Hamas Ogah Terseret Konflik Arab Cs dengan Qatar
A
A
A
GAZA - Pejabat gerakan perlawanan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut sangat sadar untuk tidak berada dalam baris negara manapun. Hal itu merujuk pada krisis antara beberapa negara Arab dengan Qatar.
"Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, dan perlawanan Palestina berhati-hati untuk tidak melakukannya," kata wakil kepala gerakan Hamas Gaza, Khalil al-Hayya, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/6/2017).
Ia mengatakan hal itu saat pemakaman seorang militan Hamas, yang tewas dalam sebuah kecelakaan di sebuah kamp pelatihan militer yang merupakan anggota sayap bersenjata Hamas di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
"Kita harus mempersatukan bangsa dan menghindari semua perselisihan melalui persatuan dan pengertian, jadi akan menjadi mengangkat Palestina dan kemarahan bagi musuh-musuh Zionis kita," katanya.
Ia pun meminta media untuk tidak memasukkan atau mendorong nama Hamas dan perlawanan Palestina ke dalam isu-isu semacam itu untuk membagi negara dan perlawanan.
"Kita dalam perjalanan ke Yerusalem, musuh kita diketahui, dan senjata kita adalah diarahkan pada pendudukan Zionis, dan jangan melawan orang lain," imbuhnya.
Pada hari Senin, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman dan Libya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme dan kelompok teroris, mengacaukan wilayah tersebut dan melibatkan urusan internal negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.
"Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, dan perlawanan Palestina berhati-hati untuk tidak melakukannya," kata wakil kepala gerakan Hamas Gaza, Khalil al-Hayya, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/6/2017).
Ia mengatakan hal itu saat pemakaman seorang militan Hamas, yang tewas dalam sebuah kecelakaan di sebuah kamp pelatihan militer yang merupakan anggota sayap bersenjata Hamas di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
"Kita harus mempersatukan bangsa dan menghindari semua perselisihan melalui persatuan dan pengertian, jadi akan menjadi mengangkat Palestina dan kemarahan bagi musuh-musuh Zionis kita," katanya.
Ia pun meminta media untuk tidak memasukkan atau mendorong nama Hamas dan perlawanan Palestina ke dalam isu-isu semacam itu untuk membagi negara dan perlawanan.
"Kita dalam perjalanan ke Yerusalem, musuh kita diketahui, dan senjata kita adalah diarahkan pada pendudukan Zionis, dan jangan melawan orang lain," imbuhnya.
Pada hari Senin, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman dan Libya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme dan kelompok teroris, mengacaukan wilayah tersebut dan melibatkan urusan internal negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.
(ian)