Warga AS Meninggal usai Dibebaskan Pyongyang, Trump: Rezim Korut Brutal
A
A
A
WASHINGTON - Mahasiswa Universitas Virginia, Amerika Serikat (AS), Otto Warmbier meninggal setelah dibebaskan rezim Korea Utara (Korut) dalam keadaan koma. Presiden Donald Trump mengutuk Pyongyang sebagai rezim brutal karena menyebabkan mahasiswa itu meninggal.
Warmbier, 22, adalah warga AS yang dihukum 15 tahun kerja paksa di Pyongyang atas tuduhan mencuri materi propaganda Korut saat melancong ke ibu kota negara Kim Jong-un itu. Dia telah menjalani hukuman selama 17 bulan sebelum dilaporkan koma dan dibebaskan.
“Banyak hal buruk terjadi,” kata Trump saat menghadiri pertemuan di Gedung Putih dengan para CEO teknologi. ”Tapi setidaknya kita membawanya pulang bersama orang tuanya,” lanjut Trump, seperti dikutip AP, Selasa (20/6/2017).
Baca Juga: Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut dalam Keadaan Koma Kini Meninggal
Warmbier dibebaskan rezim Kim Jong-un pekan lalu dengan alasan kemanusiaan. Perasaan orangtuanya hancur mendapati putra mereka koma dan akhirnya meninggal di sebuah rumah sakit di University of Cincinnati Medical Center pada hari Senin.
“Ini adalah rezim yang brutal,” kata Trump.”Dan kita akan bisa mengatasinya,” sambung dia.
Wakil Presiden Michael Richard Pence melalui akun Twitter-nya, @VP, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Warmbier. “Karen (istri Pence) dan saya sangat sedih mendengar ini. Kami sedang berdoa untuk keluarga Otto malam ini. Sebuah contoh tragis bahwa Korea Utara mengabaikan kehidupan manusia,” tulis Pence.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan bahwa AS menuntut Korea Utara bertanggung jawab atas pemenjaraan yang tidak adil terhadap Warmbier. Dia juga menuntut agar negara tersebut membebaskan tiga warga AS lainnya yang dipenjara karena tuduhan melakukan kejahatan terhadap negara.
Warmbier, 22, adalah warga AS yang dihukum 15 tahun kerja paksa di Pyongyang atas tuduhan mencuri materi propaganda Korut saat melancong ke ibu kota negara Kim Jong-un itu. Dia telah menjalani hukuman selama 17 bulan sebelum dilaporkan koma dan dibebaskan.
“Banyak hal buruk terjadi,” kata Trump saat menghadiri pertemuan di Gedung Putih dengan para CEO teknologi. ”Tapi setidaknya kita membawanya pulang bersama orang tuanya,” lanjut Trump, seperti dikutip AP, Selasa (20/6/2017).
Baca Juga: Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korut dalam Keadaan Koma Kini Meninggal
Warmbier dibebaskan rezim Kim Jong-un pekan lalu dengan alasan kemanusiaan. Perasaan orangtuanya hancur mendapati putra mereka koma dan akhirnya meninggal di sebuah rumah sakit di University of Cincinnati Medical Center pada hari Senin.
“Ini adalah rezim yang brutal,” kata Trump.”Dan kita akan bisa mengatasinya,” sambung dia.
Wakil Presiden Michael Richard Pence melalui akun Twitter-nya, @VP, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Warmbier. “Karen (istri Pence) dan saya sangat sedih mendengar ini. Kami sedang berdoa untuk keluarga Otto malam ini. Sebuah contoh tragis bahwa Korea Utara mengabaikan kehidupan manusia,” tulis Pence.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan bahwa AS menuntut Korea Utara bertanggung jawab atas pemenjaraan yang tidak adil terhadap Warmbier. Dia juga menuntut agar negara tersebut membebaskan tiga warga AS lainnya yang dipenjara karena tuduhan melakukan kejahatan terhadap negara.
(mas)