantuan keuangan kini telah habis.
Thalasemia merupakan kondisi sakit di mana oksigen dalam darah penderita tidak normal. Penderita penyakit ini membutuhkan perawatan seumur hidup termasuk pengobatan dan transfusi darah.
Tanpa pemantauan ketat dan perawatan rutin, penderita dapat mengalami kerusakan organ yang serius dan nyawanya bisa terancam.
Dalam sebuah wawancara yang emosional, ibu gadis cilik itu menangis. ”Kami telah terdorong ke sebuah sudut. Tidak ada pilihan lain,” keluh Deng Min, ibu gadis tersebut, seperti dilansir Daily Mirror, Rabu (28/6/2017).
(mas)