Hari-hari Terakhir Saddam Hussein: Lagu Blige dan Cerita Bakar Mobil Mewah
A
A
A
WASHINGTON - Kehidupan bekas diktator Irak Saddam Hussein di hari-hari terakhir sebelum dieksekusi gantung diungkap dalam sebuah buku. Saddam di sisa hidupnya kerap mendengarkan lagu penyanyi Amerika Serikat (AS) Mary J. Blige dan bercerita pada polisi militer AS bahwa dia pernah membakar koleksi mobil mewah putranya.
Buku kisah hari-hari terakhir Saddam itu ditulis Will Bardenwerper. Judulnya; “The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid”.
Buku teresebut juga mengungkap emosional belasan polisi militer AS yang menjaga Saddam selama diadili atas tuduhan kejahatan perang sampai eksekusi.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS pada tahun 2003. Dia kemudian dijaga 12 anggota unit polisi militer AS yang dijuluki “The Super Twelve”.
Bardenwerper mengatakan para personel “The Super Twelve” akhirnya mengenal mantan diktator itu secara mendalam. Mereka menganggap sosok Saddam sebagai orang yang sangat menyenangkan yang menghargai kesederhanaan selama penahanannya.
Para penjaga itu ingat Saddam yang puas duduk di sel kecilnya atau di teras luar. Saddam secara teratur juga merawat sepetak tanah kecil yang dia sebut kebunnya di mana dia merokok cerutu Kuba yang telah disimpannya di wadah.
Mereka juga mengatakan bahwa mantan presiden Irak itu menikmati saat mengendarai sepeda tua yang dia namakan ”poni”.
Kebiasaan makan Saddam yang tak lumrah juga mereka ungkap. Bukan saja soal Saddam yang memiliki gigi manis, tapi sosoknya yang sangat memilih-milih makanan juga tak bisa mereka lupakan.
“Dia suka makanannya diatur dengan cermat di atas piringnya,” kata Bardenwerper yang mengutip pengakuan para personel “The Super Twelve”.
“Jika sepotong makanan tidak sempurna, seperti telur dadar yang robek, dia menolak memakannya,” lanjut Bardenwerper.
Saddam juga senang mendengarkan radio saat berada di tahanan. ”Dia selalu berhenti menyetir jika menemukan lagu Mary J. Blige,” ujar Bardenwerper.
Lebih lanjut, Saddam juga bercerita kepada para personel polisi militer AS itu tentang keluarganya. Suatu hari Saddam memberi tahu mereka bagaimana dia membakar banyak mobil mewah koleksi putranya, Uday. Tindakan Saddam itu sebagai hukuman karena putranya membunuh beberapa orang di sebuah kelab malam.
”Tertawa dengan liar, mantan diktator itu ingat bagaimana dia dengan gembira melihat neraka (kobaran api mobil) itu,” tulis Bardenwerper, yang dikutip dari New York Post, Minggu (4/6/2017).
Buku kisah hari-hari terakhir Saddam itu ditulis Will Bardenwerper. Judulnya; “The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid”.
Buku teresebut juga mengungkap emosional belasan polisi militer AS yang menjaga Saddam selama diadili atas tuduhan kejahatan perang sampai eksekusi.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS pada tahun 2003. Dia kemudian dijaga 12 anggota unit polisi militer AS yang dijuluki “The Super Twelve”.
Bardenwerper mengatakan para personel “The Super Twelve” akhirnya mengenal mantan diktator itu secara mendalam. Mereka menganggap sosok Saddam sebagai orang yang sangat menyenangkan yang menghargai kesederhanaan selama penahanannya.
Para penjaga itu ingat Saddam yang puas duduk di sel kecilnya atau di teras luar. Saddam secara teratur juga merawat sepetak tanah kecil yang dia sebut kebunnya di mana dia merokok cerutu Kuba yang telah disimpannya di wadah.
Mereka juga mengatakan bahwa mantan presiden Irak itu menikmati saat mengendarai sepeda tua yang dia namakan ”poni”.
Kebiasaan makan Saddam yang tak lumrah juga mereka ungkap. Bukan saja soal Saddam yang memiliki gigi manis, tapi sosoknya yang sangat memilih-milih makanan juga tak bisa mereka lupakan.
“Dia suka makanannya diatur dengan cermat di atas piringnya,” kata Bardenwerper yang mengutip pengakuan para personel “The Super Twelve”.
“Jika sepotong makanan tidak sempurna, seperti telur dadar yang robek, dia menolak memakannya,” lanjut Bardenwerper.
Saddam juga senang mendengarkan radio saat berada di tahanan. ”Dia selalu berhenti menyetir jika menemukan lagu Mary J. Blige,” ujar Bardenwerper.
Lebih lanjut, Saddam juga bercerita kepada para personel polisi militer AS itu tentang keluarganya. Suatu hari Saddam memberi tahu mereka bagaimana dia membakar banyak mobil mewah koleksi putranya, Uday. Tindakan Saddam itu sebagai hukuman karena putranya membunuh beberapa orang di sebuah kelab malam.
”Tertawa dengan liar, mantan diktator itu ingat bagaimana dia dengan gembira melihat neraka (kobaran api mobil) itu,” tulis Bardenwerper, yang dikutip dari New York Post, Minggu (4/6/2017).
(mas)