Kisah Pilu Korban Kekerasan Seksual ISIS Tak Sengaja Memakan Anaknya Sendiri
A
A
A
BAGHDAD - Seorang perempuan Yazidi Irak yang ditawan dan menjadi korban kekerasan seksual oleh militan ISIS secara tidak sengaja mengkonsumsi daging yang merupakan tubuh anak lelakinya yang berusia satu tahun. Lantaran sangat lapar, dia tidak menyadari daging yang dia konsumsi adalah daging anaknya yang telah dibunuh ISIS.
Kisah pilu perempuan Yazidi itu diungkap anggota parlemen Irak Vian Dakhill dalam wawancara dengan stasiun televisi Mesir, Extra News, hari Senin. Perempuan Yazidi itu menceritakannya setelah dia dibebaskan pasukan Irak penyanderaan kelompok Islamic State atau ISIS.
Menurut Dakhil, perempuan Yazidi yang identitasnya tak bisa dia ungkap itu, dibiarkan kelaparan selama tiga hari di sebuah ruang bawah tanah di Irak oleh militan ISIS yang menjadikannya budak seks. Ketika perempuan itu kelaparan, militan ISIS membunuh anak lelakinya yang berusia setahun dan dagingnya dimasak untuk diberikan kepadanya.
”Salah satu wanita yang berhasil kami selamatkan dari ISIS mengatakan bahwa dia ditahan di ruang bawah tanah selama tiga hari tanpa makanan atau pun air,” kata Dakhill.
”Setelah itu, mereka (militan ISIS) membawa sepiring nasi dan daging. Dia makan makanan itu karena dia sangat lapar,” lanjut Dakhil yang transkrip wawancaranya diterjemahkan Middle East Media Research Institute, semalam (27/6/2017).
”Setelah selesai, mereka berkata kepadanya: 'Kami memasak anakmu yang berumur 1 tahun yang kami ambil darimu, dan inilah yang baru saja kamu makan’.”
Kelompok ISIS selama ini menganggap para wanita Yazidi merupakan pemuja setan karena mereka mempraktikkan agama kuno Yazidi. Kelompok itu telah menghilangkan nyawa banyak warga minoritas Irak dan menculik para perempuan Yazidi untuk dijadikan budak nafsu mereka.
Dalam wawancara tersebut, Dakhill juga mengungkap kisah seorang gadis berusia 10 tahun menjadi korban kekerasan seksual militan ISIS di depan ayahnya dan lima saudara perempuannya.
Kisah pilu perempuan Yazidi itu diungkap anggota parlemen Irak Vian Dakhill dalam wawancara dengan stasiun televisi Mesir, Extra News, hari Senin. Perempuan Yazidi itu menceritakannya setelah dia dibebaskan pasukan Irak penyanderaan kelompok Islamic State atau ISIS.
Menurut Dakhil, perempuan Yazidi yang identitasnya tak bisa dia ungkap itu, dibiarkan kelaparan selama tiga hari di sebuah ruang bawah tanah di Irak oleh militan ISIS yang menjadikannya budak seks. Ketika perempuan itu kelaparan, militan ISIS membunuh anak lelakinya yang berusia setahun dan dagingnya dimasak untuk diberikan kepadanya.
”Salah satu wanita yang berhasil kami selamatkan dari ISIS mengatakan bahwa dia ditahan di ruang bawah tanah selama tiga hari tanpa makanan atau pun air,” kata Dakhill.
”Setelah itu, mereka (militan ISIS) membawa sepiring nasi dan daging. Dia makan makanan itu karena dia sangat lapar,” lanjut Dakhil yang transkrip wawancaranya diterjemahkan Middle East Media Research Institute, semalam (27/6/2017).
”Setelah selesai, mereka berkata kepadanya: 'Kami memasak anakmu yang berumur 1 tahun yang kami ambil darimu, dan inilah yang baru saja kamu makan’.”
Kelompok ISIS selama ini menganggap para wanita Yazidi merupakan pemuja setan karena mereka mempraktikkan agama kuno Yazidi. Kelompok itu telah menghilangkan nyawa banyak warga minoritas Irak dan menculik para perempuan Yazidi untuk dijadikan budak nafsu mereka.
Dalam wawancara tersebut, Dakhill juga mengungkap kisah seorang gadis berusia 10 tahun menjadi korban kekerasan seksual militan ISIS di depan ayahnya dan lima saudara perempuannya.
(aww)